Balas Dendam, Erdogan Didesak Rebut Trump Towers di Istanbul
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan didesak merebut bangunan Trump Towers di Istanbul sebagai balas dendam setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Ankara. Bangunan itu merupakan aset milik Presiden AS Donald John Trump.
Desakan itu muncul dari partai politik Turki, Partai iYi. Sebelumnya, pemerintah Erdogan berjanji tidak akan membiarkan sanksi AS berlalu tanpa pembalasan dari Ankara.
Sanksi Washington terhadap dua menteri kabinet Erdogan dipicu oleh penahanan pastor AS, Andrew Brunson atas tuduhan terorisme dan spionase karena dianggap terlibat upaya kudeta militer Turki yang gagal tahun 2016.
"Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pemerintah harus merebut Trump Towers," kata juru bicara yang juga Sekretaris Jenderal Partai iYi, Ayten Çıray, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Hurriyet Daily News, 2 Agustus 2018.
Kompleks Trump Towers Turki berdiri di kawasan Mecidiyekoy, Istanbul, yang terkenal ramai. yang ramai di Istanbul. Kompleks itu terdiri dari mal 400.000 kaki persegi di samping dua menara setinggi 40 lantai. Salah satunya merupakan bangunan apartemen dan lainnya gedung kantor.
Desakan Cıray sebagai respons setelah Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu. Aset kedua menteri itu dibekukan dalam yurisdiksi AS.
Trump Towers di Istanbul pernah diusik Erdogan dalam pidatonya, Juni 2016. Pada tahun itu, Trump tengah gencar kampanye yang oleh sejumlah pihak mengobarkan Islamofobia.
Kal itu, Presiden Erdogan mengatakan bahwa nama "Trump" harus dihapus dari menara bangunan di Istanbul tersebut sebagai tanggapan terhadap sosok Trump sebagai kandidat presiden AS yang Islamofobia.
Namun, menurut laporan New York Times, baik Trump sendiri maupun The Trump Organization adalah pemilik yang sah dari Trump Tower di Istanbul. Sebaliknya, aset real estate yang diinginkan oleh Partai iYi agar direbut Erdogan adalah milik Turki, tepatnya milik perusahaan konglomerat Dogan Holding.
Desakan itu muncul dari partai politik Turki, Partai iYi. Sebelumnya, pemerintah Erdogan berjanji tidak akan membiarkan sanksi AS berlalu tanpa pembalasan dari Ankara.
Sanksi Washington terhadap dua menteri kabinet Erdogan dipicu oleh penahanan pastor AS, Andrew Brunson atas tuduhan terorisme dan spionase karena dianggap terlibat upaya kudeta militer Turki yang gagal tahun 2016.
"Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pemerintah harus merebut Trump Towers," kata juru bicara yang juga Sekretaris Jenderal Partai iYi, Ayten Çıray, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Hurriyet Daily News, 2 Agustus 2018.
Kompleks Trump Towers Turki berdiri di kawasan Mecidiyekoy, Istanbul, yang terkenal ramai. yang ramai di Istanbul. Kompleks itu terdiri dari mal 400.000 kaki persegi di samping dua menara setinggi 40 lantai. Salah satunya merupakan bangunan apartemen dan lainnya gedung kantor.
Desakan Cıray sebagai respons setelah Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu. Aset kedua menteri itu dibekukan dalam yurisdiksi AS.
Trump Towers di Istanbul pernah diusik Erdogan dalam pidatonya, Juni 2016. Pada tahun itu, Trump tengah gencar kampanye yang oleh sejumlah pihak mengobarkan Islamofobia.
Kal itu, Presiden Erdogan mengatakan bahwa nama "Trump" harus dihapus dari menara bangunan di Istanbul tersebut sebagai tanggapan terhadap sosok Trump sebagai kandidat presiden AS yang Islamofobia.
Namun, menurut laporan New York Times, baik Trump sendiri maupun The Trump Organization adalah pemilik yang sah dari Trump Tower di Istanbul. Sebaliknya, aset real estate yang diinginkan oleh Partai iYi agar direbut Erdogan adalah milik Turki, tepatnya milik perusahaan konglomerat Dogan Holding.
(mas)