Pencarian Korban Terjangan Topan Mangkhut Terus Berlanjut
A
A
A
MANILA - Harapan untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan bangunan dan tanah longsor di Filipina sudah sirna.
Puluhan orang dilaporkan hilang setelah Topan Mangkhut menghantam Filipina selatan dua hari lalu. Sekitar 300 polisi, tentara, petugas pemadam kebakaran, dan sukarelawan berjuang keras memindahkan bebatuan, lumpur, dan reruntuhan dari gedung yang roboh. Mereka berharap bisa menemukan tanda-tanda kehidupan setelah 12 jenazah bisa ditarik dari reruntuhan rumah yang hancur akibat tanah longsor.
Desa Ucab, wilayah Cordillera, mengalami satu dari 50 tanah longsor yang dipicu hujan deras akibat Topan Mangkhut. Topan yang melanda Filipina pada Sabtu pagi (15/9) mengakibatkan sedikitnya 54 orang hilang. Tiga orang berhasil diselamatkan di Ucab, sementara 55 orang masih hilang, termasuk enam anak-anak. Banyak rumah di sana juga hancur akibat terjangan Topan Mangkhut.
“Saya yakin 99% orang yang tertimbun di sana sudah tewas,” kata Wali Kota Cordillera, Victorio Palangdan, dilansir Reuters . “Kita akan terus melanjutkan pencarian hingga kita menemukan mereka semua,” ujarnya.
Para penyelamat menggunakan alat seadanya dan tidak menggunakan alat berat. Mereka bahu membahu mengangkut beton dan kayu. Mereka juga mencari korban yang tertimbun di rumah bawah tanah di miliki perusahaan tambang minyak Benguet Corp. Kamar Dagang Tambang Filipina mengungkapkan, Benguet Corp telah diminta meninggalkan wilayah tersebut karena ancaman tanah longsor.
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Roy Cimatu kemarin memerintahkan penghentian seluruh aktivitas penambangan di wilayah Cordille karena tanah longsor telah menewaskan 24 orang. Topan Mangkhut berdampak terhadap lima juta warga Filipina. Sebanyak 150.000 warga terpaksa tinggal di pusat penampungan ketika topan itu menghantam dengan kecepatan 205 km per jam.
Topan Mangkhut menghancurkan panen padi dan jagung dengan total kerugian mencapai USD177 juta dan merusak 450 rumah. Topan itu mengakibatkan banjir di sembilan provinsi. Jalan menuju Ucab, desa terpencil yang berjarak 18 km dari Kota Baguio, terputus karena tanah longsor.
Tim penyelamat bergerak ke sana dengan berjalan kaki. Itu menyebabkan jumlah korban di sana belum diketahui. Otoritas lokal memprediksi jumlah korban tewas akibat Topan Mangkhut akan terus bertambah.
Kepala Polisi Nasional Filipina Oscar Albayalde mengungkapkan, petugas kepolisian dikirim untuk lokasi yang belum dijangkau dengan membawa radar pendeteksi manusia, alat gali, dan peralatan kesehatan. Anjing pelacak juga dilibatkan untuk mencari korban yang masih tertimbun. Dua jenazah berhasil ditarik dari gedung yang hancur kemarin.
“Alat berat tidak bisa masuk ke desa karena akses jalan hancur akibat tanah longsor,” kata petugas kepolisian, Helder Sikwan, 25. “Tidak ada tanda kehidupan. Kita hanya diperintah melaksanakan operasi pencarian dan penyelamatan,” ujarnya.
Sementara di Hong Kong, petugas otoritas lokal membersihkan puing-puing gedung yang roboh setelah dihancurkan topan paling kuat. Perkantoran dan pasar keuangan kemarin langsung beroperasi dengan normal. Sebagian wilayah Hong Kong mengalami banjir, tetapi tidak ada laporan korban tewas.
Di China daratan, lebih dari tiga juta warga mengungsi ke lokasi aman di China Selatan setelah Topan Mangkhut menghantam kawasan tersebut. Mangkhut melanda kawasan Guangdong, kawasan provinsi terpadat di China pada Minggu pagi (16/9) dan menewaskan empat orang.
Topan itu bergerak menuju Provinsi Guangxi pada Minggu malam. Stasiun televisi milik Pemerintah China, CCTV, melaporkan 38 sungai di Guangxi meluap. Ada 12 stasiun pengawasan melaporkan gelombang tinggi. Sebanyak 13.300 hektare sawah juga mengalami kerusakan. Topan itu menghantam wilayah Guizhou, Chongqing, dan Yunnan, kemarin.
Florence Menghantam Carolina
Badai Florence mengakibat banjir di banyak kota di negara bagian North Carolina. Itu menjadi banjir paling parah setelah dua tahun lalu mereka diterjang Badai Matthew. Sejak bencana terdahulu, petugas pemadam kebakaran sudah dilatih untuk operasi penyelamatan dan banyak bendungan yang dibangun, tapi banjir tetap saja terjadi.
Wilayah dekat pantai Wilmington, North Carolina, terputus dari wilayah lain karena banjir melanda wilayah tersebut. Para pejabat melaporkan semua jalanan masuk dan keluar wilayah tersebut tidak bisa dilalui. Melansir BBC, petugas telah membantu 400 penduduk untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Jangan datang ke sini,” kata Komisi Wilayah New Hanover di Wilmington, Woody White. “Jalanan kita banjir. Tidak ada akses ke sini. Kita ingin datang ke rumahmu, tetapi kamu tidak datang,” katanya.
Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas terkait Badai Florence yang melanda North dan South Carolina sejak Kamis (13/9) lalu. Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan banjir bandang bisa terjadi di kawasan yang dilanda banjir dua hari setelah tragedi tersebut. “Banjir melanda Carolina. Itu banjir terburuk yang pernah melanda kota itu,” kata meteorology NWS Zach Taylor.
“Itu disebabkan karena tanah tidak bisa menyerap air hujan yang begitu banyak,” tuturnya. Lebih dari 641.000 rumah dan gedung belum mendapatkan listrik kemarin di North dan South Carolina. “Perlu waktu satu minggu lebih untuk memulihkan aliran listrik,” kata Presiden Duke Center di North Carolina, David Mountain.
Puluhan orang dilaporkan hilang setelah Topan Mangkhut menghantam Filipina selatan dua hari lalu. Sekitar 300 polisi, tentara, petugas pemadam kebakaran, dan sukarelawan berjuang keras memindahkan bebatuan, lumpur, dan reruntuhan dari gedung yang roboh. Mereka berharap bisa menemukan tanda-tanda kehidupan setelah 12 jenazah bisa ditarik dari reruntuhan rumah yang hancur akibat tanah longsor.
Desa Ucab, wilayah Cordillera, mengalami satu dari 50 tanah longsor yang dipicu hujan deras akibat Topan Mangkhut. Topan yang melanda Filipina pada Sabtu pagi (15/9) mengakibatkan sedikitnya 54 orang hilang. Tiga orang berhasil diselamatkan di Ucab, sementara 55 orang masih hilang, termasuk enam anak-anak. Banyak rumah di sana juga hancur akibat terjangan Topan Mangkhut.
“Saya yakin 99% orang yang tertimbun di sana sudah tewas,” kata Wali Kota Cordillera, Victorio Palangdan, dilansir Reuters . “Kita akan terus melanjutkan pencarian hingga kita menemukan mereka semua,” ujarnya.
Para penyelamat menggunakan alat seadanya dan tidak menggunakan alat berat. Mereka bahu membahu mengangkut beton dan kayu. Mereka juga mencari korban yang tertimbun di rumah bawah tanah di miliki perusahaan tambang minyak Benguet Corp. Kamar Dagang Tambang Filipina mengungkapkan, Benguet Corp telah diminta meninggalkan wilayah tersebut karena ancaman tanah longsor.
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Roy Cimatu kemarin memerintahkan penghentian seluruh aktivitas penambangan di wilayah Cordille karena tanah longsor telah menewaskan 24 orang. Topan Mangkhut berdampak terhadap lima juta warga Filipina. Sebanyak 150.000 warga terpaksa tinggal di pusat penampungan ketika topan itu menghantam dengan kecepatan 205 km per jam.
Topan Mangkhut menghancurkan panen padi dan jagung dengan total kerugian mencapai USD177 juta dan merusak 450 rumah. Topan itu mengakibatkan banjir di sembilan provinsi. Jalan menuju Ucab, desa terpencil yang berjarak 18 km dari Kota Baguio, terputus karena tanah longsor.
Tim penyelamat bergerak ke sana dengan berjalan kaki. Itu menyebabkan jumlah korban di sana belum diketahui. Otoritas lokal memprediksi jumlah korban tewas akibat Topan Mangkhut akan terus bertambah.
Kepala Polisi Nasional Filipina Oscar Albayalde mengungkapkan, petugas kepolisian dikirim untuk lokasi yang belum dijangkau dengan membawa radar pendeteksi manusia, alat gali, dan peralatan kesehatan. Anjing pelacak juga dilibatkan untuk mencari korban yang masih tertimbun. Dua jenazah berhasil ditarik dari gedung yang hancur kemarin.
“Alat berat tidak bisa masuk ke desa karena akses jalan hancur akibat tanah longsor,” kata petugas kepolisian, Helder Sikwan, 25. “Tidak ada tanda kehidupan. Kita hanya diperintah melaksanakan operasi pencarian dan penyelamatan,” ujarnya.
Sementara di Hong Kong, petugas otoritas lokal membersihkan puing-puing gedung yang roboh setelah dihancurkan topan paling kuat. Perkantoran dan pasar keuangan kemarin langsung beroperasi dengan normal. Sebagian wilayah Hong Kong mengalami banjir, tetapi tidak ada laporan korban tewas.
Di China daratan, lebih dari tiga juta warga mengungsi ke lokasi aman di China Selatan setelah Topan Mangkhut menghantam kawasan tersebut. Mangkhut melanda kawasan Guangdong, kawasan provinsi terpadat di China pada Minggu pagi (16/9) dan menewaskan empat orang.
Topan itu bergerak menuju Provinsi Guangxi pada Minggu malam. Stasiun televisi milik Pemerintah China, CCTV, melaporkan 38 sungai di Guangxi meluap. Ada 12 stasiun pengawasan melaporkan gelombang tinggi. Sebanyak 13.300 hektare sawah juga mengalami kerusakan. Topan itu menghantam wilayah Guizhou, Chongqing, dan Yunnan, kemarin.
Florence Menghantam Carolina
Badai Florence mengakibat banjir di banyak kota di negara bagian North Carolina. Itu menjadi banjir paling parah setelah dua tahun lalu mereka diterjang Badai Matthew. Sejak bencana terdahulu, petugas pemadam kebakaran sudah dilatih untuk operasi penyelamatan dan banyak bendungan yang dibangun, tapi banjir tetap saja terjadi.
Wilayah dekat pantai Wilmington, North Carolina, terputus dari wilayah lain karena banjir melanda wilayah tersebut. Para pejabat melaporkan semua jalanan masuk dan keluar wilayah tersebut tidak bisa dilalui. Melansir BBC, petugas telah membantu 400 penduduk untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Jangan datang ke sini,” kata Komisi Wilayah New Hanover di Wilmington, Woody White. “Jalanan kita banjir. Tidak ada akses ke sini. Kita ingin datang ke rumahmu, tetapi kamu tidak datang,” katanya.
Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas terkait Badai Florence yang melanda North dan South Carolina sejak Kamis (13/9) lalu. Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan banjir bandang bisa terjadi di kawasan yang dilanda banjir dua hari setelah tragedi tersebut. “Banjir melanda Carolina. Itu banjir terburuk yang pernah melanda kota itu,” kata meteorology NWS Zach Taylor.
“Itu disebabkan karena tanah tidak bisa menyerap air hujan yang begitu banyak,” tuturnya. Lebih dari 641.000 rumah dan gedung belum mendapatkan listrik kemarin di North dan South Carolina. “Perlu waktu satu minggu lebih untuk memulihkan aliran listrik,” kata Presiden Duke Center di North Carolina, David Mountain.
(don)