Kotanya Ranking 1 Pemerkosaan, Duterte: Karena Banyak Wanita Cantik
A
A
A
DAVAO CITY - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali bercanda soal kasus pemerkosaan yang memicu kecaman kelompok pembela hak-hak perempuan. Duterte menyalahkan banyaknya wanita cantik yang membuat kotanya, Davo, jadi kota terbanyak dalam kasus pemerkosaan.
"Mereka mengatakan bahwa Davao memiliki banyak kasus perkosaan. Selama ada banyak wanita cantik, ada banyak kasus perkosaan juga," kata Duterte, dalam pidatonya berbahasa Tagalog pada hari Kamis, seperti dikutip Phil Star, Jumat (31/8/2018).
"Tidak ada yang setuju untuk melakukannya pada percobaan pertama. Itu adalah pemerkosaan. Bahkan ketika mereka berada di dalam bioskop, dia (wanita cantik) akan memicunya," ujarnya.
"Tidak, tidak. Ada begitu banyak wanita cantik. Tapi jika Anda kebetulan duduk di samping seseorang yang ompong, apakah Anda masih ingin melakukan itu?," imbuh Duterte.
Data Kepolisian Filipina menunjukkan Davao City memang menempati peringkat pertama dalam kasus pemerkosaan, yakni ada 42 kasus. Kemudian diikuti Quezon City dengan 41 kasus, Manila 32 kasus, Cagayan de Oro City 24 kasus, dan Zamboanga City 21 kasus.
Kepala Polisi Davao City, Inspektur Senior Alexander Tag, mengonfirmasi laporan tersebut. Menurutnya, kasus pemerkosaan yang tercatat terjadi di dalam rumah pribadi, di mana pengawasan polisi menjadi lemah.
Meski komentar Duterte itu sebagai candaan, namun Gabriela Women's Party yang dikenal sebagai partai pembela hak-hak perempuan, mengecamnya.
"Presiden Duterte mengirimkan lagi pesan yang sangat berbahaya dan terdistorsi dalam pernyataan pemerkosaan terakhirnya, bahwa kecantikan wanita adalah penyebab pemerkosaan," kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Dengan mengatakan bahwa banyak perempuan di Davao diperkosa karena mereka cantik, Presiden Duterte menggugat wanita, memalsukan pemerkosaan sebagai sesuatu yang bisa dibanggakan dan menjatuhkan hak-hak perempuan di Davao," lanjut partai tersebut.
"Kami tegaskan bahwa pemerkosaan adalah kejahatan yang dapat dihukum di bawah undang-undang kami, dan itu terjadi hanya karena mentalitas pemerkosa yang dilakukan oleh tidak kurang dari sosok Presiden. Kami sangat mengutuk tampilan kebencian terbaru yang flamboyan ini, yang menempatkan lebih banyak perempuan Filipina yang berisiko mengalami pemerkosaan," imbuh partai tersebut.
"Mereka mengatakan bahwa Davao memiliki banyak kasus perkosaan. Selama ada banyak wanita cantik, ada banyak kasus perkosaan juga," kata Duterte, dalam pidatonya berbahasa Tagalog pada hari Kamis, seperti dikutip Phil Star, Jumat (31/8/2018).
"Tidak ada yang setuju untuk melakukannya pada percobaan pertama. Itu adalah pemerkosaan. Bahkan ketika mereka berada di dalam bioskop, dia (wanita cantik) akan memicunya," ujarnya.
"Tidak, tidak. Ada begitu banyak wanita cantik. Tapi jika Anda kebetulan duduk di samping seseorang yang ompong, apakah Anda masih ingin melakukan itu?," imbuh Duterte.
Data Kepolisian Filipina menunjukkan Davao City memang menempati peringkat pertama dalam kasus pemerkosaan, yakni ada 42 kasus. Kemudian diikuti Quezon City dengan 41 kasus, Manila 32 kasus, Cagayan de Oro City 24 kasus, dan Zamboanga City 21 kasus.
Kepala Polisi Davao City, Inspektur Senior Alexander Tag, mengonfirmasi laporan tersebut. Menurutnya, kasus pemerkosaan yang tercatat terjadi di dalam rumah pribadi, di mana pengawasan polisi menjadi lemah.
Meski komentar Duterte itu sebagai candaan, namun Gabriela Women's Party yang dikenal sebagai partai pembela hak-hak perempuan, mengecamnya.
"Presiden Duterte mengirimkan lagi pesan yang sangat berbahaya dan terdistorsi dalam pernyataan pemerkosaan terakhirnya, bahwa kecantikan wanita adalah penyebab pemerkosaan," kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Dengan mengatakan bahwa banyak perempuan di Davao diperkosa karena mereka cantik, Presiden Duterte menggugat wanita, memalsukan pemerkosaan sebagai sesuatu yang bisa dibanggakan dan menjatuhkan hak-hak perempuan di Davao," lanjut partai tersebut.
"Kami tegaskan bahwa pemerkosaan adalah kejahatan yang dapat dihukum di bawah undang-undang kami, dan itu terjadi hanya karena mentalitas pemerkosa yang dilakukan oleh tidak kurang dari sosok Presiden. Kami sangat mengutuk tampilan kebencian terbaru yang flamboyan ini, yang menempatkan lebih banyak perempuan Filipina yang berisiko mengalami pemerkosaan," imbuh partai tersebut.
(mas)