Paraguay Batal Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem, Israel Kesal
A
A
A
ASUNCION - Pemerintah Paraguay membatalkan pemindahan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Tindakan itu membuat pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kesal dan membalas dengan menutup kedutaannya di Asuncion.
Menteri Luar Negeri Paraguay Luis Alberto Castiglioni mengumumkan langkah itu pada hari Rabu. Dia mengatakan, keputusan yang diambil mantan Presiden Horacio Cartes tak bisa dibenarkan.
Cartes, seorang politisi sayap kanan, membuat keputusan untuk memindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada bulan Mei. Dia juga hadir dalam resepsi pemindahan kantor diplomatik tersebut.
Keputusan Cartes dibatalkan oleh Presiden Mario Abdo Benitez yang mengambil alih kekuasaan bulan lalu. Tindakan Cartes mengikuti keputusan kontroversial Amerika Serikat dan Guatemala untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.
Benitez, cucu dari seorang imigran Lebanon, mengatakan bahwa dia tidak diajak konsultasi tentang pemindahan kedutaan yang dilakukan Cartes.
"Paraguay ingin berkontribusi pada intensifikasi upaya diplomatik regional untuk mencapai perdamaian yang luas, adil dan abadi di Timur Tengah," kata Castiglioni, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/9/2018).
Pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem merupakan petintah Presiden Donald Trump, tak lama setelah dia secara sepihak mengakui kota suci itu sebagai Ibu Kota Israel. Keputusan Trump itu memicu protes masyarakat internasional, termasuk Palestina yang sudah mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya.
Menteri Luar negeri Palestina Riyad al-Maliki mengklaim bahwa dia yang mendorong Presiden Benitez untuk membalikkan langkah Cartes.
Sementara itu, Israel menanggapi keputusan Paraguay dengan menarik pulang duta besarnya di Asunction. Pemerintah Netanyahu juga menutup keduataannya di ibu kota negara Amerika Latin tersebut.
Sebelum perselisihan diplomatik ini pecah, Duta Besar Israel, Zeev Harel, telah bertemu dengan Menteri Pendidikan Paraguay. Mereka membahas kerja sama antara kedua negara.
Menteri Luar Negeri Paraguay Luis Alberto Castiglioni mengumumkan langkah itu pada hari Rabu. Dia mengatakan, keputusan yang diambil mantan Presiden Horacio Cartes tak bisa dibenarkan.
Cartes, seorang politisi sayap kanan, membuat keputusan untuk memindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada bulan Mei. Dia juga hadir dalam resepsi pemindahan kantor diplomatik tersebut.
Keputusan Cartes dibatalkan oleh Presiden Mario Abdo Benitez yang mengambil alih kekuasaan bulan lalu. Tindakan Cartes mengikuti keputusan kontroversial Amerika Serikat dan Guatemala untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.
Benitez, cucu dari seorang imigran Lebanon, mengatakan bahwa dia tidak diajak konsultasi tentang pemindahan kedutaan yang dilakukan Cartes.
"Paraguay ingin berkontribusi pada intensifikasi upaya diplomatik regional untuk mencapai perdamaian yang luas, adil dan abadi di Timur Tengah," kata Castiglioni, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/9/2018).
Pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem merupakan petintah Presiden Donald Trump, tak lama setelah dia secara sepihak mengakui kota suci itu sebagai Ibu Kota Israel. Keputusan Trump itu memicu protes masyarakat internasional, termasuk Palestina yang sudah mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya.
Menteri Luar negeri Palestina Riyad al-Maliki mengklaim bahwa dia yang mendorong Presiden Benitez untuk membalikkan langkah Cartes.
Sementara itu, Israel menanggapi keputusan Paraguay dengan menarik pulang duta besarnya di Asunction. Pemerintah Netanyahu juga menutup keduataannya di ibu kota negara Amerika Latin tersebut.
Sebelum perselisihan diplomatik ini pecah, Duta Besar Israel, Zeev Harel, telah bertemu dengan Menteri Pendidikan Paraguay. Mereka membahas kerja sama antara kedua negara.
(mas)