3 Juta Jamaah Haji Padati Arafah

Senin, 20 Agustus 2018 - 12:11 WIB
3 Juta Jamaah Haji Padati Arafah
3 Juta Jamaah Haji Padati Arafah
A A A
ARAFAH - Ibadah haji memasuki puncaknya. Sekitar 3 juta jamaah haji telah berkumpul di Padang Arafah untuk menjalani prosesi wukuf.
Begitu banyaknya jamaah di tempat ini membuat Arafah berubah menjadi lautan manusia serba putih. Seluruh jamaah haji Indonesia juga dilaporkan telah berada di Arafah. Pemberangkatan jamaah baik reguler maupun khusus menuju Arafah dilakukan dalam tiga tahap. Pemberangkatan pertama dila kukan pukul 07.00-12.00, tahap kedua pada pukul 12.00- 16.00, dan terakhir pukul 16.00-18.00 waktu Arab Saudi (WAS).

Mereka diberang katkan dari pemondokan-pemondokan yang totalnya sebanyak 165 lokasi. Pemberangkatan jamaah haji reguler yang jumlahnya 204.000 orang dilakukan di bawah kendali Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

Adapun jamaah haji khusus yang jumlahnya 17.000 orang dilakukan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Secara berangsur, bus bergerak dari Mekkah menuju Arafah yang jaraknya sekitar 15 km. Bus pertama yang tiba di Arafah berisi jamaah haji Kloter 32 Embarkasi Solo (SOC). Bus tersebut langsung menuju Maktab 50.

Selanjutnya hampir bersamaan, tiba juga bus kedua dari kloter yang sama sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Tak berapa lama datang lagi bus Kloter 08 Embarkasi Banda Aceh. Setiba di Arafah, jamaah haji reguler Indonesia menempati maktab-maktab yang ada di 70 titik. Setiap maktab berisi sekitar 2.700-3.000 jamaah.

Fasilitas di maktab semakin baik seperti adanya 124 penyejuk udara dengan embusan embun air (mist fan), 2 genset, 5 tambahan urinoir, dan 30 tenaga kebersihan. Jamaah langsung disambut tim ad hoc Satgas Arafah yang terdiri atas tim Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi. Sedikitnya 120 petugas dari satgas tersebut disiagakan di maktab masing-masing.

Tim Satgas Arafah tersebut telah diberangkatkan ke Arafah sejak Sabtu (18/8) malam. Cuaca di Arafah kemarin mencapai 43 derajat Celsius. “Petugas meng imbau jamaah cukup mengonsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi,” ujar Kepala Satgas Arafah Arsyad Hidayat.

Kemarin Menteri Aga ma (Menag) yang juga amirulhaj Indonesia Lukman Hakim Saifuddin tiba di Arafah sekitar pukul 16.00 WAS. Menag tiba di Arafah bersama anggota amirulhaj yang antara lain KH Yahya Cholil Staquf (PBNU), Agus Sartono (Deputi Kemenko PMK), dan KH Masduki Baedlowi (MUI).

KH Yahya Cholil Staquf hari ini dijadwalkan bertindak sebagai khatib wukuf. Adapun imam salat zuhur adalah Akhmad Sadeli Karim (Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar). Salat zuhur berjamaah akan dilaksanakan di tenda masjid Maktab 8.

Sementara Menag dan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel akan memberikan sambutan sebelum dilaksanakan khutbah wukuf. “Wukuf adalah rukun haji. Karena itu diupayakan seluruh jamaah harus berada di Arafah pada 9 Zulhijah,” kata Menag di Arafah kemarin.

Arafah merupakan puncak dari ibadah haji yang saat ini sedang dijalani jamaah dari seluruh dunia dan Indonesia. Arafah juga tempat yang istimewa pada hari ini. Karena itu, menurut Menag, jamaah yang hadir di tempat mulia ini mesti fokus dan berhenti sejenak dari aktivitas keduniawian.

“Banyak ulama mengatakan, di Arafah inilah puncak dari kesadaran setiap umat manusia untuk mengenali siapa dirinya. Karenanya dia mengenali siapa Tuhannya,” tandasnya. Menag menyatakan, persaudaraan adalah sesuatu yang mendasar yang oleh Rasulullah dijadikan indikator kemabruran iba dah haji.

“Ketika Rasulullah ditanya soal tanda kemabruran, Rasul menjawab, memberi makan kepada sesama dan menebarkan salam,” ujarnya. Dia mengungkapkan, makan adalah kebutuhan mendasar dan simbol kepedulian sosial. Karena itu sebagai muslim kita harus senantiasa mewujudkan kepedulian di lingkungan masing-masing.

“Mengajak kita semua untuk mendoakan, selain untuk diri, juga untuk seluruh bangsa Indonesia, terutama buat saudara-saudara kita di Lombok yang menjadi korban gempa. Semoga diberi kekuatan dan kesabaran,” kata Menag. Dengan haji mabrur, Menag berharap kepekaan sosial di kalangan umat manusia semakin meningkat.

Selain itu mereka mampu menjadi duta perdamaian dan ikut membangun peradaban dunia. Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyatakan bahwa pelayanan haji dari tahun ketahun selalu ada peningkatan. Kualitas pelayanan yang makin baik ini akan terus ditingkatkan pada pelaksanaan ibadah haji pada tahun-tahun yang akan datang.

“Contohnya tenda ini, kalau dulu ala kadarnya. Tapi sekarang kan sangat kokoh sehingga ini membuat nyaman jamaah,” sebutnya. Untuk sedikit mengurangi rasa panas, pihaknya memperbanyak kipas angin berair yang ditempatkan di setiap tenda jamaah. “Kita tidak berikan AC di tenda jamaah karena daya listrik di Arafah ini terbatas,” kata Menag.

Menghadapi puncak haji, yakni fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), PPIH juga menyiapkan Tim Mobile Crisis & Rescue (MCR) yang berjumlah 233 orang. Mereka dibagi ke dua jalur, yakni bawah (Muaisyim-Syisyah) dan atas (Kantor Misi Haji Mina-Jamarat).

“Tim ini bergerak untuk membantu menangani berbagai masalah yang dialami jamaah,” kata Menag. Tim MCR ini tergolong baru karena baru dibentuk pada musim haji tahun ini. “Kami menerapkan manajemen krisis dengan belajar dari tahun lalu untuk menghadapi situasi terkini,” ujar dia.

Tim ini terdiri atas tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH), Tim Gerak Cepat (TGC), Tim Promotif Preventif (TPP), tim Perlindungan Jamaah, dan Media Center Haji (MCH).

Di dalamnya juga ada Tim Bimbingan Ibadah yang melakukan sosialisasi ketentuan agama mengenai aturan Pemerintah Arab Saudi. Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Ahad (19/8) pukul 09.00 WAS, sebanyak 92 jamaah asal Indonesia telah wafat.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5310 seconds (0.1#10.140)