Rusia Tolak Permintaan Israel Depak Pasukan Iran dari Suriah
A
A
A
TEL AVIV - Rusia menolak permintaan Israel untuk memaksa pasukan Iran hengkang dari wilayah Suriah. Alasannya, peran pasukan Teheran sangat penting dalam upaya memberangus teroris di negeri Bashar al-Assad itu.
Penegasan Moskow itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov. Dia mengatakan, Moskow juga sama halnya tidak dapat melakukan apa pun untuk mencegah serangan militer Israel terhadap pasukan Iran di Suriah, meski menjadi sekutu Moskow dalam membantu rezim Suriah memerangi pemberontak.
Pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad saat ini hampir mengendalikan secara penuh wilayah barat daya yang berdekatan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Viktorov mengatakan kepada stasiun televisi Channel 10 bahwa hanya pasukan tentara Suriah yang berhak dikerahkan di dekat Golan.
Pekan lalu, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Rusia telah menawarkan opsi untuk mempertahankan pasukan Iran setidaknya 100 km (60 mil) dari garis gencatan senjata Dataran Tinggi Golan. Tawaran itu muncul dalam pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Namun, kata pejabat tersebut, Israel menolak tawaran Moskow dengan alasan jarak itu tidak cukup. Tel Aviv merasa keberadaan pasukan Iran menjadi ancaman bagi Israel.
Viktorov tetap membela kehadiran pasukan Iran di Suriah.
"Mereka memainkan peran yang sangat, sangat penting dalam upaya bersama kami untuk melenyapkan teroris di Suriah. Itulah sebabnya, untuk periode waktu ini, kami melihatnya sebagai tuntutan yang tidak realistis untuk mengusir pasukan asing dari keseluruhan wilayah Republik Arab Suriah," ujar diplomat Moskow itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/7/2018).
"Kami dapat berbicara dengan mitra Iran kami secara terbuka, mencoba membujuk mereka untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu," katanya. Tetapi, ketika ditanya apakah Rusia dapat memaksa pasukan Iran keluar dari Suriah, dia menjawab; "Kami tidak bisa."
Tel Aviv selama ini mengklaim netral dalam perang sipil Suriah. Namun, Israel sudah beberapa kali melakukan serangan udara di Suriah yang mereka klaim untuk menargetkan posisi pasukan Iran dan transfer senjata Teheran kepada Hizbullah Lebanon.
Militer Rusia dan Israel telah membangun hotline pada tahun 2015 untuk menghindari insiden tak disengaja dalam operasi militer Moskow di Suriah.
Viktorov mengaku tidak menyetujui serangan militer Israel terhadap Suriah. "(Tetapi), kami tidak bisa mendikte Israel bagaimana untuk melanjutkannya. Tidak terserah kepada Rusia untuk memberi Israel kebebasan dalam melakukan apa pun, atau melarang Israel melakukan apa pun," katanya.
Penegasan Moskow itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov. Dia mengatakan, Moskow juga sama halnya tidak dapat melakukan apa pun untuk mencegah serangan militer Israel terhadap pasukan Iran di Suriah, meski menjadi sekutu Moskow dalam membantu rezim Suriah memerangi pemberontak.
Pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad saat ini hampir mengendalikan secara penuh wilayah barat daya yang berdekatan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Viktorov mengatakan kepada stasiun televisi Channel 10 bahwa hanya pasukan tentara Suriah yang berhak dikerahkan di dekat Golan.
Pekan lalu, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Rusia telah menawarkan opsi untuk mempertahankan pasukan Iran setidaknya 100 km (60 mil) dari garis gencatan senjata Dataran Tinggi Golan. Tawaran itu muncul dalam pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Namun, kata pejabat tersebut, Israel menolak tawaran Moskow dengan alasan jarak itu tidak cukup. Tel Aviv merasa keberadaan pasukan Iran menjadi ancaman bagi Israel.
Viktorov tetap membela kehadiran pasukan Iran di Suriah.
"Mereka memainkan peran yang sangat, sangat penting dalam upaya bersama kami untuk melenyapkan teroris di Suriah. Itulah sebabnya, untuk periode waktu ini, kami melihatnya sebagai tuntutan yang tidak realistis untuk mengusir pasukan asing dari keseluruhan wilayah Republik Arab Suriah," ujar diplomat Moskow itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/7/2018).
"Kami dapat berbicara dengan mitra Iran kami secara terbuka, mencoba membujuk mereka untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu," katanya. Tetapi, ketika ditanya apakah Rusia dapat memaksa pasukan Iran keluar dari Suriah, dia menjawab; "Kami tidak bisa."
Tel Aviv selama ini mengklaim netral dalam perang sipil Suriah. Namun, Israel sudah beberapa kali melakukan serangan udara di Suriah yang mereka klaim untuk menargetkan posisi pasukan Iran dan transfer senjata Teheran kepada Hizbullah Lebanon.
Militer Rusia dan Israel telah membangun hotline pada tahun 2015 untuk menghindari insiden tak disengaja dalam operasi militer Moskow di Suriah.
Viktorov mengaku tidak menyetujui serangan militer Israel terhadap Suriah. "(Tetapi), kami tidak bisa mendikte Israel bagaimana untuk melanjutkannya. Tidak terserah kepada Rusia untuk memberi Israel kebebasan dalam melakukan apa pun, atau melarang Israel melakukan apa pun," katanya.
(mas)