Topan Jebi Menerjang, Ribuan Penumpang Dievakuasi
A
A
A
OSAKA - Sehari setelah Topan Jebi menerjang wilayah barat Jepang, Bandara Internasional Kansai lumpuh total. Air banjir menggenangi landasan pacu sehingga pesawat tidak dapat lepas landas ataupun mendarat.
Sekitar 5.000 penumpang terpaksa dievakuasi ke daratan utama dengan menggunakan bus dan perahu. Truk juga mengalami kecelakaan di jembatan yang menghubungkan Bandara Kansai dengan daratan utama sehingga akses sempat terhambat.
Sejauh ini, pemerintah lokal, nasional, dan pengelola bandara tidak mengeluarkan keterangan terkait waktu pemulihan operasi penerbangan di Bandara Kansai. Saat ini perhatian pemerintah lokal terfokus pada kerusakan di Bandara Kansai.
“Bandara ini merupakan bandara internasional utama bagi seluruh masyarakat Jepang bagian barat. Kami akan berupaya semampu kami untuk mengoperasikannya sesegera mungkin. Saat ini kesela matan penumpang adalah prioritas kami,” kata Matsui.
Pemerintah Osaka meminta bantuan keuangan dari pemerintah pusat. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berjanji akan membantunya. Abe juga memuji masyarakat Jepang yang tetap bersatu saat dilanda duka.
“Kami akan turut serta menangani dampak bencana dan memulihkan infrastruk tur,” tandas Abe. Selama Bandara Kansai masih lumpuh, Matsui berharap penumpang yang sudah dan akan membeli tiket dapat dijadwalkan terbang melalui bandara lain, seperti Bandara Kobe atau Itami.
Bandara Itami sebelumnya memiliki peranan yang besar dalam lalu lintas udara Jepang sebelum Bandara Kansai dibuka pada 1994. “Bandara Kansai saat ini tidak dapat berfungsi sama sekali,” kata Matsui.
“Jika kami berhasil memulihkannya secara bertahap sampai 50%, dalam kondisi darurat seperti ini kami memerlukan kerja sama dari dua bandara lainnya agar kerugian ekonomi dapat di tanggulangi seminimal mungkin di daerah ini,” tambahnya.
Japan Airlines dan All Nippon Airways membatalkan seluruh penerbangan dari dan ke Bandara Kansai kemarin. Mereka mempertimbangkan guna memindahkan operasi ke Bandara Internasional Narita untuk sementara waktu.
Namun, sejauh ini juru bicara (jubir) Japan Airlines menolak membeberkan waktu pengalihan. Bandara Kansai merupakan bandara kebanggaan Osaka, Kyoto, Nara, dan Kobe. Bandara di Teluk Osaka itu terhubung ke 100 kota di seluruh dunia.
Jumlah pengunjungnya mencapai 28,8 juta dengan 188.000 pendaratan dan lepas landas pada 2017. Adapun jumlah barang yang naikturun di bandara itu mencapai 852.000 ton. Pada Selasa (4/9), sekitar 5.000 penumpang terdampar semalaman di Bandara Kansai yang berdiri di atas pulau buatan.
Mereka sudah berhasil dievakuasi kemarin. Seperti dilansir japantimes.co.jp, Topan Jebi menyebabkan 11 orang tewas dan 460 orang luka-luka. Sekitar 423.000 rumah juga kehilangan aliran listrik. Pemerintah lokal melakukan upaya pemulihan dan penyelamatan.
Sekelompok anak sekolah dasar yang beranggotakan 160 murid telah terdampar di Kyoto saat melakukan rekreasi. Dua murid laki-laki dan perempuan jatuh sakit di lokasi dan dibawa ke rumah sakit oleh tim penyelamat dengan menggunakan helikopter.
Perjalanan darat sulit ditempuh akibat kerusakan jalan raya atau terhalang reruntuhan, mobil yang terjungkal, dan pepohonan tumbang. Gubernur Osaka Ichiro Matsui mengaku puas dengan persiapan dan penanganan bencana di Osaka. Tim tanggap darurat bencana Osaka disebut berjasa besar karena tak kenal lelah.
Sekitar 5.000 penumpang terpaksa dievakuasi ke daratan utama dengan menggunakan bus dan perahu. Truk juga mengalami kecelakaan di jembatan yang menghubungkan Bandara Kansai dengan daratan utama sehingga akses sempat terhambat.
Sejauh ini, pemerintah lokal, nasional, dan pengelola bandara tidak mengeluarkan keterangan terkait waktu pemulihan operasi penerbangan di Bandara Kansai. Saat ini perhatian pemerintah lokal terfokus pada kerusakan di Bandara Kansai.
“Bandara ini merupakan bandara internasional utama bagi seluruh masyarakat Jepang bagian barat. Kami akan berupaya semampu kami untuk mengoperasikannya sesegera mungkin. Saat ini kesela matan penumpang adalah prioritas kami,” kata Matsui.
Pemerintah Osaka meminta bantuan keuangan dari pemerintah pusat. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berjanji akan membantunya. Abe juga memuji masyarakat Jepang yang tetap bersatu saat dilanda duka.
“Kami akan turut serta menangani dampak bencana dan memulihkan infrastruk tur,” tandas Abe. Selama Bandara Kansai masih lumpuh, Matsui berharap penumpang yang sudah dan akan membeli tiket dapat dijadwalkan terbang melalui bandara lain, seperti Bandara Kobe atau Itami.
Bandara Itami sebelumnya memiliki peranan yang besar dalam lalu lintas udara Jepang sebelum Bandara Kansai dibuka pada 1994. “Bandara Kansai saat ini tidak dapat berfungsi sama sekali,” kata Matsui.
“Jika kami berhasil memulihkannya secara bertahap sampai 50%, dalam kondisi darurat seperti ini kami memerlukan kerja sama dari dua bandara lainnya agar kerugian ekonomi dapat di tanggulangi seminimal mungkin di daerah ini,” tambahnya.
Japan Airlines dan All Nippon Airways membatalkan seluruh penerbangan dari dan ke Bandara Kansai kemarin. Mereka mempertimbangkan guna memindahkan operasi ke Bandara Internasional Narita untuk sementara waktu.
Namun, sejauh ini juru bicara (jubir) Japan Airlines menolak membeberkan waktu pengalihan. Bandara Kansai merupakan bandara kebanggaan Osaka, Kyoto, Nara, dan Kobe. Bandara di Teluk Osaka itu terhubung ke 100 kota di seluruh dunia.
Jumlah pengunjungnya mencapai 28,8 juta dengan 188.000 pendaratan dan lepas landas pada 2017. Adapun jumlah barang yang naikturun di bandara itu mencapai 852.000 ton. Pada Selasa (4/9), sekitar 5.000 penumpang terdampar semalaman di Bandara Kansai yang berdiri di atas pulau buatan.
Mereka sudah berhasil dievakuasi kemarin. Seperti dilansir japantimes.co.jp, Topan Jebi menyebabkan 11 orang tewas dan 460 orang luka-luka. Sekitar 423.000 rumah juga kehilangan aliran listrik. Pemerintah lokal melakukan upaya pemulihan dan penyelamatan.
Sekelompok anak sekolah dasar yang beranggotakan 160 murid telah terdampar di Kyoto saat melakukan rekreasi. Dua murid laki-laki dan perempuan jatuh sakit di lokasi dan dibawa ke rumah sakit oleh tim penyelamat dengan menggunakan helikopter.
Perjalanan darat sulit ditempuh akibat kerusakan jalan raya atau terhalang reruntuhan, mobil yang terjungkal, dan pepohonan tumbang. Gubernur Osaka Ichiro Matsui mengaku puas dengan persiapan dan penanganan bencana di Osaka. Tim tanggap darurat bencana Osaka disebut berjasa besar karena tak kenal lelah.
(don)