Bantu Tunawisma, Bezos Sumbang Sebanyak 29,5 Triliun
A
A
A
SEATTLE - Semakin kaya semakin banyak membantu sesama. Tren ini kian terlihat di kalangan para multi miliarder dunia. Pendiri, Chairman, dan CEO Amazon.com Inc Jeff Bezos yang juga orang terkaya di dunia menyumbangkan dana sebesar USD2 miliar (Rp29,5 triliun) untuk membantu keluarga tunawisma. Selain itu dia menciptakan jaringan sekolah nirlaba bagi masyarakat dengan pendapatan rendah di AS.
Langkah itu memperpanjang daftar megadonasi yang dikeluarkan para miliarder dunia. Saat ini Amazon.com Inc sedang naik daun. Dampak ekonominya besar. Pertumbuhannya juga pesat hingga berkembang menjadi perusahaan ritel internet paling besar di dunia, baik dari segi revenue ataupun kapitalisasi pasar.
Sumbangan USD2 miliar Bezos tertampung di dalam program Bezos Day One Fund (Dana Satu Hari Bezos). Menurut Bezos, program itu akan fokus pada dua hal. Pertama, untuk mendanai organisasi yang melindungi dan membantu keluarga kurang mampu.
Kedua, untuk mengoperasikan jaringan taman kanak-kanak. Bezos tidak ingin melihat lagi anak-anak AS terdampar di jalanan. “Kami akan menggunakan prinsip yang diterapkan di Amazon. Salah satunya yang terpenting ialah semuanya harus berjalan ikhlas dan penuh obsesi layaknya mengejar pelanggan. Hanya saja kali ini pelanggannya anak-anak,” kata Bezos seperti dikutip latimes.com.
Dengan kekayaan mencapai USD163,6 miliar versi Bloomberg Billionaires Index (Indeks Miliarder Bloomberg), alumni Universitas Princeton itu kurang begitu terdengar di dunia filan tropi. Berbeda dengan Bill Gates dan Warren Buffett yang berjanji akan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya dalam aksi sosial.
Pada tahun ini saja kekayaan Bezos telah naik sebesar USD64,7 miliar menyusul merangkaknya saham Amazon.com Inc. Masyarakat AS sering menyarankan Bezos untuk menyumbangkan kekayaannya kepada orang yang membutuhkan.
Saat ini Bezos tertarik untuk membantu para pengemis dan anak-anak jalanan. Sebelumnya Bezos, 54, hanya mengambil langkah-langkah kecil dalam dunia filantropi jika dibandingkan dengan kekayaannya. Bezos Family Foundation yang dikenal atas misinya menyekolahkan anak-anak lebih banyak mendapatkan dana dari orang tua Bezos.
Donasi terhadap pusat kanker juga berasal dari orang tuanya. “Orang terkaya di dunia akhirnya mulai terkait filantropi. Tapi saya tidak terkejut,” ujar David Callahan, pendiri Inside Philanthropy.
“Dengan total kekayaan sebesar itu, satu-satunya langkah yang bisa diambil ialah menyumbangkannya, kecuali dia ingin kekayaannya diambil pemerintah separuhnya via pajak,” tambahnya.
Callahan menambahkan, munculnya miliarder seperti Bezos, Gates, dan CEO Facebook Inc Mark Zuckerberg menciptakan Gilded Agedan generasi megadonatur di AS. Sebanyak 183 miliarder menyepakati kampanye amal The Giving Pledge yang kini diperkirakan memiliki aset hingga USD365 miliar. “Kini hanya tinggal menunggu waktu sebelum Bezos bergabung dalam era baru filantropi raksasa di tanah AS,” kata Callahan.
Sumbangan terbaru Bezos menjadi salah satu donasi tunggal terbesar untuk TK. Hal itu diungkapkan Avo Makdessian, Direktur Silicon Valley Community Foundation’s Center for Early Learning. Makdessian mengatakan, berdasarkan hasil riset, sebanyak 90% perkembangan otak anak terjadi sebelum berusia 5 tahun.
Meski demikian sumbangan pendidikan usia dini biasanya diberikan kepada anak-anak di atas usia 5 ta hun. Sejauh ini informasi perincian sumbangan yang akan diterapkan Bezos masih tidak jelas. Kementerian Pendidikan AS menyatakan secara nasional sebanyak 58% anak berusia 3 tahun dan 34% anak berusia 4 tahun tidak mengikuti sekolah TK pada 2016.
Beberapa orang terkaya di dunia ada yang menyumbangkan kekayaannya sambil menjalankan bisnis dan ada pula yang resign dan fokus pada aktivitas filantropi. Gates lengser dari kursi CEO Microsoft Corp pada 2000.
Sejak saat itu dia dan istrinya membangun Bill & Melinda Gates Foundation dengan aset sebesar USD51 miliar pada 2017. Dia berjanji menghabiskannya dalam 20 tahun. Adapun Zuckerberg menyumbangkan 99% saham Facebook yang mencapai USD61 miliar pada 2015.
Di China dan Timur Tengah, wilayah yang terkenal dermawan, sumbangan kekayaan mulai diformalkan. Pada bulan ini pendiri Alibaba Group Holding Ltc Jack Ma yang juga orang terkaya di China mengumumkan rencana pengunduran diri dari jabatannya dan memilih fokus memajukan pendidikan di negaranya.
Bezos pernah menyelesaikan masalah ketidaksetaraan di kota tempat tinggalnya, Seattle, setelah beberapa aktivis dan politisi mengkritiknya. Pada 2016, Bezos merenovasi sebuah hotel untuk dijadikan tempat penampungan bagi 200 keluarga tunawisma.
Begitu pun dengan kantornya yang memiliki luas 47.000 kaki persegi. Bezos mengaku mendukung penuh keputusan Dewan Kota Seattle untuk menyediakan perumahan bagi keluarga tunawisma.
“Keputusan itu kami dukung karena dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi di kawasan. Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari penyelesaian tunawisma di Seattle dan siap berinvestasi,” katanya.
Langkah itu memperpanjang daftar megadonasi yang dikeluarkan para miliarder dunia. Saat ini Amazon.com Inc sedang naik daun. Dampak ekonominya besar. Pertumbuhannya juga pesat hingga berkembang menjadi perusahaan ritel internet paling besar di dunia, baik dari segi revenue ataupun kapitalisasi pasar.
Sumbangan USD2 miliar Bezos tertampung di dalam program Bezos Day One Fund (Dana Satu Hari Bezos). Menurut Bezos, program itu akan fokus pada dua hal. Pertama, untuk mendanai organisasi yang melindungi dan membantu keluarga kurang mampu.
Kedua, untuk mengoperasikan jaringan taman kanak-kanak. Bezos tidak ingin melihat lagi anak-anak AS terdampar di jalanan. “Kami akan menggunakan prinsip yang diterapkan di Amazon. Salah satunya yang terpenting ialah semuanya harus berjalan ikhlas dan penuh obsesi layaknya mengejar pelanggan. Hanya saja kali ini pelanggannya anak-anak,” kata Bezos seperti dikutip latimes.com.
Dengan kekayaan mencapai USD163,6 miliar versi Bloomberg Billionaires Index (Indeks Miliarder Bloomberg), alumni Universitas Princeton itu kurang begitu terdengar di dunia filan tropi. Berbeda dengan Bill Gates dan Warren Buffett yang berjanji akan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya dalam aksi sosial.
Pada tahun ini saja kekayaan Bezos telah naik sebesar USD64,7 miliar menyusul merangkaknya saham Amazon.com Inc. Masyarakat AS sering menyarankan Bezos untuk menyumbangkan kekayaannya kepada orang yang membutuhkan.
Saat ini Bezos tertarik untuk membantu para pengemis dan anak-anak jalanan. Sebelumnya Bezos, 54, hanya mengambil langkah-langkah kecil dalam dunia filantropi jika dibandingkan dengan kekayaannya. Bezos Family Foundation yang dikenal atas misinya menyekolahkan anak-anak lebih banyak mendapatkan dana dari orang tua Bezos.
Donasi terhadap pusat kanker juga berasal dari orang tuanya. “Orang terkaya di dunia akhirnya mulai terkait filantropi. Tapi saya tidak terkejut,” ujar David Callahan, pendiri Inside Philanthropy.
“Dengan total kekayaan sebesar itu, satu-satunya langkah yang bisa diambil ialah menyumbangkannya, kecuali dia ingin kekayaannya diambil pemerintah separuhnya via pajak,” tambahnya.
Callahan menambahkan, munculnya miliarder seperti Bezos, Gates, dan CEO Facebook Inc Mark Zuckerberg menciptakan Gilded Agedan generasi megadonatur di AS. Sebanyak 183 miliarder menyepakati kampanye amal The Giving Pledge yang kini diperkirakan memiliki aset hingga USD365 miliar. “Kini hanya tinggal menunggu waktu sebelum Bezos bergabung dalam era baru filantropi raksasa di tanah AS,” kata Callahan.
Sumbangan terbaru Bezos menjadi salah satu donasi tunggal terbesar untuk TK. Hal itu diungkapkan Avo Makdessian, Direktur Silicon Valley Community Foundation’s Center for Early Learning. Makdessian mengatakan, berdasarkan hasil riset, sebanyak 90% perkembangan otak anak terjadi sebelum berusia 5 tahun.
Meski demikian sumbangan pendidikan usia dini biasanya diberikan kepada anak-anak di atas usia 5 ta hun. Sejauh ini informasi perincian sumbangan yang akan diterapkan Bezos masih tidak jelas. Kementerian Pendidikan AS menyatakan secara nasional sebanyak 58% anak berusia 3 tahun dan 34% anak berusia 4 tahun tidak mengikuti sekolah TK pada 2016.
Beberapa orang terkaya di dunia ada yang menyumbangkan kekayaannya sambil menjalankan bisnis dan ada pula yang resign dan fokus pada aktivitas filantropi. Gates lengser dari kursi CEO Microsoft Corp pada 2000.
Sejak saat itu dia dan istrinya membangun Bill & Melinda Gates Foundation dengan aset sebesar USD51 miliar pada 2017. Dia berjanji menghabiskannya dalam 20 tahun. Adapun Zuckerberg menyumbangkan 99% saham Facebook yang mencapai USD61 miliar pada 2015.
Di China dan Timur Tengah, wilayah yang terkenal dermawan, sumbangan kekayaan mulai diformalkan. Pada bulan ini pendiri Alibaba Group Holding Ltc Jack Ma yang juga orang terkaya di China mengumumkan rencana pengunduran diri dari jabatannya dan memilih fokus memajukan pendidikan di negaranya.
Bezos pernah menyelesaikan masalah ketidaksetaraan di kota tempat tinggalnya, Seattle, setelah beberapa aktivis dan politisi mengkritiknya. Pada 2016, Bezos merenovasi sebuah hotel untuk dijadikan tempat penampungan bagi 200 keluarga tunawisma.
Begitu pun dengan kantornya yang memiliki luas 47.000 kaki persegi. Bezos mengaku mendukung penuh keputusan Dewan Kota Seattle untuk menyediakan perumahan bagi keluarga tunawisma.
“Keputusan itu kami dukung karena dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi di kawasan. Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari penyelesaian tunawisma di Seattle dan siap berinvestasi,” katanya.
(don)