Iran Kembangkan Jet Tempur Baru

Kamis, 23 Agustus 2018 - 09:21 WIB
Iran Kembangkan Jet Tempur Baru
Iran Kembangkan Jet Tempur Baru
A A A
TEHERAN - Iran terus memperkuat militernya dengan mengembangkan jet tempur domestik bernama Kowsar.

Itu sebagai sikap Iran untuk menghadapi ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) dan rivalnya di kawasan Timur Tengah, seperti Arab Saudi. Presiden Iran Hassan Rouhani mengungkapkan, militer Iran siap menghadapi serangan Washington. Selama ini, Presiden AS Donald Trump berulang kali mengancam Iran.

AS dan Saudi juga selalu menganggap Iran sebagai ancaman stabilisasi di Timur Tengah. “Kita seharusnya membuat diri kita untuk bertempur melawan kekuatan militer yang ingin menguasai teritorial kita dan sumber daya kita,” kata Rouhani pada pidatonya kemarin.

“Kenapa AS tidak menyerang kita? Karena kekuatan kita, karena mereka mengetahui konsekuensinya,” imbuh Rouhani. Untuk melawan AS, Rouhani menegaskan, Iran telah mengembangkan jet tempur baru yang disebut dengan Kowsar. Iran mengklaim pesawat itu 100% buatan dalam negeri.

Pesawat itu juga mampu membawa beragam senjata dan digunakan untuk melaksanakan misi udara jarak pendek. Beberapa pakar menyebutkan jet tempur Kowsar adalah tiruan pesawat F-5 yang di produksi AS pada 1960-an. “Pesawat itu tampaknya seperti F-5 Tiger dengan dua awak kabin.

Pesawat itu mungkin diproduksi domestik, tetapi sepenuhnya tiruan dari AS,” kata peneliti teknologi pesawat di Royal United Services Institute, Justin Bronk. Pesawat itu memiliki kelemahan pada kapasitas bahan bakar dan berdaya jelajah sangat terbatas.

Bronk mengungkapkan, pesawat tersebut tergolong kecil dan ringan karena memiliki mesin kecil dengan performa yang terbatas. “Pesawat itu mungkin diganti dengan komponen yang lebih terbaru. Iran mungkin menempatkan radar modern, teknologi penerbangan modern dengan standar Iran,” kata Bronk.

“Namun, pesawat tersebut memiliki banyak keterbatasan,” ujarnya. Selain itu, juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman, menuding pesawat Kowhar sebagai daur ulang pesawat F-5.

“Pesawat Kowhar memiliki banyak kesamaan dengan F-5 dan itu adalah pesawat yang sangat tua,” kata Gendelman. Selain Kowhar, Iran pernah meluncurkan jet tempur domestik bernama Qaher 313. Pe sawat itu diungkap ke publik pada 2013 saat Mahmoud Ahma dinejad berkuasa.

Namun, beberapa pakar menyatakan keraguannya tentang perkembangan pesawat tersebut. Angkatan Udara Iran memiliki ratusan pesawat udara Rusia dan AS. Khusus pesawat AS di beli sebelum revolusi Iran 1979. Armada pesawat Iran dikenal tua dan tidak layak terbang.

Lembaga think tank International Institute for Strategic Studies (IISS) berbasis di London menyatakan, jumlah pesawat Angkatan Udara Iran mencapai 300 buah. IISS memprediksi 80% buatan Rusia. Para pejabat militer Iran menyatakan pesawat Kowsar ada lah jet tempur teknologi keempat.

“Pesawat itu diproduksi setelah penelitian intensif dan kerja keras para pakar Kementerian Pertahanan Iran,” ungkap para pejabat Iran dilansir kantor berita Tasnim .

Apa kelebihan Kowsar?

Para pejabat militer mengatakan, jet tempur menggunakan jaringan data militer dan dilengkapi dengan sistem penerbangan canggih dan sistem kontrol kebakaran. Kowhar juga memiliki sistem komputer kalkulasi balistik dan menggunakan sistem pemetaan canggih.

Pesawat itu juga mempunyai sistem radar yang mampu mendeteksi target musuh dan dilengkapi dengan teknologi untuk menembak dengan presisi tingkat tinggi. Belum jelas di mana pesawat tersebut akan ditempatkan.

Semenjak ketegangan dengan AS meningkat, armada tempur Angkatan Laut Iran mulai membanjiri Selat Hormuz yang sangat strategis sebagai zona pelayaran minyak bumi. Selain memproduksi pesawat, Iran juga memperkenalkan sistem senjata baru yakni misil Bavar 373 pada awal bulan ini.

Misil itu adalah misil setara S-300 milik Rusia. Namun, kualitas misil tersebut dipertanyakan banyak pihak. “Prioritas kita adalah pengembangan misil. Kita memang memiliki posisi terbaik dalam urusan rudal,” kata petinggi militer Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami.

Kemudian, Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi mengungkapkan, uji coba di laut untuk misil Kamand berjangkauan rendah juga telah berhasil dilaksanakan. Latihan misil itu dilak sanakan bertujuan memperkuat pertahanan laut Iran.

Pasukan Garda Revolusi Iran pada awal bulan ini memang menggelar latihan perang untuk siap menghadapi konfrontasi dengan musuh. Komando Pusat Militer AS juga melihat adanya pergerakan dan aktivitas Angkatan Laut AS, terutama di Selat Harmouz.

Ancam Serang Israel

Pekan lalu, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga mengatakan AS akan menghindari konfrontasi militer dengan Teheran karena kekuatan militer Iran. Khamenei menolak tawaran perundingan tanpa syarat tentang kesepakatan nuklir Iran.

Hubungan antara Wa shington dan Teheran memburuk setelah Trump pada Mei lalu menarik diri dari kesepakatan program nuklir Iran. Selain itu, Wa shington telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran. Trump menjuluki perundingan 2015 tidak menekan Iran karena Teheran masih terlibat dalam konflik di Suriah dan Yaman.

Rouhani membandingkan sanksi terhadap Iran dengan perang dagang dengan China dan pemberlakuan tarif impor baru terhadap Turki dan negara-negara Eropa. “Bukan hanya kita yang tidak percaya terhadap AS. Saat ini, Eropa dan China juga tidak percaya kepada mereka.

Bahkan aliansi AS, seperti Kanada, juga telah kehilangan kepercayaan terhadap mereka,” katanya. Kemudian, ulama senior Iran Ahmad Khatami memperingat kan AS jika menyerang Teheran, maka Teheran akan menyerang Israel. Pernyataan itu diucapkan saat khotbah salat Idul Adha.

Dia juga menambahkan, tawaran perundingan langsung dari Trump juga tidak bisa diterima. “AS mengatakan, kamu harus menerima apa yang di dalam perundingan. Dengan begitu, itu bukan negosiasi, tetapi kediktatoran. Iran dan bangsa Iran melawan kediktatoran,” kata Khatami.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5726 seconds (0.1#10.140)