Tidak Ada Rudal Balistik dalam Parade Militer Korut
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengadakan parade militer besar-besaran untuk menandai ulang tahun ke-70 negara itu. Pemimpin Korut, Kim Jong-un mengawasi langsung parade militer yang pertama sejak negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) dimulai.
Pasukan, artileri dan tank berturut-turut beriring-iringan melintas di depan Kim Jong-un di pusat Pyongyang. Satu yang baru dalam parade ini adalah tidak adanya rudal-rudal besar yang ditampilkan adalah perangkat tempur jarak pendek, seperti dikutip dari Sky News, Minggu (9/9/2018).
Dalam sejumlah parade militer sebelumnya, Korut kerap menampilkan peluncur rudal. Namun, menyertakan rudal-rudal tersebut pada saat ini akan menjadi provokatif diplomatis.
Peringatan itu datang di saat yang penting selama pembicaraan tentang denuklirisasi.
Untuk waktu yang lama, AS dan Korut berada di jalan buntu. AS meminta daftar komprehensif fasilitas nuklir Korut, dan Pyongyang menuntut Perang Korea diakhiri secara resmi.
Perjanjian perdamaian Perang Korea, yang berakhir dengan gencatan senjata, tidak pernah ditandatangani. Hingga saat ini tidak ada pihak yang mau memberi jalan.
Tetapi selama beberapa hari terakhir telah terjadi kesibukan kegiatan diplomatik dari Pyongyang.
Pertemuan ketiga antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in telah dikonfirmasi pada akhir bulan ini. Kim Jong-un juga mengirim pesan ke Presiden AS Donald Trump, yang membalasnya dengan ucapan terima kasih.
Sebelum parade, Kim Jong-un menyempatkan diri mengunjungi makam tempat ayah dan kakeknya dikebumikan.
Ditemani oleh puluhan pejabat dan perwira tentara, dia terlihat membungkuk berulang kali sementara tentara membentuk penjaga kehormatan dan membawa karangan bunga.
Pasukan, artileri dan tank berturut-turut beriring-iringan melintas di depan Kim Jong-un di pusat Pyongyang. Satu yang baru dalam parade ini adalah tidak adanya rudal-rudal besar yang ditampilkan adalah perangkat tempur jarak pendek, seperti dikutip dari Sky News, Minggu (9/9/2018).
Dalam sejumlah parade militer sebelumnya, Korut kerap menampilkan peluncur rudal. Namun, menyertakan rudal-rudal tersebut pada saat ini akan menjadi provokatif diplomatis.
Peringatan itu datang di saat yang penting selama pembicaraan tentang denuklirisasi.
Untuk waktu yang lama, AS dan Korut berada di jalan buntu. AS meminta daftar komprehensif fasilitas nuklir Korut, dan Pyongyang menuntut Perang Korea diakhiri secara resmi.
Perjanjian perdamaian Perang Korea, yang berakhir dengan gencatan senjata, tidak pernah ditandatangani. Hingga saat ini tidak ada pihak yang mau memberi jalan.
Tetapi selama beberapa hari terakhir telah terjadi kesibukan kegiatan diplomatik dari Pyongyang.
Pertemuan ketiga antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in telah dikonfirmasi pada akhir bulan ini. Kim Jong-un juga mengirim pesan ke Presiden AS Donald Trump, yang membalasnya dengan ucapan terima kasih.
Sebelum parade, Kim Jong-un menyempatkan diri mengunjungi makam tempat ayah dan kakeknya dikebumikan.
Ditemani oleh puluhan pejabat dan perwira tentara, dia terlihat membungkuk berulang kali sementara tentara membentuk penjaga kehormatan dan membawa karangan bunga.
(ian)