Bendungan di Laos Jebol, 20 Tewas dan 100 Hilang
A
A
A
VIENTIANE - Tim penyelamat berlomba mencari korban setelah sebuah bendungan di Laos ambruk pada Senin malam, membanjiri beberapa desa dan menewaskan sedikitnya 20 orang. Selain itu, setidaknya 100 orang masih hilang dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Pihak berwenang di provinsi Attapeu telah menggunakan helikopter dan perahu untuk mencoba mengevakuasi penduduk desa yang terjebak.
Pemerintah setempat telah meminta kepada badan pemerintah dan komunitas lain untuk memberikan bantuan darurat seperti pakaian, makanan, air minum dan obat-obatan.
Sebuah video rekaman menunjukkan korban yang berkerumun di atas atap rumah mereka yang terendam, atau menyebrangi air sambil memegang anak-anak dan barang-barang mereka.
Seorang wanita, yang terlihat dalam sebuah video yang diposting oleh kantor berita ABC Laos di Facebook, menangis dan berdia ketika ia dievakuasi dengan perahu. Ia mengatakan kepada tim penyelamat bahwa ibunya masih terjebak di pohon.
Bendungan yang ambruk adalah bagian dari proyek pembangkit listrik tenaga air Xe-Pian Xe-Namnoy, yang melibatkan perusahaan-perusahaan Laos, Thailand, dan Korea Selatan (Korsel).
Bendungan tersebut adalah bendungan bantu yang disebut "Saddle Dam D". Bendungan ini merupakan bagian dari jaringan dua bendungan utama dan lima bendungan tambahan dalam proyek pembangkit listrik tenaga air Xe-Pian Xe-Namnoy.
Bendungan ini 90% telah selesai dan mulai beroperasi secara komersial tahun depan.
SK Engineering & Construction, sebuah perusahaan Korsel yang memiliki saham dalam proyek itu, mengatakan patahan bangunan pertama kali ditemukan di bendungan pada hari Minggu pukul 21.00 waktu setempat. Pihak berwenang pun disiagakan dan warga desa di dekat bendungan mulai dievakuasi.
Sementara itu, sebuah tim dikirim untuk memperbaiki bendungan - tetapi terhambat oleh hujan lebat, yang juga telah merusak banyak jalan.
Pada hari Senin, air dibuang dari salah satu bendungan utama (bendungan Xe-Namnoy) untuk mencoba menurunkan tingkat air di bendungan tambahan. Pada siang hari, pemerintah negara bagian memerintahkan penduduk desa hilir untuk mengungsi setelah mengetahui bahwa ada kerusakan lebih lanjut di bendungan.
Pada Senin petang, ditemukan kerusakan lebih banyak di bendungan.
Pada hari Selasa dini hari, sebuah desa di dekat bendungan anak sungai dilanda banjir dan pada pukul 09:30 tujuh desa telah direndam banjir.
Ratchaburi Electricity Generating Holding, pemangku kepentingan utama Thailand, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bendungan retak setelah hujan badai terus-menerus menyebabkan volume air yang tinggi mengalir ke reservoir proyek.
"Akibatnya, air bocor ke daerah hilir dan turun ke Sungai Xe-Pian sekitar 5km (tiga mil) jauhnya," tambahnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (25/7/2018).
Laos dalam beberapa tahun terakhir telah berinvestasi dalam tenaga hidroelektrik - yang mencapai sekitar 30% dari ekspornya. Pemerintah setempat berencana untuk menggandakan produksi energi pada tahun 2020 untuk menjadi "baterai Asia Tenggara".
Tetapi sejumlah kelompok memperingatkan dampak proyek terhadap lingkungan dan wilayah-wilayah yang dialiri oleh sungai.
Pihak berwenang di provinsi Attapeu telah menggunakan helikopter dan perahu untuk mencoba mengevakuasi penduduk desa yang terjebak.
Pemerintah setempat telah meminta kepada badan pemerintah dan komunitas lain untuk memberikan bantuan darurat seperti pakaian, makanan, air minum dan obat-obatan.
Sebuah video rekaman menunjukkan korban yang berkerumun di atas atap rumah mereka yang terendam, atau menyebrangi air sambil memegang anak-anak dan barang-barang mereka.
Seorang wanita, yang terlihat dalam sebuah video yang diposting oleh kantor berita ABC Laos di Facebook, menangis dan berdia ketika ia dievakuasi dengan perahu. Ia mengatakan kepada tim penyelamat bahwa ibunya masih terjebak di pohon.
Bendungan yang ambruk adalah bagian dari proyek pembangkit listrik tenaga air Xe-Pian Xe-Namnoy, yang melibatkan perusahaan-perusahaan Laos, Thailand, dan Korea Selatan (Korsel).
Bendungan tersebut adalah bendungan bantu yang disebut "Saddle Dam D". Bendungan ini merupakan bagian dari jaringan dua bendungan utama dan lima bendungan tambahan dalam proyek pembangkit listrik tenaga air Xe-Pian Xe-Namnoy.
Bendungan ini 90% telah selesai dan mulai beroperasi secara komersial tahun depan.
SK Engineering & Construction, sebuah perusahaan Korsel yang memiliki saham dalam proyek itu, mengatakan patahan bangunan pertama kali ditemukan di bendungan pada hari Minggu pukul 21.00 waktu setempat. Pihak berwenang pun disiagakan dan warga desa di dekat bendungan mulai dievakuasi.
Sementara itu, sebuah tim dikirim untuk memperbaiki bendungan - tetapi terhambat oleh hujan lebat, yang juga telah merusak banyak jalan.
Pada hari Senin, air dibuang dari salah satu bendungan utama (bendungan Xe-Namnoy) untuk mencoba menurunkan tingkat air di bendungan tambahan. Pada siang hari, pemerintah negara bagian memerintahkan penduduk desa hilir untuk mengungsi setelah mengetahui bahwa ada kerusakan lebih lanjut di bendungan.
Pada Senin petang, ditemukan kerusakan lebih banyak di bendungan.
Pada hari Selasa dini hari, sebuah desa di dekat bendungan anak sungai dilanda banjir dan pada pukul 09:30 tujuh desa telah direndam banjir.
Ratchaburi Electricity Generating Holding, pemangku kepentingan utama Thailand, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bendungan retak setelah hujan badai terus-menerus menyebabkan volume air yang tinggi mengalir ke reservoir proyek.
"Akibatnya, air bocor ke daerah hilir dan turun ke Sungai Xe-Pian sekitar 5km (tiga mil) jauhnya," tambahnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (25/7/2018).
Laos dalam beberapa tahun terakhir telah berinvestasi dalam tenaga hidroelektrik - yang mencapai sekitar 30% dari ekspornya. Pemerintah setempat berencana untuk menggandakan produksi energi pada tahun 2020 untuk menjadi "baterai Asia Tenggara".
Tetapi sejumlah kelompok memperingatkan dampak proyek terhadap lingkungan dan wilayah-wilayah yang dialiri oleh sungai.
(ian)