Nilai Pasar Amazon Tembus USD1 Triliun
A
A
A
NEW YORK - Nilai perusahaan teknologi dan e-commerce terus merangkak naik dan melambung tinggi. Setelah nilai pasar Apple Inc mencapai 13 digit awal Agustus lalu, kini giliran Amazon.com Inc yang menembus nilai pasar hingga USD1 triliun (Rp14.938,8 triliun, kurs 14.938 per dolar AS) pada Selasa (4/9) waktu lokal.
Nilai pasar Apple Inc dan Amazon.com Inc kini setara dengan 8% dari keseluruhan nilai Standar & Poor (S&P) 500, indeks pasar saham Amerika Serikat (AS) berdasarkan kapitalisasi pasar 500 perusahaan besar di daftar bursa saham NYSE dan NASDAQ.
Analis Senior S&P Howard Silverblatt menyebut nilai pasar satu triliun dolar AS merupakan capaian langka dan bersejarah. Predikat itu menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan perusahaan teknologi dan e-commerce yang terbilang masih muda dibandingkan industri yang lain.
“Selain itu, hal tersebut menunjukkan betapa tingginya antusiasme investorm,” ujar Silverblatt. Sebaliknya, dia mengingatkan pencapaian perusahaan ecommerce merupakan alarm bagi perusahaan ritel konvensional untuk berjuang ekstra keras. Di samping perlu menghemat pengeluaran, mereka juga perlu meningkatkan pemasaran.
Untuk mencapai nilai USD1 triliun, 14 perusahaan ritel terbesar di AS pada 2017 harus bergabung, mulai Wal-Mart hingga Autonation. Ahli valuasi Aswath Damodaran yang juga profesor keuangan di Universitas New York mengatakan bahwa para investor juga tampak kurang tertarik dengan perusahaan grosir dan ritel konvensional yang rata-rata memiliki rasio price-to-earning (P/E Ratio) antara 20-40 pada tahun lalu.
Ada pun P/E Ratio Amazon.com Inc sekitar 180. Selama bertahun-tahun, para investor menimbun saham di Amazon.com Inc tanpa pernah meraih keuntungan yang signifikan karena mereka membangun jaringan pusat, mengakuisisi perusahaan, dan mengembangkan teknologi baru.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Amazon.com Inc mulai memetik keuntungan. Pada awal tahun ini, nilai pasar Amazon.com Inc hanya sekitar USD580 miliar (Rp8.665,2 triliun).
Memasuki kuartal kedua (Q2/2018), pendapatan bersih perusahaan milik Jeff Bezos itu menggelembung hingga USD2,5 miliar, bandingkan dengan periode sebelumnya pada kuartal yang sama yang hanya mencapai USD197 juta. Kesuksesan Amazon.com Inc tidak terlepas dari kesuksesan bisnis cloud Amazon Web Services, penayangan iklan di seluruh situsnya, dan keanggotaan pelanggan.
Prestasi ini dinilai para analis akan terus meningkatkan nilai pasar Amazon.com Inc. Morgan Stanley juga yakin nilai Amazon.com Inc akan melampaui USD1 triliun. “Target harganya ialah USD2.500, yang akan membuat nilai Amazon.com Inc mencapai USD1,2 triliun.
Hal ini berdasarkan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 24% sampai 2020,” ujar Stanley. Hal ini sekaligus mematahkan skeptisme sebelumnya yang menilai saham Amazon.com Inc terlalu dilebihkan. Pemerhati Daniel Martins berpendapat, harga Amazon.com Inc terlalu mahal pada awal 2017, akibat ekspektasi pertumbuhan yang terlalu optimistis.
Namun, ekspektasi itu terbayar tunai. Menurut Martins, menilik evaluasi terbaru, termasuk ekspansi agresif, nilai Amazon.com Inc diprediksi akan naik dua kali lipat pada 2020. “Saya kira Amazon.com Inc merupakan perusahaan terbaik di dunia berdasarkan kombinasi semangat startup dan DNA kewirausahaan,” kata Martins.
Amazon.com Inc dinilai mampu meyakinkan investor melalui dominasi data dalam keanggotaan pelanggan dan kemampuan mengeluarkan keputusan yang cepat dan tepat.
Apakah investor patut cemas terkait dominasi Amazon.com Inc di berbagai industri yang dapat bertabrakan dengan aturan anti-trust ? Di bawah aturan federal AS saat ini, kata Martins, Amazon.com Inc tidak merusak kompetisi.
Mereka tidak menggunakan dominasinya untuk mengendalikan pasar dan harga barang. Sebelumnya, Apple Inc meng ukuhkan diri sebagai perusahaan paling bernilai pertama di AS. Nilai perusahaan yang berawal di garasi mobil pada empat dekade lalu itu menembus angka USD1 triliun awal Agustus silam.
Sampai Kamis (2/8), saham Apple naik 2,9% mendekati USD207,39 di Bursa Saham NASDAQ. Saham-saham perusahaan raksasa di sektor teknologi lainnya, seperti Alphabet Inc dan Microsoft Corp, juga menunjukkan kenaikan, yakni lebih dari USD800 miliar.
Sejak dibentuk pada 1976, Apple secara konsisten memajukan dunia komputer sebelum mendominasi produk perangkat keras, perangkat lunak, dan aplikasi. Penjualan iMac, iPod, iPhone, dan iPad relatif sangat tinggi di seluruh dunia.
Pada kuartal pertama dan kedua, jumlah iPhone yang terjual mencapai 129,5 juta unit. Capaian dahsyat Apple tentu tidak terlepas dari visi yang telah ditanamkan mantan CEO Apple Steve Jobs yang hingga kini masih menjadi roh perusahaan tersebut.
Apple tetap unggul karena mampu menyinergikan berbagai produk dan memastikan ke butuhan pelanggan terpenuhi. Dengan kunci tersebut, Apple menjadi pemenang dalam inovasi produk, pemasaran, dan penjualan.
Karena itu, tidak aneh jika produk Apple selalu satu langkah lebih canggih dibanding yang lain. Di antara produk yang mengangkat nilai Apple adalah iPhone. Produk tersebut tercatat paling sukses hingga saat ini. Smartphone bersistem operasi iOS itu terjual lebih dari 1,3 miliar unit dalam kurun waktu kurang lebih 11 tahun.
Penjualan iPhone juga menghidupkan perekonomian aplikasi digital di dunia smart phone . Sekitar 61% dari total penjualan perusahaan pada tahun lalu berasal dari iPhone, naik dari 56% pada 2014. Analis dari GBH Insights, Dan Ives, mengatakan jika Apple berencana melewati USD1 triliun, Tim Cook dinilai harus bisa menemukan kombinasi yang baru dan tepat.
Nilai pasar Apple masih bisa terus merangkak naik. Bagaimanapun, Apple dan Amazon.com bukanlah perusahaan publik pertama yang memiliki nilai 13 digit di dunia. Perusahaan minyak Petro China pernah meraih valuasi hingga USD1 triliun pada hari pertama IPO pada 5 November 2007. Hanya, nilai tersebut ti dak mampu dipertahankan hingga turun menjadi USD200 miliar.
Nilai pasar Apple Inc dan Amazon.com Inc kini setara dengan 8% dari keseluruhan nilai Standar & Poor (S&P) 500, indeks pasar saham Amerika Serikat (AS) berdasarkan kapitalisasi pasar 500 perusahaan besar di daftar bursa saham NYSE dan NASDAQ.
Analis Senior S&P Howard Silverblatt menyebut nilai pasar satu triliun dolar AS merupakan capaian langka dan bersejarah. Predikat itu menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan perusahaan teknologi dan e-commerce yang terbilang masih muda dibandingkan industri yang lain.
“Selain itu, hal tersebut menunjukkan betapa tingginya antusiasme investorm,” ujar Silverblatt. Sebaliknya, dia mengingatkan pencapaian perusahaan ecommerce merupakan alarm bagi perusahaan ritel konvensional untuk berjuang ekstra keras. Di samping perlu menghemat pengeluaran, mereka juga perlu meningkatkan pemasaran.
Untuk mencapai nilai USD1 triliun, 14 perusahaan ritel terbesar di AS pada 2017 harus bergabung, mulai Wal-Mart hingga Autonation. Ahli valuasi Aswath Damodaran yang juga profesor keuangan di Universitas New York mengatakan bahwa para investor juga tampak kurang tertarik dengan perusahaan grosir dan ritel konvensional yang rata-rata memiliki rasio price-to-earning (P/E Ratio) antara 20-40 pada tahun lalu.
Ada pun P/E Ratio Amazon.com Inc sekitar 180. Selama bertahun-tahun, para investor menimbun saham di Amazon.com Inc tanpa pernah meraih keuntungan yang signifikan karena mereka membangun jaringan pusat, mengakuisisi perusahaan, dan mengembangkan teknologi baru.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Amazon.com Inc mulai memetik keuntungan. Pada awal tahun ini, nilai pasar Amazon.com Inc hanya sekitar USD580 miliar (Rp8.665,2 triliun).
Memasuki kuartal kedua (Q2/2018), pendapatan bersih perusahaan milik Jeff Bezos itu menggelembung hingga USD2,5 miliar, bandingkan dengan periode sebelumnya pada kuartal yang sama yang hanya mencapai USD197 juta. Kesuksesan Amazon.com Inc tidak terlepas dari kesuksesan bisnis cloud Amazon Web Services, penayangan iklan di seluruh situsnya, dan keanggotaan pelanggan.
Prestasi ini dinilai para analis akan terus meningkatkan nilai pasar Amazon.com Inc. Morgan Stanley juga yakin nilai Amazon.com Inc akan melampaui USD1 triliun. “Target harganya ialah USD2.500, yang akan membuat nilai Amazon.com Inc mencapai USD1,2 triliun.
Hal ini berdasarkan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 24% sampai 2020,” ujar Stanley. Hal ini sekaligus mematahkan skeptisme sebelumnya yang menilai saham Amazon.com Inc terlalu dilebihkan. Pemerhati Daniel Martins berpendapat, harga Amazon.com Inc terlalu mahal pada awal 2017, akibat ekspektasi pertumbuhan yang terlalu optimistis.
Namun, ekspektasi itu terbayar tunai. Menurut Martins, menilik evaluasi terbaru, termasuk ekspansi agresif, nilai Amazon.com Inc diprediksi akan naik dua kali lipat pada 2020. “Saya kira Amazon.com Inc merupakan perusahaan terbaik di dunia berdasarkan kombinasi semangat startup dan DNA kewirausahaan,” kata Martins.
Amazon.com Inc dinilai mampu meyakinkan investor melalui dominasi data dalam keanggotaan pelanggan dan kemampuan mengeluarkan keputusan yang cepat dan tepat.
Apakah investor patut cemas terkait dominasi Amazon.com Inc di berbagai industri yang dapat bertabrakan dengan aturan anti-trust ? Di bawah aturan federal AS saat ini, kata Martins, Amazon.com Inc tidak merusak kompetisi.
Mereka tidak menggunakan dominasinya untuk mengendalikan pasar dan harga barang. Sebelumnya, Apple Inc meng ukuhkan diri sebagai perusahaan paling bernilai pertama di AS. Nilai perusahaan yang berawal di garasi mobil pada empat dekade lalu itu menembus angka USD1 triliun awal Agustus silam.
Sampai Kamis (2/8), saham Apple naik 2,9% mendekati USD207,39 di Bursa Saham NASDAQ. Saham-saham perusahaan raksasa di sektor teknologi lainnya, seperti Alphabet Inc dan Microsoft Corp, juga menunjukkan kenaikan, yakni lebih dari USD800 miliar.
Sejak dibentuk pada 1976, Apple secara konsisten memajukan dunia komputer sebelum mendominasi produk perangkat keras, perangkat lunak, dan aplikasi. Penjualan iMac, iPod, iPhone, dan iPad relatif sangat tinggi di seluruh dunia.
Pada kuartal pertama dan kedua, jumlah iPhone yang terjual mencapai 129,5 juta unit. Capaian dahsyat Apple tentu tidak terlepas dari visi yang telah ditanamkan mantan CEO Apple Steve Jobs yang hingga kini masih menjadi roh perusahaan tersebut.
Apple tetap unggul karena mampu menyinergikan berbagai produk dan memastikan ke butuhan pelanggan terpenuhi. Dengan kunci tersebut, Apple menjadi pemenang dalam inovasi produk, pemasaran, dan penjualan.
Karena itu, tidak aneh jika produk Apple selalu satu langkah lebih canggih dibanding yang lain. Di antara produk yang mengangkat nilai Apple adalah iPhone. Produk tersebut tercatat paling sukses hingga saat ini. Smartphone bersistem operasi iOS itu terjual lebih dari 1,3 miliar unit dalam kurun waktu kurang lebih 11 tahun.
Penjualan iPhone juga menghidupkan perekonomian aplikasi digital di dunia smart phone . Sekitar 61% dari total penjualan perusahaan pada tahun lalu berasal dari iPhone, naik dari 56% pada 2014. Analis dari GBH Insights, Dan Ives, mengatakan jika Apple berencana melewati USD1 triliun, Tim Cook dinilai harus bisa menemukan kombinasi yang baru dan tepat.
Nilai pasar Apple masih bisa terus merangkak naik. Bagaimanapun, Apple dan Amazon.com bukanlah perusahaan publik pertama yang memiliki nilai 13 digit di dunia. Perusahaan minyak Petro China pernah meraih valuasi hingga USD1 triliun pada hari pertama IPO pada 5 November 2007. Hanya, nilai tersebut ti dak mampu dipertahankan hingga turun menjadi USD200 miliar.
(don)