ASEAN-China Bahas Kode Etik Maritim

Jum'at, 03 Agustus 2018 - 11:03 WIB
ASEAN-China Bahas Kode...
ASEAN-China Bahas Kode Etik Maritim
A A A
SINGAPURA - Asosiasi Bangsabangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China menyepakati rencana kerja untuk melanjutkan negosiasi kode etik di Laut China Selatan.

Kedua pihak menyebut kemajuan ini sebagai tonggak sejarah. Beberapa negara anggota ASEAN dan China memiliki klaim di kepulauan yang terletak di Laut China Selatan. Selama bertahun-tahun mereka membahas pakta untuk mencegah meningkatnya konflik.

“Saya senang mengumumkan tonggak sejarah baru dalam proses kode etik (code of conduct /COC),” tutur Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan yang menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin regional dan anggota parlemen dari penjuru dunia di negara tersebut. Dia menjelaskan, draf tunggal teks negosiasi COC di sepakati dalam perundingan ting kat tinggi pada Juni tapi baru diumumkan kemarin.

Teks itu akan menjadi dasar untuk negosiasi antara ASEAN dan China. Menlu China Wang Yi menyebut, teks rencana kerja itu kabar baik dan kemajuan besar. Para pengkritik menyatakan pendekatan konsensus pada negosiasi itu berarti kesepakatan akhir masih mem butuhkan waktu beberapa tahun dan menguntungkan China untuk meredam kecurigaan atas militerisasi Beijing di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan.

Agenda lain ASEAN dalam beberapa hari mendatang adalah mencapai kesepakatan keamanan siber dengan Rusia, sesuai draf pernyataan bersama yang akan dirilis pada Sabtu (4/8). Dokumen itu menunjukkan ASEAN akan menegaskan kembali komitmennya membuat kesepakatan dagang yang didukung China, pada saat Amerika Serikat (AS) menerapkan kebijakan dagang proteksionis.

ASEAN juga menyerukan denuklirisasi semenanjung Korea segera diwujudkan. Singapura mengalami serangan siber terburuk awal tahun ini, saat para peretas mencuri informasi pribadi sekitar 1,5 juta orang, termasuk Perdana Menteri (PM) Singapua Lee Hsien Loong dari basis data kesehatan pemerintah.

Malaysia juga menyatakan, pada Maret telah menggagalkan perampokan siber di bank sentral. Belum ada negara yang telah diidentifikasi sebagai peretas dan tidak ada tuduhan keterlibatan Rusia yang tahun lalu menunjuk Duta Besar untuk ASEAN di Jakarta.

“Kami menyambut penguatan kerja sama kami lebih lanjut dalam keamanan siber dengan Rusia melalui pernyataan yang dikeluarkan para menlu ASEAN dan Rusia,” ungkap draf pernyataan bersama tersebut, dikutip kantor berita Reuters . Isi pernyataan itu dapat berubah bergantung pada proses negosiasi.

Facebook sebelumnya menyatakan telah mengi den tifikasi kampanye pengaruh politik terkoordinasi untuk menargetkan para pemilih men jelang pemilu kongres AS pada November mendatang. Di sisi lain, banyak negaranegara di Asia Tenggara yang tidak yakin dengan kebijakan ekonomi AS untuk kawasan ASEAN karena sejak Donald Trump menang pemilu presiden AS, dia berjanji menerapkan kebijakan “America First”.

Salah satu tindakan Trump setelah menjabat adalah keluar dari kesepakatan dagang Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang me libatkan empat negara ASEAN. Menlu AS Mike Pompeo dijadwalkan berada di Si nga pura hari ini untuk mengumumkan investasi di ka wasan, meski banyak anggota ASEAN lebih khawatir dengan perang dagang AS dan China yang dapat memengaruhi perekonomian kawasan. ASEAN akan menegaskan komitmen pada kesepakatan dagang yang melibatkan China dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0605 seconds (0.1#10.140)