Kebisingan Jet Tempur Siluman F-35 Jadi Masalah di Denmark

Senin, 27 Agustus 2018 - 16:52 WIB
Kebisingan Jet Tempur Siluman F-35 Jadi Masalah di Denmark
Kebisingan Jet Tempur Siluman F-35 Jadi Masalah di Denmark
A A A
COPENHAGEN - Sebuah laporan mengungkap tentang tingkat kebisingan pesawat jet tempur siluman F-35 Denmark yang dibeli dari Lockheed Martin, Amerika Serikat (AS) memicu masalah lokal. Menteri Pertahanan Claus Hjort Frederiksen disebut memberikan informasi yang menyesatkan kepada parlemen soal masalah itu.

Kementerian Pertahanan Denmark belum mengonfirmasi tentang tingkat kebisingan yang dipersoalkan dari pesawat yang jadi tulang punggung masa depan angkatan udara negara Skandinavia itu. Namun, laporan surat kabar Jyllands-Posten, menyatakan kementerian itu menanggarkan biaya tambahan multi-miliar krone untuk pembelian mesin baru sebagai solusi.

Laporan soal rencana Denmark untuk membeli mesin baru untuk jet tempur siluman F-35 diungkap dua ahli yang mengetahui masalah tersebut.

Menurut Jyllands-Posten, Menteri Pertahanan Frederiksen dari Partai Liberal gagal menginformasikan kepada parlemen tentang masalah itu dengan membuat langkah-langkah untuk memastikan bahwa penduduk di sekitar Pangkalan Udara Skrydstrup di South Jutland tidak akan terpengaruh oleh kebisingannya.

Selanjutnya, Kementerian Pertahanan Denmark menyatakan bahwa mengubah mesin pesawat dapat mengurangi tingkat kebisingan di bawah apa yang diklaim oleh produsen F-35, Lockheed Martin.

Terlepas dari kenyataan bahwa perhitungan Denmark tidak pernah disetujui oleh Kantor Pembangunan AS untuk F-35 (JPO), Komite Keuangan Parlemen Denmark mengalokasikan lebih dari DKK16 miliar (Krone Denmark) untuk pengadaan jet tempur baru itu pada bulan Desember 2017.

"Seandainya ada sedikit keraguan tentang angka-angka itu, mereka seharusnya menyerahkannya ke parlemen," kata Sten Bonsing, seorang profesor hukum administrasi di Universitas Aarhus kepada Jyllands-Posten, yang dikutip Sputnik, Senin (27/8/2018).

Dengan alasan kepentingan politik yang besar dalam masalah ini, menurut dia, pemerintah telah menyesatkan parlemen.

Ole Wegver, seorang profesor politik internasional di Universitas Copenhagen, merasa "sangat bermasalah" bahwa Departemen Pertahanan telah menahan data penting tentang tingkat kebisingan jet tempur F-35. Dia menekankan bahwa perhitungan Denmark didasarkan pada asumsi overoptimistic dan distorsi angka-angka.

"Tidak ada alasan untuk gagal membangun keputusan dasar yang terbaik bagi parlemen," kata Wegver. Menurutnya, dengan sengaja menghapus informasi yang dianggap tidak nyaman tidak dapat diterima.

Jorgen Albaek Jensen, seorang profesor hukum administrasi di Aalborg University, berpendapat bahwa itu adalah keadaan yang memberatkan, di mana beberapa pihak (terutama, Aliansi Merah-Hijau) menyatakan keprihatinan langsung terhadap tingkat kebisingan pesawat tempur generasi kelima Amerika itu.

Masalah kebisingan tersebut ternyata juga dirahasiakan selama dua tahun masa jabatan dari pendahulu Frederiksen. Pelapor masalah pertahanan dari Partai Sosialis Rakyat Holger Nielsen mengatakan, Frederiksen seharusnya berubah dengan menyatakan perihal kebisingan pesawat tempur itu sebagai masalah serius.

"Tidak mengatakan seluruh kebenaran dan menahan informasi benar-benar tidak memuaskan dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Nielsen.

Negara Eropa ini mengakuisisi 27 unit jet tempur F-35, yang diperkirakan menjadi pembelian terbesar dalam sejarah Denmark.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3621 seconds (0.1#10.140)