Dermawan Saudi Ini Rawat 7.000 Anak Yatim di Seluruh Dunia
A
A
A
RIYADH - Dermawan asal Arab Saudi ini bernama Ali al-Ghamdi. Dia berkeleling dunia untuk merawat dan menyediakan kebutuhan pokok bagi sekitar 7.000 anak yatim di seluruh dunia.
Ghamdi, seperti dilansir surat kabar Al-Hayat merupakan seorang filantropis yang menyediakan kebutuhan anak yatim sejak dia berusia 17 tahun. Usianya secara pasti belum diketahui, namun diperkirakan sekitar 40-an tahun.
Dermawan ini juga memberikan dana bagi anak-anak yatim agar bisa merampungkan pendidikannya.
Dr Abdul Shakour, seorang warga Uganda, adalah seorang anak yatim piatu yang tumbuh dalam perawatan Ghamdi. Dia kuliah di jurusan kedokteran di negara asalnya dengan ambisi untuk memberi kebutuhan bagi komunitas sesama di negara tersebut.
Ghamdi mengatakan dia pergi mengunjungi beberapa negara Afrika yang dilanda kemiskinan ketika dia muda.
“Mereka tidak hanya kekurangan kebutuhan dasar hidup tetapi juga pendidikan untuk meningkatkan kehidupan mereka. Gambar-gambar yang saya lihat pada waktu itu melekat dalam pikiran saya dan saya tidak dapat melepaskannya," katanya.
"Saya pertama kali pergi ke Filipina untuk membantu anak-anak yatim di sana sebelum saya pergi ke Afrika. Saya terinspirasi oleh filantropis Kuwait, Abdulrahman Al-Samit," kata Ghamdi, yang dikutip Selasa (17/7/2018).
Dia mengaku telah membangun ruang kelas untuk anak-anak di bawah usia pra-sekolah.
“Kami membantu mempersiapkan mereka untuk sekolah dan kami memberikan dukungan yang mereka butuhkan sehingga mereka akan merasa setara dengan teman-teman mereka di sekolah. Saya juga melakukannya di Mesir, Ethiopia, Sudan, Kenya, Komoro, Chad, Niger, Uganda, dan negara lain," ujar Ghamdi.
Dia mengatakan, hingga saat ini sudah menyediakan kebutuhan pokok bagi 7.000 anak yatim dan 2.000 keluarga di 21 panti asuhan.
“Saya mencoba menjangkau direktori dan entitas nasional dan resmi untuk mendukung saya, tetapi tidak ada yang menjawab, jadi saya harus melanjutkan pekerjaan saya tanpa bantuan apa pun," katanya.
"Saya akan mengambil pinjaman bank dan hidup dalam anggaran yang ketat untuk dapat membayar pinjaman uang itu. Setelah saya membayar kembali pinjaman, saya mengambil lagi dan seterusnya," imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa setiap kali jiwanya hancur, istrinya akan berada di sisinya untuk mendukungnya. Pasangan itu tidak memiliki anak selama 13 tahun, tetapi Ghamdi mengatakan dia sekarang dikaruniai empat anak, seorang bocah laki-laki dan tiga perempuan.
Ghamdi, seperti dilansir surat kabar Al-Hayat merupakan seorang filantropis yang menyediakan kebutuhan anak yatim sejak dia berusia 17 tahun. Usianya secara pasti belum diketahui, namun diperkirakan sekitar 40-an tahun.
Dermawan ini juga memberikan dana bagi anak-anak yatim agar bisa merampungkan pendidikannya.
Dr Abdul Shakour, seorang warga Uganda, adalah seorang anak yatim piatu yang tumbuh dalam perawatan Ghamdi. Dia kuliah di jurusan kedokteran di negara asalnya dengan ambisi untuk memberi kebutuhan bagi komunitas sesama di negara tersebut.
Ghamdi mengatakan dia pergi mengunjungi beberapa negara Afrika yang dilanda kemiskinan ketika dia muda.
“Mereka tidak hanya kekurangan kebutuhan dasar hidup tetapi juga pendidikan untuk meningkatkan kehidupan mereka. Gambar-gambar yang saya lihat pada waktu itu melekat dalam pikiran saya dan saya tidak dapat melepaskannya," katanya.
"Saya pertama kali pergi ke Filipina untuk membantu anak-anak yatim di sana sebelum saya pergi ke Afrika. Saya terinspirasi oleh filantropis Kuwait, Abdulrahman Al-Samit," kata Ghamdi, yang dikutip Selasa (17/7/2018).
Dia mengaku telah membangun ruang kelas untuk anak-anak di bawah usia pra-sekolah.
“Kami membantu mempersiapkan mereka untuk sekolah dan kami memberikan dukungan yang mereka butuhkan sehingga mereka akan merasa setara dengan teman-teman mereka di sekolah. Saya juga melakukannya di Mesir, Ethiopia, Sudan, Kenya, Komoro, Chad, Niger, Uganda, dan negara lain," ujar Ghamdi.
Dia mengatakan, hingga saat ini sudah menyediakan kebutuhan pokok bagi 7.000 anak yatim dan 2.000 keluarga di 21 panti asuhan.
“Saya mencoba menjangkau direktori dan entitas nasional dan resmi untuk mendukung saya, tetapi tidak ada yang menjawab, jadi saya harus melanjutkan pekerjaan saya tanpa bantuan apa pun," katanya.
"Saya akan mengambil pinjaman bank dan hidup dalam anggaran yang ketat untuk dapat membayar pinjaman uang itu. Setelah saya membayar kembali pinjaman, saya mengambil lagi dan seterusnya," imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa setiap kali jiwanya hancur, istrinya akan berada di sisinya untuk mendukungnya. Pasangan itu tidak memiliki anak selama 13 tahun, tetapi Ghamdi mengatakan dia sekarang dikaruniai empat anak, seorang bocah laki-laki dan tiga perempuan.
(mas)