Pilot India Daratkan Pesawat Secara Manual di AS, 370 Orang Selamat
A
A
A
NEW JERSEY - Sebuah penyelamatan 370 penumpang secara dramatis dilakukan seorang pilot pesawat Air India. Dia melakukan pendaratan darurat secara manual di bandara Newwark, Amerika Serikat (AS) setelah pesawat mengalami serangkaian kegagalan teknis.
Pesawat dari New Delhi ke New York seharusnya mendarat di bandara John F. Kennedy (JFK) pada 11 September 2018. Namun, pesawat mendarat di Newark setelah mengalami serangkaian kegagalan teknis, cuaca buruk dan kehabisan bahan bakar.
Kapten pilot yang bertanggung jawab atas penerbangan 15 jam itu terdengar meresahkan sekitar 38 menit sebelum pesawat mendarat. Dia menelepon petugas Air Traffic Control di New York. "Kami benar-benar, Anda tahu, terjebak, dan tidak ada bahan bakar," kata kapten pilot Rustom Palia dalam rekaman panggilan telepon.
Kapten pilot untuk penerbangan AI-101 itu melanjutkan informasi darurat dengan menggambarkan kondisi pesawat hanya ada satu radioaltimeter yang berungsi. Traffic Collision and Avoidance System mengalami kegagalan fungsi.
"Tidak ada sistem darat otomatis, tidak ada sistem wind-shear, (tidak ada) Auto Speed Brake, dan Unit Daya Pembantu juga tidak bisa berfungsi," lanjut dia.
Prospek menjadi lebih suram ketika pilot menemukan bahwa kru tidak dapat mengandalkan sistem pendaratan otomatis, yaitu penerima Instrument Landing System (ILS).
Ini sangat penting untuk pendaratan pesawat di jalur yang benar dalam cuaca buruk, di mana pesawat Boeing 777-300 sedang dalam proses untuk melakukannya pada hari itu.
“Pada dasarnya, kami memiliki sumber raidoaltimeter tunggal, kami memiliki kegagalan Traffic Collision dan Avoidance System,” katanya dalam laporan kepada petugas Air Traffic Control di New York melalui saluran radio.
Pesawat itu secara ajaib berhasil mendarat dengan aman di Newark, tempat tim darurat berkumpul dan siaga untuk melakukan tindakan pencegahan jika terjadi insiden yang tak diinginkan.
Pilot menggunakan pendekatan outside-the-box untuk mendaratkan pesawat, yang melibatkan penggunaan beberapa alat bantu navigasi fungsional di pesawat.
Seorang pejabat dari Dirjen Penerbangan Sipil setempat memuji pilot tersebut karena mengelola krisis dan membawa semua penumpang selamat. Menurut pejabat tersebut, penyelidikan telah diluncurkan untuk mengetahui penyebab serangkaian gangguan teknis pesawat.
"Kami telah memulai penyelidikan dan penyelidikan akan fokus pada gangguan teknis," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Russia Today, Rabu (19/9/2018).
Rekaman audio dari percakapan panik antara pilot dan petugas Air Traffic Control telah dirilis oleh liveatc.net.
Pesawat dari New Delhi ke New York seharusnya mendarat di bandara John F. Kennedy (JFK) pada 11 September 2018. Namun, pesawat mendarat di Newark setelah mengalami serangkaian kegagalan teknis, cuaca buruk dan kehabisan bahan bakar.
Kapten pilot yang bertanggung jawab atas penerbangan 15 jam itu terdengar meresahkan sekitar 38 menit sebelum pesawat mendarat. Dia menelepon petugas Air Traffic Control di New York. "Kami benar-benar, Anda tahu, terjebak, dan tidak ada bahan bakar," kata kapten pilot Rustom Palia dalam rekaman panggilan telepon.
Kapten pilot untuk penerbangan AI-101 itu melanjutkan informasi darurat dengan menggambarkan kondisi pesawat hanya ada satu radioaltimeter yang berungsi. Traffic Collision and Avoidance System mengalami kegagalan fungsi.
"Tidak ada sistem darat otomatis, tidak ada sistem wind-shear, (tidak ada) Auto Speed Brake, dan Unit Daya Pembantu juga tidak bisa berfungsi," lanjut dia.
Prospek menjadi lebih suram ketika pilot menemukan bahwa kru tidak dapat mengandalkan sistem pendaratan otomatis, yaitu penerima Instrument Landing System (ILS).
Ini sangat penting untuk pendaratan pesawat di jalur yang benar dalam cuaca buruk, di mana pesawat Boeing 777-300 sedang dalam proses untuk melakukannya pada hari itu.
“Pada dasarnya, kami memiliki sumber raidoaltimeter tunggal, kami memiliki kegagalan Traffic Collision dan Avoidance System,” katanya dalam laporan kepada petugas Air Traffic Control di New York melalui saluran radio.
Pesawat itu secara ajaib berhasil mendarat dengan aman di Newark, tempat tim darurat berkumpul dan siaga untuk melakukan tindakan pencegahan jika terjadi insiden yang tak diinginkan.
Pilot menggunakan pendekatan outside-the-box untuk mendaratkan pesawat, yang melibatkan penggunaan beberapa alat bantu navigasi fungsional di pesawat.
Seorang pejabat dari Dirjen Penerbangan Sipil setempat memuji pilot tersebut karena mengelola krisis dan membawa semua penumpang selamat. Menurut pejabat tersebut, penyelidikan telah diluncurkan untuk mengetahui penyebab serangkaian gangguan teknis pesawat.
"Kami telah memulai penyelidikan dan penyelidikan akan fokus pada gangguan teknis," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Russia Today, Rabu (19/9/2018).
Rekaman audio dari percakapan panik antara pilot dan petugas Air Traffic Control telah dirilis oleh liveatc.net.
(mas)