Mantan TKI Raih Penghargaan Pahlawan Anti-Perdagangan Manusia di AS
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengganjar Maizidah Salas penghargaan "Trafficking In Person Heroes" atas upayanya dalam membantu para korban perdagangan manusia dan juga membantu pemerintah Indonesia dan LSM dalam memberangus perdagangan manusia.
Dalam acara resepsi penganugerahan penghargaan itu di rumah dinas Duta Besar AS di Indonesia, mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan menyatakan dia tidak pernah bermimpi mendapatkan penghargaan itu. Maizida mengaku, ia melakukan aksinya hanya karena pernah berada di posisi para korban.
"Ini menjadi pengalaman manis dalam hidup saya dan membuat saya terharu. Saya tidak pernah bermimpi seperti ini. Dahulu saya pernah menjadi korban, saya orang desa, orang miskin yang mencoba untuk bangkit. Saya mencoba untuk berjuang bagi orang lain tanpa berharap apapun," ucap Maizida.
Dia lalu menuturkan, akan tetap berjuang meskipun telah mendapat penghargaan itu. Maizida menyebut, baginya penghargaan bukanlah ujung dari perjuanganya, namun penghargaan ini akan memicu semangatnya untuk terus berjuang dalam melawan perdagangan manusia.
"Sekali lagi terima kasih banyak atas apresiasinya.
Dan kami berharap, kita semua bisa bersatu melawan kejahatan perdagangan manusia, kita perangi perdagangan manusia bersama-sama dengan pemerintah masing-masing," sambungnya pada Selasa (4/9).
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr, menuturkan penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompoe dan Ivanka Trump kepada Maizidah di Washingtong pada akhir Juni lalu.
"Penghargaan ini diberikan kepada individu yang menunjukan komitmen luar biasa dalam memerangi perdagangan orang. Tahun ini hanya 10 orang yang dipilih untuk mendapatkan Tip Heroes dari seluruh dunia dan termasuk Tip Heroes dari Indonesia," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya memberikan penghargaan ini karena melihat upaya Maizidah yang tidak kenal lelah mengadvokasi para korban dan bersama dengan sejumlah LSM dan juga pemerintah, berupaya untuk melawan perdagangan manusia.
Maizidah sendiri adalah orang Indonesia keenam yang mendapatkan penghargaan ini. Sebelumnya penghargaan ini juga diterima oleh Elly Anita pada tahun 2009, Nirmala Bonat pada 2008, Wahyu Susilo pada 2007, Kyai Hussein Muhammad pada 2006, dan Dewi Huges pada 2005.
Dalam acara resepsi penganugerahan penghargaan itu di rumah dinas Duta Besar AS di Indonesia, mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan menyatakan dia tidak pernah bermimpi mendapatkan penghargaan itu. Maizida mengaku, ia melakukan aksinya hanya karena pernah berada di posisi para korban.
"Ini menjadi pengalaman manis dalam hidup saya dan membuat saya terharu. Saya tidak pernah bermimpi seperti ini. Dahulu saya pernah menjadi korban, saya orang desa, orang miskin yang mencoba untuk bangkit. Saya mencoba untuk berjuang bagi orang lain tanpa berharap apapun," ucap Maizida.
Dia lalu menuturkan, akan tetap berjuang meskipun telah mendapat penghargaan itu. Maizida menyebut, baginya penghargaan bukanlah ujung dari perjuanganya, namun penghargaan ini akan memicu semangatnya untuk terus berjuang dalam melawan perdagangan manusia.
"Sekali lagi terima kasih banyak atas apresiasinya.
Dan kami berharap, kita semua bisa bersatu melawan kejahatan perdagangan manusia, kita perangi perdagangan manusia bersama-sama dengan pemerintah masing-masing," sambungnya pada Selasa (4/9).
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr, menuturkan penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompoe dan Ivanka Trump kepada Maizidah di Washingtong pada akhir Juni lalu.
"Penghargaan ini diberikan kepada individu yang menunjukan komitmen luar biasa dalam memerangi perdagangan orang. Tahun ini hanya 10 orang yang dipilih untuk mendapatkan Tip Heroes dari seluruh dunia dan termasuk Tip Heroes dari Indonesia," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya memberikan penghargaan ini karena melihat upaya Maizidah yang tidak kenal lelah mengadvokasi para korban dan bersama dengan sejumlah LSM dan juga pemerintah, berupaya untuk melawan perdagangan manusia.
Maizidah sendiri adalah orang Indonesia keenam yang mendapatkan penghargaan ini. Sebelumnya penghargaan ini juga diterima oleh Elly Anita pada tahun 2009, Nirmala Bonat pada 2008, Wahyu Susilo pada 2007, Kyai Hussein Muhammad pada 2006, dan Dewi Huges pada 2005.
(esn)