Massa Rotterdam Bela Mahasiswi Indonesia yang Diperkosa Secara Brutal

Kamis, 02 Agustus 2018 - 14:31 WIB
Massa Rotterdam Bela Mahasiswi Indonesia yang Diperkosa Secara Brutal
Massa Rotterdam Bela Mahasiswi Indonesia yang Diperkosa Secara Brutal
A A A
ROTTERDAM - Massa di Rotterdam, Belanda, turun ke jalan membela mahasiswi Indonesia yang jadi korban pemerkosaan secara brutal. Ada sekitar 530 kartu berisi pesan solidaritas dari penduduk setempat yang diterima pihak korban.

Massa yang terdiri dari warga Belanda dan imigran asal Indonesia berjalan kaki dari Rotterdam Centraal ke Distrik De Esch. Dalam aksi jalan kaki sejak Selasa lalu, mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan kecaman bagi pelaku dan dukungan bagi korban.

Beberapa spanduk yang diusung massa antara lain bertuliskan; "No means no", "We are not objects", "Our rights are not up for grabs, neither are we", dan "Private property, consent mandatory".

Mahasiswi Indonesia yang identitasnya dilindungi pihak kepolisian. Dia diperkosa secara brutal di depan kediamannya di Herman Bavinckstraat saat memarkirkan sepedanya pada 21 Juli 2018.

Menurut laporan media lokal, leher korban dijerat dengan rantai sepeda oleh pelaku. Korban bahkan harus menjalani operasi di rumah sakit akibat serangan tersebut.

"Ini mimpi buruk, saya juga mempunya dua anak gadis," kata salah satu pengunjuk rasa pembela korban kepada media lokal, NOS, tanpa disebutkan namanya."Saya bergabung karena kasih sayang untuk gadis itu," imbuh penduduk lokal yang ikut bergabung dalam unjuk rasa.
Seorang pria 18 tahun asal Rotterdam telah ditangkap minggu lalu dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Dia ditangkap setelah dilacak melalui rekaman kamera pengintai. DNA tersangka kemudian dicocokkan dengan jejak yang ditemukan pada korban.

"Kami pikir jika sepuluh kartu masuk, itu sangat banyak. Tetapi orang-orang sangat emosional. Mereka berkata: Oh, saya sangat senang saya bisa melakukan ini'," kata inisiator unjuk rasa, Anja van Ditmarsch kepada NOS, yang dilansir Rabu (1/8/2018) malam.

Selama dua hari terakhir, dia dan demonstran lain, Paul Wiese, berdiri di dekat supermarket dengan meja penuh kartu pesan solidaritas untuk korban.

Polisi bahkan ikut menyerahkan kartu pesan solidaritas kepada korban dan keluarganya, yang telah datang dari Indonesia. "Keluarga dan korban kewalahan dengan jumlah dan pesan-pesan untuk mereka. Itu (kartu-kartu pesan) dalam bahasa Belanda, Inggris, Indonesia, China. Sangat indah, pesan manis," kata Wiese kepada RTV Rijnmond.

Wiese mendengar bahwa kondisi fisik korban sudah mulai membaik. "Secara mental dia sudah pulih. Dia sangat bahagia bahwa keluarganya datang dari Indonesia. Dan dia bisa tertawa setiap saat sekarang. Artinya, setelah hal-hal mengerikan yang terjadi padanya, itu positif untuk didengar," ujarnya.

Pada Selasa malam, massa juga menggelar pawai diam dari Rotterdam Centraal ke De Esch. Rute itu merupakan rute korban bersepeda pulang ke rumahnya di Herman Bavinckstraat sebelum dia diserang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5232 seconds (0.1#10.140)