Pentagon: Pilot AS di Timur Tengah Diserang Laser

Sabtu, 18 Agustus 2018 - 01:16 WIB
Pentagon: Pilot AS di Timur Tengah Diserang Laser
Pentagon: Pilot AS di Timur Tengah Diserang Laser
A A A
WASHINGTON - Pilot militer Amerika Serikat (AS) yang terbang di Timur Tengah mendapatkan serangan laser pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diakui Pentagon sebelumnya.

Pejabat di Komando Pusat Angkatan Udara AS di Qatar mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa pilot militer di Suriah, Irak dan Afghanistan telah melaporkan 350 serangan dalam tujuh bulan pertama tahun 2018. Terjadi peningkatan tajam dari 400 serangan secara keseluruhan pada tahun 2017.

Serangan seperti itu telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, kata para pejabat, tetapi meningkat pada tahun 2018. Serangan tersebut terkait dengan kelompok-kelompok teroris termasuk Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan al-Qaeda.

Serangan itu biasanya ditujukan pada pilot selama prosedur pendaratan dalam upaya untuk menyebabkan kecelakaan, meskipun tidak ada kecelakaan akibat serangan laser yang terjadi sejauh ini. Kekuatan laser itu berkisar dari laser pointer genggam hingga laser kelas militer.

"Serangan laser itu berbahaya dan berpotensi membingungkan, untuk sementara mengganggu visi awak pesawat kami, atau secara permanen merusak penglihatan anggota-anggota militer kami," kata seorang juru bicara Komando Sentral AS kepada The Journal.

"Ini sangat sulit untuk menentukan asal-usul keterlibatan laser pendek, jadi kami tidak bisa secara pasti mencari sumber serangan laser," ujar juru bicara itu lagi.

“Kami menilai bahwa banyak kemungkinan berasal dari kelompok perlawanan dan organisasi teroris seperti (Negara Islam), Al Qaeda dan lainnya,” tukasnya seperti dikutip dari The Hill, Sabtu (18/8/2018).

Jumlah serangan di wilayah itu masih jauh lebih rendah daripada jumlah serangan amatir yang terjadi yang ditujukan untuk pilot komersial setiap tahun, menurut Federal Aviation Administration (FAA).

Laporan FAA menunjukkan bahwa 2.800 insiden penghentian terjadi antara Januari 2018 dan Juni 2018, sementara sekitar 2.700 terjadi selama periode yang sama tahun lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6656 seconds (0.1#10.140)
pixels