Dukung Korea Bebas Nuklir, Menlu Retno Temui Presiden Korsel

Jum'at, 27 Juli 2018 - 06:06 WIB
Dukung Korea Bebas Nuklir, Menlu Retno Temui Presiden Korsel
Dukung Korea Bebas Nuklir, Menlu Retno Temui Presiden Korsel
A A A
SEOUL - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi akan menemui Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, pada Jumat (27/7/2018). Retno menyatakan, Indonesia mendukung Semenanjung Korea bebas nuklir.

Menlu Retno menyambut baik pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan berharap dari tindak lanjut dari hasil pertemuan bersejarah itu.

Sebagai Anggota tidak tetap DK PBB 2019-2020, Indonesia siap berkontribusi dengan mendorong DK PBB mengambil langkah yang terukur untuk proses perdamaian di Semenanjung Korea yang bebas nuklir. Dukungan perdamaian itu disampaikan Retno kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-hwa.

"Tadi Menlu Kang menyampaikan langsung perkembangan proses perdamaian di Semenanjung Korea. Saya kembali menegaskan pentingnya follow-up dari kedua KTT yang telah dilakukan dalam menuju perdamaian semenanjung Korea," ujar Menlu Retno, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.

Pertemuan kedua Menlu juga membahas kerja sama ekonomi Indonesia-Korea, khususnya kerja sama industri, dalam menghadapi gejolak perekonomian global. Kedua diplomat itu sepakat pentingnya memanfaatkan berbagai peluang dari Special Strategic Partnership yang disepakati oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in pada November 2017 lalu.

“Di tengah trend proteksionisme ini, kedua negara perlu untuk terus melipatgandakan upaya bersama memanfaatkan berbagai peluang dagang dan mendorong sistem ekonomi yang terbuka,” ujar Retno.

Di bidang perdagangan Retno secara khusus menyambut baik meningkatnya nilai perdagangan kedua negara yang pada tahun 2017 mencapai USD16,31 miliar dibanding tahun 2016 yang hanya USD 13,68 miliar.Di bidang investasi, Retno mendorong Korea Selatan untuk terus tingkatkan investasinya di Indonesia, seperti pada tahun 2017 yang meningkat 100 persen dibanding 2016, dari USD 1,06 miliar (2016) menjadi USD 2,02 miliar (2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5661 seconds (0.1#10.140)