Tegang dengan NATO, Rusia Uji Berbagai Rudal Mengerikan

Kamis, 30 Agustus 2018 - 10:38 WIB
Tegang dengan NATO, Rusia Uji Berbagai Rudal Mengerikan
Tegang dengan NATO, Rusia Uji Berbagai Rudal Mengerikan
A A A
MOSKOW - Militer Rusia menguji coba sekitar tujuh rudal jelajah mengerikan di Laut Okhotsk. Tes berbagai rudal itu dilakukan di saat ketegangan Moskow dan NATO sedang memanas.

Militer negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut juga mulai membangun kembali pangkalan Perang Dingin di Arktik.

Uji coba sekitar tujuh rudal jelajah melibatkan Armada Pasifik Rusia dan beberapa kapal perang, seperti kapal Varyag, Razliv dan Morz.

Tujuh rudal itu terdiri dari empat jenis rudal jelajah yakni; Vulkan, Granit, Malakhit dan Onyx. Senjata-senjata itu dapat melenyapkan target yang jaraknya sejauh 310 mil.

"Semua tujuh rudal jelajah berhasil mencapai target," kata militer Rusia dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan tanggal uji coba, seperti dikutip The Sun, Kamis (30/8/2018). Video manuver senjata Moskow itu juga telah dirilis.

Uji coba berbagai rudal itu terjadi menjelang latihan perang terbesar Rusia sejak Perang Dingin berakhir. Latihan Vostok-2018 yang melibatkan hampir 300.000 pasukan, 1.000 pesawat militer dan dua armada laut Rusia akan digelar 11-15 September 2018.

Militer China dan Mongolia juga akan terlibat dalam latihan Vostok-2018.

"Latihan perang diperlukan untuk memastikan kemampuan militer Rusia dalam situasi internasional saat ini, yang sering cukup agresif dan tidak ramah kepada negara kita," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Latihan perang besar-besaran ini telah mengkhawatirkan NATO. "Semua negara memiliki hak untuk melatih angkatan bersenjata mereka," kata juru bicara NATO, Dylan White.

"Tetapi penting bahwa ini dilakukan dengan cara yang transparan dan dapat diprediksi," ujarnya.

Menurut Siberian Times, Rusia juga telah mulai memulihkan pangkalan militer Soviet di pelabuhan Tiksi, Arktik, 2.670 mil sebelah timur Moskow.

Kota itu mulai runtuh sejak runtuhnya Uni Soviet. Tetapi, sekarang sedang direvitalisasi sebagai bagian dari strategi Putin untuk mengembalikan pengaruh Moskow sebagai kekuatan militer di wilayah kutub.

Komandan Armada Utara Rusia, Laksamana Nikolay Yevmenov mengatakan; "Kami berencana untuk mengembangkan unit pertahanan anti-pesawat di Tiksi, ini akan menjadi bagian dari pasukan ke-45."

"Radio dan unit rudal anti-pesawat harus menciptakan kubah pelindung untuk mempertahankan wilayah udara di atas Arktik Rusia," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6673 seconds (0.1#10.140)
pixels