Irak Bombardir 'Ruang Operasi' ISIS di Suriah
A
A
A
BAGHDAD - Irak meluncurkan serangan udara pada pertemuan pejuang ISIS di negara tetangga Suriah. Serangan itu menewaskan anggota kelompok militan garis keras yang merencanakan serangan lintas batas. Hal itu dikatakan oleh militer Irak.
Pesawat-pesawat tempur F-16 Irak mengebom dan menghancurkan "ruang operasi" tempat para militan bertemu. ISIS, yang pernah menduduki sepertiga wilayah Irak, telah dikalahkan sebagian besar di negara itu tetapi masih menjadi ancaman di sepanjang perbatasannya dengan Suriah.
"Menurut intelijen, para teroris yang tewas itu merencanakan operasi kriminal menggunakan rompi bunuh diri dan dimaksudkan untuk menargetkan orang tak berdosa dalam beberapa hari ke depan di Irak," kata militer Irak dalam sebuah pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/8/2018).
Militer Irak telah melakukan beberapa serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak tahun lalu, dengan persetujuan Presiden Bashar al-Assad dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang memerangi militan.
Irak memiliki hubungan baik dengan Iran dan Rusia, pendukung utama Assad dalam perang Suriah, dan juga mendapat dukungan kuat dari koalisi pimpinan AS.
Perdana Menteri Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan terakhir atas ISIS pada bulan Desember lalu. Namun kelompok itu masih beroperasi dari kantong di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan di daerah pegunungan yang berbukit-bukit di Irak timur laut.
Mereka terus melakukan penyergapan, pembunuhan, dan pemboman di seluruh Irak sejak meninggalkan tujuannya untuk menciptakan khalifah yang mencukupi diri sendiri di Irak dan Suriah.
Pesawat-pesawat tempur F-16 Irak mengebom dan menghancurkan "ruang operasi" tempat para militan bertemu. ISIS, yang pernah menduduki sepertiga wilayah Irak, telah dikalahkan sebagian besar di negara itu tetapi masih menjadi ancaman di sepanjang perbatasannya dengan Suriah.
"Menurut intelijen, para teroris yang tewas itu merencanakan operasi kriminal menggunakan rompi bunuh diri dan dimaksudkan untuk menargetkan orang tak berdosa dalam beberapa hari ke depan di Irak," kata militer Irak dalam sebuah pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/8/2018).
Militer Irak telah melakukan beberapa serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak tahun lalu, dengan persetujuan Presiden Bashar al-Assad dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang memerangi militan.
Irak memiliki hubungan baik dengan Iran dan Rusia, pendukung utama Assad dalam perang Suriah, dan juga mendapat dukungan kuat dari koalisi pimpinan AS.
Perdana Menteri Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan terakhir atas ISIS pada bulan Desember lalu. Namun kelompok itu masih beroperasi dari kantong di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan di daerah pegunungan yang berbukit-bukit di Irak timur laut.
Mereka terus melakukan penyergapan, pembunuhan, dan pemboman di seluruh Irak sejak meninggalkan tujuannya untuk menciptakan khalifah yang mencukupi diri sendiri di Irak dan Suriah.
(ian)