Rudal Hipersonik Rusia Siap Tempur 2020, AS Takkan Bisa Bertahan

Sabtu, 14 Juli 2018 - 02:54 WIB
Rudal Hipersonik Rusia...
Rudal Hipersonik Rusia Siap Tempur 2020, AS Takkan Bisa Bertahan
A A A
WASHINGTON - Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan rudal hipersonik Kinzhal Rusia akan siap digunakan untuk pertempuran mulai awal tahun 2020. Laporan itu juga memperingatkan bahwa Washington tidak bisa bertahan dan melawan senjata hipersonik tersebut.

Laporan intelijen Amerika Serikat ini diungkap CNBC yang mengutip sejumlah sumber yang memperoleh data tersebut.

Sumber-sumber yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, Rusia berhasil menguji coba rudal hipersonik air-to-surface sebanyak tiga kali. Tes terbaru rudal hipersonik Kinzhal berhasil dilakukan Rusia awal bulan ini terhadap target yang berjarak hampir 800 mil.

Laporan intelijen itu mencatat bahwa rudal jelajah hipersonik Rusia sudah diuji coba 12 kali pada jet tempur MiG-31. Namun, militer Moskow saat ini sedang bekerja untuk menerapkan senjata berbahaya itu pada pesawat pembom strategis.

Bocoran laporan intelijen Amerika ini muncul ketika Presiden Donald Trump bersiap untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, hari Senin nanti.

Kinzhal secara harfiah bermakna belati. Rudal hipersonik Kinzhal merupakan salah satu senjata terbaru Rusia yang diumumkan Putin dalam pidato kenegaraan Maret lalu. Senjata itu memicu kekhawatiran atas pecahnya perlombaan senjata.

Trump pada hari Jumat mengatakan bahwa dia akan membahas pengurangan senjata nuklir ketika bertemu Putin di Helsinki.

"Jika kita dapat melakukan sesuatu untuk secara substansial menguranginya, maksud saya, idealnya menyingkirkannya, mungkin itu adalah mimpi, tetapi tentu saja itu adalah subjek yang akan saya bawa (dalam pertemuan) bersamanya," kata Trump, yang dilansir Sabtu (14/7/2018).

"Proliferasi itu luar biasa, maksud saya, bagi saya, ini masalah terbesar di dunia, senjata nuklir, masalah terbesar di dunia," ucap Trump.

Sementara itu, komandan nuklir utama Amerika telah menggambarkan skenario suram bagi pasukan AS ketika berhadapan dengan jenis senjata baru berkecepatan tinggi yang dikembangkan oleh Rusia dan China.

"Kami tidak memiliki pertahanan yang dapat melawan senjata seperti itu terhadap kami," kata Jenderal John Hyten, komandan Komando Strategis AS kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat beberapa waktu lalu."Ini berarti bahwa, mulai sekarang, AS harus bergantung pada pencegahan terhadap apa yang disebut sebagai senjata hipersonik," ujarnya.

"Baik Rusia dan China secara agresif mengejar kemampuan hipersonik," imbuh Hyten. "Kami telah menyaksikan mereka menguji kemampuan itu."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6539 seconds (0.1#10.140)