Saudi Peringatkan Iran: Ubah Kebijakan atau Isolasi yang Meluas!
A
A
A
RIYADH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir memperingatkan Iran untuk mengubah kebijakannya yang bermusuhan. Jika tidak, Teheran akan menghadapi isolasi yang meluas.
Peringatan diplomat top Riyadh itu disampaikan hari Sabtu (14/7/2018) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya. Sehari sebelumnya, dia melakukan pertemuan dengan parlemen Eropa di markas NATO di Brussels.
"Kebijakan Teheran ditetapkan oleh rezim Iran, yang harus menyadari bahwa isolasi dan tekanan pada (Iran) akan meluas," kata Jubeir. "Ada tekad untuk membuat Iran mengubah kebijakan permusuhannya," ujarnya.
Belum ada komentar dari Pemerintah Iran atas pernyataan Jubeir.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 2016 setelah misi diplomatiknya di Teheran dan Masyhad diserang oleh demonstran Iran menyusul eksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Baqr al-Nimr.
Arab Saudi dan beberapa sekutu Arab-nya menuduh Teheran mengganggu urusan domestik mereka. Namun, tuduhan itu telah dibantah keras oleh Iran.
Riyadh juga menuduh Iran mempersenjatai pemberontak Houthi di Yaman, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk Sanaa, pada tahun 2014.
Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutu Arab-nya meluncurkan serangan udara besar-besaran untuk mengembalikan kekuasaan presiden sah Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi, yang nyaris digulingkan Houthi.
Pada hari Jumat, Jubeir mengatakan bahwa Iran harus memahami bahwa dunia tidak akan mengizinkannya untuk memiliki senjata nuklir dengan cara apapun. Dia kembali menegaskan dukungan Saudi untuk keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
Peringatan diplomat top Riyadh itu disampaikan hari Sabtu (14/7/2018) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya. Sehari sebelumnya, dia melakukan pertemuan dengan parlemen Eropa di markas NATO di Brussels.
"Kebijakan Teheran ditetapkan oleh rezim Iran, yang harus menyadari bahwa isolasi dan tekanan pada (Iran) akan meluas," kata Jubeir. "Ada tekad untuk membuat Iran mengubah kebijakan permusuhannya," ujarnya.
Belum ada komentar dari Pemerintah Iran atas pernyataan Jubeir.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 2016 setelah misi diplomatiknya di Teheran dan Masyhad diserang oleh demonstran Iran menyusul eksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Baqr al-Nimr.
Arab Saudi dan beberapa sekutu Arab-nya menuduh Teheran mengganggu urusan domestik mereka. Namun, tuduhan itu telah dibantah keras oleh Iran.
Riyadh juga menuduh Iran mempersenjatai pemberontak Houthi di Yaman, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk Sanaa, pada tahun 2014.
Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutu Arab-nya meluncurkan serangan udara besar-besaran untuk mengembalikan kekuasaan presiden sah Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi, yang nyaris digulingkan Houthi.
Pada hari Jumat, Jubeir mengatakan bahwa Iran harus memahami bahwa dunia tidak akan mengizinkannya untuk memiliki senjata nuklir dengan cara apapun. Dia kembali menegaskan dukungan Saudi untuk keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
(mas)