Erdogan Serukan Rakyat Turki Bersatu Lawan Serangan Ekonomi
A
A
A
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerukan semua rakyat Turki bersatu dalam sebuah tekad untuk melawan serangan terhadap ekonomi di negara tersebut. Dia percaya, persatuan itu akan membuat Ankara menang.
Komentar Erdogan muncul ketika mengomentari krisis mata uang yang dihadapi Turki.
Mata uang Turki, lira, telah jatuh sekitar 40 persen tahun ini karena kekhawatiran investor atas cengkeraman presiden pada kebijakan moneter.
Krisis itu juga dipicu perseteruan Turki dan Amerika Serikat (AS) terkait penahanan Amerika, Andrew Brunson, yang membuat pemerintah Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri di kabinet Erdogan.
"Ketika kami menangani serangan terhadap ekonomi Turki hari ini, jaminan terbesar kami adalah komitmen dan tekad setiap anggota masyarakat kami untuk kemerdekaan, bangsa, dan masa depan mereka," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters, Minggu (26/8/2018).
Presiden Turki itu menolak anjloknya nilai mata uang lira sebagai "perang ekonomi" dan menuduh AS menargetkan Turki terkait nasib Pastor Andrew Brunson, seorang warga negara AS yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme yang dia bantah.
Lira menguat terhadap dolar AS dalam perdagangan pada hari Jumat, setelah mencapai rekor terendah 7,24 terhadap dolar awal bulan ini.
Pengadilan Turki pekan lalu menolak seruan AS untuk membebaskan Brunson, menarik teguran keras dari Presiden Donald Trump. Presiden AS itu mengatakan Washington tidak akan membayar pembebasan warganya yang tak bersalah tapi ditahan Turki.
Erdogan telah berulang kali meminta warga Turki untuk mengubah emas dan dolar mereka menjadi lira guna menopang perekonomian yang sakit. Menurutnya, cara itu akan membantu negara dalam mengatasi krisis.
Komentar Erdogan muncul ketika mengomentari krisis mata uang yang dihadapi Turki.
Mata uang Turki, lira, telah jatuh sekitar 40 persen tahun ini karena kekhawatiran investor atas cengkeraman presiden pada kebijakan moneter.
Krisis itu juga dipicu perseteruan Turki dan Amerika Serikat (AS) terkait penahanan Amerika, Andrew Brunson, yang membuat pemerintah Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri di kabinet Erdogan.
"Ketika kami menangani serangan terhadap ekonomi Turki hari ini, jaminan terbesar kami adalah komitmen dan tekad setiap anggota masyarakat kami untuk kemerdekaan, bangsa, dan masa depan mereka," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters, Minggu (26/8/2018).
Presiden Turki itu menolak anjloknya nilai mata uang lira sebagai "perang ekonomi" dan menuduh AS menargetkan Turki terkait nasib Pastor Andrew Brunson, seorang warga negara AS yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme yang dia bantah.
Lira menguat terhadap dolar AS dalam perdagangan pada hari Jumat, setelah mencapai rekor terendah 7,24 terhadap dolar awal bulan ini.
Pengadilan Turki pekan lalu menolak seruan AS untuk membebaskan Brunson, menarik teguran keras dari Presiden Donald Trump. Presiden AS itu mengatakan Washington tidak akan membayar pembebasan warganya yang tak bersalah tapi ditahan Turki.
Erdogan telah berulang kali meminta warga Turki untuk mengubah emas dan dolar mereka menjadi lira guna menopang perekonomian yang sakit. Menurutnya, cara itu akan membantu negara dalam mengatasi krisis.
(mas)