CEO Salesforce dan Istri Beli Majalah Time Rp2,8 Triliun
A
A
A
NEW YORK - Majalah legendaris asal Amerika Serikat, Time, segera berpindah tangan. CEO Salesforce, Marc Benioff, dan istrinya Lynne Benioff membeli majalah tersebut senilai USD190 juta (Rp2,8 triliun) dari Meredith Corp.
Pembelian atas nama pribadi pasangan suami-istri tersebut, bukan perusahaan. Kabar adanya transaksi majalah berita mingguan yang berdiri pada 1923 tersebut pertama kali The Wall Street Journal. Proses kesepakatan yang tengah berlangsung diper kirakan akan mencapai titik temu dalam 30 hari mendatang.
Selain pembelian tidak mengatasnamakan Salesforce, Marc Benioff dan Lynne juga tidak akan menjalankan bisnis majalah Time. Mereka sebatas memberikan petunjuk dan pelatihan manajemen kepada Time. “Benioff akan memiliki Time sebagai bentuk investasi keluarga,” kata pemimpin redaksi Time Edward Fel senthal kepada para stafnya ketika kesepakatan itu diumumkan pada Minggu malam (16/9).
Bagi keluarga Benioff, pembelian Time menjadi sebuah kebanggaan. Betapa tidak, Time yang didirikan Henry Luce merupakan salah satu majalah paling populer dan berpengaruh di dunia. Salah satu rubrikasi paling menarik perhatian adalah Person of the Year-sebelumnya Man of the Year.
Beberapa tokoh kontroversi pernah menjadi Person of the Year, di antaranya Adolf Hitler dan Ayatollah Khomeini. Dalam pandangan Benioff, kekuatan utama Time adalah gaya cerita unik kepada orang dan isu yang berdampak kepada banyak orang serta selalu berhubungan banyak pihak.
“Lynne dan saya tidak akan ikut bertanggung jawab dalam operasikan Time, dan hanya akan menjadi pelayan untuk label ikonik dan bersejarah ini,” katanya. Transaksi pembelian majalah Time itu mengingatkan kembali ketika Jeff Bezos membeli harian The Washington Post senilai USD250 juta. Kesepakatan itu terjadi sekitar lima tahun lalu.
Transaksi itu menjadi contoh banyak pengusaha teknologi tertarik memiliki bisnis jurnalistik. Pembelian The Washington Post juga dipisahkan dari peranan Bezos sebagai CEO Amazon. Benioff yang menduduki peringkat ke-246 dalam peringkat miliarder versi Bloomberg, menjanjikan kesepakatan seperti yang dilakukan Bezos saat mengakuisisi majalah Time.
“Semua orang mengetahui, Time merupakan harta karun dalam sejarah dan budaya,” kata ujar Benioff melalui surel kepada CNN. “Kita memiliki penghormatan mendalam untuk seluruh organisasi mereka dan menghormati kini karena Time adalah bagian dari portofolio investasi keluarga,” katanya.
Meskipun ada jaminan tersebut, memang ada kekhawatiran ketika seorang CEO Silicon Valley mengambil alih Time, sebuah majalah yang kerap meliput dampak teknologi terhadap masyarakat. Felsenthal mengatakan pada memo kepada karyawannya, keluarga Benioff memiliki “tumpuan tujuan” ketika memiliki Time.
“Salah satu tantangan pertama adalah Marc dan Lynne ingin memberikan kita untuk berpikir besar, benar-benar besar. Di luar rencana lima tahun, tapi seperti apa yang akan dilakukan Time pada 2040? Apakah itu akan berarti bagi orang pada beberapa dekade dari sekarang?” ujar Felsenthal.
“Itulah apa yang akan kita berpikir bagaimana kita menciptakan rumah baru untuk Time yang telah berakar di mana kita mengetahui hal itu telah dikenal dengan baik. Kita memiliki sumber daya dan banyak potensi hebat sebagai individu dan sebagai Time. Kita didukung oleh pemilih dengan catatan inovasi dan tokoh yang membangun kolaborasi, dan budaya kreatif,” imbuh dia.
Untuk diketahui, Meredith membeli majalah Time dari Time Inc pada Januari lalu. Meskipun sudah dalam proses kesepakatan dengan Benioff, Meredith menyatakan melaksanakan pelayanan pemasaran, langganan, pembelian kertas, dan percetakan. “Meredith juga masih mengelola label Time khusus untuk korporasi besar,” demikian pernyataan Meredith.
Meredith sebenarnya juga menawarkan tiga media lain, seperti Fortune, Money, dan Sports Illustrated. Namun, Benioff tidak tertarik membeli ketiga media tersebut. “Kese - pa katan penjualan ketiga me - dia tersebut diperkirakan akan di umumkan dalam waktu dekat ini,” ujar juru bicara Meredith dilansir Fortune. Dulu, Me re dith membeli beberapa media da lam Grup Time Inc senilai USD1,8 miliar.
Penjualan Time memang tidak terlepas dari melesunya bisnis media cetak. The Wall Street Journal melaporkan penjualan Time yang didirikan pada 1923 mengalami penurunan pendapatan dari iklan cetak pada beberapa tahun terakhir.
Namun, majalah itu masih memiliki lebih dari 100 juta pembaca baik versi cetak dan daring. Edisi khusus seperti Person of the Year juga selalu diminati banyak orang. Meredith sendiri beralasan menjual majalah Time dan media lainnya karena mereka memiliki pembaca dan pengiklan yang berbeda dengan majalah yang diterbitkannya. Meredith akan fokus pada majalah hiburan, makanan, gaya hidup, rumah, parenting, kecantikan, dan fashion.
“Time telah menjadi garda depan dalam peristiwa paling signifikan dan memiliki berita yang berdampak pada percakapan global,” kata CEO Meredith Tom Harty. Dibandingkan pemain teknologi informasi, nama Benioff terbilang kurang begitu dikenal.
Padahal, dia merupakan pionir dalam pengembangan industri komputasi awan, yakni bisnis yang menjadi internet sebagai basis pengembangan teknologi. Benioff mendirikan Salesforce pada 1999 untuk menciptakan perusahaan peranti lunak baru berbasis komputasi awan. Di bawah kepemimpinanya, Salesforce mampu masuk menjadi Fortune 500, dan 10 besar perusahaan peranti lunak terbesar di dunia.
Forbes menyebut Benioff memimpin Salesforce menjadi World’s Most Innovative Companies dalam tujuh tahun berturut-turut. Kemudian, majalah Fortune menyebut Salesforce sebagai World’s Most Admired Companies. Semua prestasi Salesforce tidak lepas karena visi kepemimpinan dan inovasi yang dilakukan Benioff.
Dia juga masuk dalam World’s 50 Greatest Leaders versi Fortune, 50 Most Influential People versi Bloomberg, salah satu 20 Best-Performing CEOs oleh Harvard Business Re view, dan masih banyak lagi. Dia juga menjadi anggota dewan penyantun World Economic Forum.
Pembelian atas nama pribadi pasangan suami-istri tersebut, bukan perusahaan. Kabar adanya transaksi majalah berita mingguan yang berdiri pada 1923 tersebut pertama kali The Wall Street Journal. Proses kesepakatan yang tengah berlangsung diper kirakan akan mencapai titik temu dalam 30 hari mendatang.
Selain pembelian tidak mengatasnamakan Salesforce, Marc Benioff dan Lynne juga tidak akan menjalankan bisnis majalah Time. Mereka sebatas memberikan petunjuk dan pelatihan manajemen kepada Time. “Benioff akan memiliki Time sebagai bentuk investasi keluarga,” kata pemimpin redaksi Time Edward Fel senthal kepada para stafnya ketika kesepakatan itu diumumkan pada Minggu malam (16/9).
Bagi keluarga Benioff, pembelian Time menjadi sebuah kebanggaan. Betapa tidak, Time yang didirikan Henry Luce merupakan salah satu majalah paling populer dan berpengaruh di dunia. Salah satu rubrikasi paling menarik perhatian adalah Person of the Year-sebelumnya Man of the Year.
Beberapa tokoh kontroversi pernah menjadi Person of the Year, di antaranya Adolf Hitler dan Ayatollah Khomeini. Dalam pandangan Benioff, kekuatan utama Time adalah gaya cerita unik kepada orang dan isu yang berdampak kepada banyak orang serta selalu berhubungan banyak pihak.
“Lynne dan saya tidak akan ikut bertanggung jawab dalam operasikan Time, dan hanya akan menjadi pelayan untuk label ikonik dan bersejarah ini,” katanya. Transaksi pembelian majalah Time itu mengingatkan kembali ketika Jeff Bezos membeli harian The Washington Post senilai USD250 juta. Kesepakatan itu terjadi sekitar lima tahun lalu.
Transaksi itu menjadi contoh banyak pengusaha teknologi tertarik memiliki bisnis jurnalistik. Pembelian The Washington Post juga dipisahkan dari peranan Bezos sebagai CEO Amazon. Benioff yang menduduki peringkat ke-246 dalam peringkat miliarder versi Bloomberg, menjanjikan kesepakatan seperti yang dilakukan Bezos saat mengakuisisi majalah Time.
“Semua orang mengetahui, Time merupakan harta karun dalam sejarah dan budaya,” kata ujar Benioff melalui surel kepada CNN. “Kita memiliki penghormatan mendalam untuk seluruh organisasi mereka dan menghormati kini karena Time adalah bagian dari portofolio investasi keluarga,” katanya.
Meskipun ada jaminan tersebut, memang ada kekhawatiran ketika seorang CEO Silicon Valley mengambil alih Time, sebuah majalah yang kerap meliput dampak teknologi terhadap masyarakat. Felsenthal mengatakan pada memo kepada karyawannya, keluarga Benioff memiliki “tumpuan tujuan” ketika memiliki Time.
“Salah satu tantangan pertama adalah Marc dan Lynne ingin memberikan kita untuk berpikir besar, benar-benar besar. Di luar rencana lima tahun, tapi seperti apa yang akan dilakukan Time pada 2040? Apakah itu akan berarti bagi orang pada beberapa dekade dari sekarang?” ujar Felsenthal.
“Itulah apa yang akan kita berpikir bagaimana kita menciptakan rumah baru untuk Time yang telah berakar di mana kita mengetahui hal itu telah dikenal dengan baik. Kita memiliki sumber daya dan banyak potensi hebat sebagai individu dan sebagai Time. Kita didukung oleh pemilih dengan catatan inovasi dan tokoh yang membangun kolaborasi, dan budaya kreatif,” imbuh dia.
Untuk diketahui, Meredith membeli majalah Time dari Time Inc pada Januari lalu. Meskipun sudah dalam proses kesepakatan dengan Benioff, Meredith menyatakan melaksanakan pelayanan pemasaran, langganan, pembelian kertas, dan percetakan. “Meredith juga masih mengelola label Time khusus untuk korporasi besar,” demikian pernyataan Meredith.
Meredith sebenarnya juga menawarkan tiga media lain, seperti Fortune, Money, dan Sports Illustrated. Namun, Benioff tidak tertarik membeli ketiga media tersebut. “Kese - pa katan penjualan ketiga me - dia tersebut diperkirakan akan di umumkan dalam waktu dekat ini,” ujar juru bicara Meredith dilansir Fortune. Dulu, Me re dith membeli beberapa media da lam Grup Time Inc senilai USD1,8 miliar.
Penjualan Time memang tidak terlepas dari melesunya bisnis media cetak. The Wall Street Journal melaporkan penjualan Time yang didirikan pada 1923 mengalami penurunan pendapatan dari iklan cetak pada beberapa tahun terakhir.
Namun, majalah itu masih memiliki lebih dari 100 juta pembaca baik versi cetak dan daring. Edisi khusus seperti Person of the Year juga selalu diminati banyak orang. Meredith sendiri beralasan menjual majalah Time dan media lainnya karena mereka memiliki pembaca dan pengiklan yang berbeda dengan majalah yang diterbitkannya. Meredith akan fokus pada majalah hiburan, makanan, gaya hidup, rumah, parenting, kecantikan, dan fashion.
“Time telah menjadi garda depan dalam peristiwa paling signifikan dan memiliki berita yang berdampak pada percakapan global,” kata CEO Meredith Tom Harty. Dibandingkan pemain teknologi informasi, nama Benioff terbilang kurang begitu dikenal.
Padahal, dia merupakan pionir dalam pengembangan industri komputasi awan, yakni bisnis yang menjadi internet sebagai basis pengembangan teknologi. Benioff mendirikan Salesforce pada 1999 untuk menciptakan perusahaan peranti lunak baru berbasis komputasi awan. Di bawah kepemimpinanya, Salesforce mampu masuk menjadi Fortune 500, dan 10 besar perusahaan peranti lunak terbesar di dunia.
Forbes menyebut Benioff memimpin Salesforce menjadi World’s Most Innovative Companies dalam tujuh tahun berturut-turut. Kemudian, majalah Fortune menyebut Salesforce sebagai World’s Most Admired Companies. Semua prestasi Salesforce tidak lepas karena visi kepemimpinan dan inovasi yang dilakukan Benioff.
Dia juga masuk dalam World’s 50 Greatest Leaders versi Fortune, 50 Most Influential People versi Bloomberg, salah satu 20 Best-Performing CEOs oleh Harvard Business Re view, dan masih banyak lagi. Dia juga menjadi anggota dewan penyantun World Economic Forum.
(don)