Kementerian Agama Siapkan Delapan Inovasi Haji

Jum'at, 31 Agustus 2018 - 11:40 WIB
Kementerian Agama Siapkan...
Kementerian Agama Siapkan Delapan Inovasi Haji
A A A
JEDDAH - Penyelenggaraan haji tahun 2018 masih berjalan. Kendati demikian Kementerian Agama (Kemenag) telah mempersiapkan delapan inovasi haji tahun 2019 untuk penyelenggaraan haji tahun depan.

Seusai melewati fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) pekan lalu, kini jamaah gelombang I mulai diterbangkan pulang ke Tanah Air sejak Senin (27/8). Adapun gelombang II siap didorong ke Madinah mulai hari ini. Meski penyelenggaraan haji belum selesai, Kemenag mempersiapkan inovasi agar pada tahun depan layanan kepada jamaah haji bisa lebih baik.

“Inovasi yang pertama , fast track (jalur cepat) imigrasi akan diberlakukan kepada seluruh jamaah di 13 embarkasi,” ungkap Menag Lukman Hakim Saifuddin saat exit meeting evaluasi sementara operasional haji 2018 di Jeddah, Arab Saudi, Rabu(29/8) malam. Terkait hal itu, pembentukan kelompok terbang (kloter) jamaah akan dilakukan sejak awal.

“Konfigurasi manifes di pesawat sudah diatur berdasarkan regu dan rombongan, tidak diserahkan kepada daerah,” tandasnya. Berdasarkan evaluasi tahun ini, kebijakan pengaturan sejak awal itu dilakukan agar jamaah tidak terpecah saat memasuki jalur cepat imigrasi. “Kedua, sistem sewa hotel di Madinah seluruhnya akan menggunakan full musim,” ungkap Menag.

Langkah ini diharapkan bisa mengatur dan memastikan penempatan jamaah sejak awal. “Kita mulai berusaha meminimalkan ketergantungan dengan majmuah,” imbuh mantan Wakil Ketua MPR itu. Ketiga, terkait dengan fase Armina di mana pada tahun ini jumlah tenda sangat terbatas, bahkan ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mengklaim penguasaan tenda.

“Dibutuhkan kejelasan dan ketegasan sikap petugas dan ke depan, tenda harus ada nomor, sehingga tidak ada lagi saling klaim,” sambungnya. Keempat, yang tidak kalah penting menurut Menag adalah revitalisasi Satuan Tugas Operasional Armina. “Tahun depan bakal menggunakan pemetaan yang jelas, kualifikasi, komposisi, dan jumlah petugas setiap pos,” katanya.

Kelima, Menag menilai jamaah memerlukan panduan yang intinya mempermudah ibadah haji. “Ibadah haji semestinya dipermudah, jangan dipersulit,” sebut Menag seraya menambahkan bahwa ibadah haji dapat menggunakan pendapat yang paling mudah sepanjang ada landasannya.

“Keenam, intensifkan sistem laporan haji terpadu, pelaporan dengan cara manual harus segera ditinggalkan,” ucapnya. Menag meminta agar sistem pelaporan dengan aplikasi harus segera dibangun. “Sistem informasi harus terintegrasi dengan kloter maupun nonkloter,” tambahnya.

Ketujuh, strukturisasi kantor daerah kerja (daker). “Kantor daker harus segera bisa dioptimalkan dengan sistem layanan terpadu sehingga setiap orang dapat terlayani dengan baik,” Menag mengingatkan. Terakhir, kedelapan, Menag meminta bidang kesehatan diperhatikan mulai hulu.

“Saya ingin rekam kesehatan jamaah terintegrasi dengan sistem aplikasi terpadu, juga monitoring kesehatan jamaah haji sejak awal dilakukan,” ujar Menag.

Indeks Kepuasan Haji

Indeks kepuasan haji hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) tiga tahun terakhir meningkat dari 82,67% (2015) menjadi 83,83% (2016) dan 84,85% (2017). “Pencapaian itu melalui kerja keras dan perencanaan yang matang. Ada profesionalitas dan integritas yang dijaga sangat disiplin di baliknya,” ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis.

Bila kinerja menurun, demikian juga yang terpotret dalam survei BPS. Itu terjadi pada 2012. Setelah indeks naik dari 81,45% (2010) ke 83,31% (2011), lantas terjun bebas ke level 81,32% (2012). Tamparan atas indeks kepuasan kembali terjadi pada 2014, yaitu terjun dari 82,69 (2013) ke 81,52% (2014).

Tahun ini BPS menebar kuesioner untuk 14.400 sampel jamaah, baik reguler maupun khusus. “Kerja melayani jamaah itu tidak mudah. Anda tidak hanya harus profesional melayani jamaah, sampai puas, tetapi juga harus kuat menjaga integritas,” ujarnya.

Sri Ilham menambahkan bahwa ada peningkatan standar operasi pelayanan haji dari pihak Kerajaan Arab Saudi pada musim haji tahun ini. “Yang kami rasakan tahun ini ada perubahan. Mereka sangat responsif terhadap permintaan kita dan sering memberikan kemudahan dan keringanan di lapangan,” paparnya.

Kerja sama yang baik juga ditunjukkan pihak pengelola haji Arab Saudi sepanjang puncak haji di fase Armina di mana bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah cukup bagus kondisinya. ”Alhamdulillah sampai hari ini layanan jamaah haji di Madinah, Makkah, dan Armina berjalan lancar. Walaupun ada kendala bisa diselesaikan berkat koordinasi antara petugas Indonesia dan Arab Saudi,” sebutnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6894 seconds (0.1#10.140)