Potong Dana Bantuan, Palestina Sebut AS Lakukan Pemerasan
A
A
A
YERUSALEM - Pejabat tinggi Palestina menyebut Amerika Serikat (AS) melakukan pemerasan detelah Departemen Luar Negeri mengumumkan akan memotong dana bantuan sebesar Rp2,9 triliun.
"Pemerintahan saat ini telah menghancurkan visi dan hubungan AS dengan Palestina selama beberapa dekade," ujar utusan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk AS, Husam Zomlot, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (25/8/2018).
Menurut Zomlot setelah pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan membekukan dana untuk badan PBB bagi pengungsi Palestina (UNRWA), itu adalah sebuah konfirmasi untuk meninggalkan solusi dua negara dan sepenuhnya merangkul agenda anti perdamaian Netanyahu.
"Menjadikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan sebagai senjata pemerasan politik tidak akan bekerja," tegas Zumlot.
"Hanya komitmen ulang dari pemerintahan ini terhadap kebijakan lama AS yang telah lama dicapai untuk mencapai perdamaian melalui solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur, Ibu Kota negara Palestina, dan menghormati resolusi serta hukum internasional yang akan memberikan jalan ke depan," ujarnya menambahkan.
Pernyataan Zumlot diamini oleh Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif PLO, yang juga menyebut AS melakukan pemerasan murahan.
"Rakyat dan kepemimpinan Palestina tidak akan diintimidasi dan tidak akan menyerah pada pemaksaan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada kemuliaan dalam terus menerus menggertak dan menghukum orang-orang di bawah pendudukan," imbuhnya.
"Pemerintah AS telah menunjukkan spirit kejahatan dalam kolusi dengan pendudukan Israel dan pencurian tanah dan sumber daya," lanjut Ashrawi.
"Sekarang ini adalah kekejaman ekonomi dengan menghukum para korban Palestina dari pendudukan ini," tukasnya.
Pemerintah Amerika Serikat memangkas dana bantuan untuk Palestina lebih dari USD200 juta atau lebih dari Rp2,9 triliun.
Dana yang dipotong itu diarahkan untuk program kesehatan dan pendidikan, serta inisiatif untuk membuat pemerintahan Palestina lebih efisien. Dana tersebut digunakan baik di Tepi Barat yang dikelola oleh pemerintah Palestina dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Ini bukan pertama kalinya Trump telah memangkas bantuan jangka panjang yang terikat dengan Palestina. Pada bulan Januari, Gedung Putih mengumumkan bahwa pihaknya juga akan menahan Rp947 triliun bantuan kepada badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA.
"Pemerintahan saat ini telah menghancurkan visi dan hubungan AS dengan Palestina selama beberapa dekade," ujar utusan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk AS, Husam Zomlot, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (25/8/2018).
Menurut Zomlot setelah pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan membekukan dana untuk badan PBB bagi pengungsi Palestina (UNRWA), itu adalah sebuah konfirmasi untuk meninggalkan solusi dua negara dan sepenuhnya merangkul agenda anti perdamaian Netanyahu.
"Menjadikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan sebagai senjata pemerasan politik tidak akan bekerja," tegas Zumlot.
"Hanya komitmen ulang dari pemerintahan ini terhadap kebijakan lama AS yang telah lama dicapai untuk mencapai perdamaian melalui solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur, Ibu Kota negara Palestina, dan menghormati resolusi serta hukum internasional yang akan memberikan jalan ke depan," ujarnya menambahkan.
Pernyataan Zumlot diamini oleh Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif PLO, yang juga menyebut AS melakukan pemerasan murahan.
"Rakyat dan kepemimpinan Palestina tidak akan diintimidasi dan tidak akan menyerah pada pemaksaan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada kemuliaan dalam terus menerus menggertak dan menghukum orang-orang di bawah pendudukan," imbuhnya.
"Pemerintah AS telah menunjukkan spirit kejahatan dalam kolusi dengan pendudukan Israel dan pencurian tanah dan sumber daya," lanjut Ashrawi.
"Sekarang ini adalah kekejaman ekonomi dengan menghukum para korban Palestina dari pendudukan ini," tukasnya.
Pemerintah Amerika Serikat memangkas dana bantuan untuk Palestina lebih dari USD200 juta atau lebih dari Rp2,9 triliun.
Dana yang dipotong itu diarahkan untuk program kesehatan dan pendidikan, serta inisiatif untuk membuat pemerintahan Palestina lebih efisien. Dana tersebut digunakan baik di Tepi Barat yang dikelola oleh pemerintah Palestina dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Ini bukan pertama kalinya Trump telah memangkas bantuan jangka panjang yang terikat dengan Palestina. Pada bulan Januari, Gedung Putih mengumumkan bahwa pihaknya juga akan menahan Rp947 triliun bantuan kepada badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA.
(ian)