Disurati Kim Jong-un, Trump Klaim Isinya 'Sangat Bagus'
A
A
A
LONDON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku menerima surat dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Isi surat dari diktator muda Pyongyang itu diklaim "sangat bagus".
Surat tertanggal 6 Juli itu memang berisi pesan dari Kim. "Saya benar-benar percaya bahwa kemauan yang kuat, upaya tulus dan pendekatan yang unik dari diri saya sendiri dan Yang Mulia Presiden yang ditujukan untuk membuka masa depan baru antara DPRK dan AS pasti akan terwujud," tulis Kim, yang menggunakan akronim untuk nama resmi negaranya, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Trump yang saat ini (13/7/2018) telah berada di Inggris untuk kunjungan resmi memuji surat dari Kim Jong-un."Catatan yang sangat bagus. Ada kemajuan besar sedang dibuat!," puji Trump di Twitter.
Kendati demikian, klaim Presiden AS itu bertolak belakang dengan reaksi pemerintah Korea Utara yang merasa kecewa dengan pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Singapura karena Pyongyang terus ditekan.
Sebagai contoh, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Pyongyang untuk ketiga kalinya ternyata diabaikan Kim Jong-un. Pemimpin Korut itu justru memilih mengunjungi ladang kentang daripada menemui Pompeo.
Orang-orang yang akrab dengan diskusi Pompeo dengan politisi Korea Utara menemuinya, Kim Yong Chol, mengatakan kepada CNN bahwa Korea Utara "hanya main-main" dan "tidak serius untuk bergerak maju".
Bukan itu saja. Ternyata Korea Utara bahkan tidak muncul untuk bertemu dengan para pejabat AS dan PBB pada hari Kamis di perbatasan antar-Korea.
Pertemuan pada hari Kamis itu sedianya akan membahas pemulangan sisa-sisa jasad pasukan AS yang tewas dalam Perang Korea. Proses itu menjadi tidak jelas karena delegasi Korea Utara tidak datang.
Harry Kazianis, seorang ahli Korea Utara di kelompok think tank Center for the National Interest, menganggap absennya Korut dalam pertemuan AS-PBB dengan surat Kim untuk Trump merupakan pertanda buruk. Sebab, saling belawanan.
"Tidak disebutkan tujuan utama Amerika: perlucutan senjata nuklir Korea Utara," katanya. "Washington dan Pyongyang saling berbicara satu sama lain, dan itu berbahaya. Surat ini hanyalah bukti lebih dari masalah," ujarnya.
Surat tertanggal 6 Juli itu memang berisi pesan dari Kim. "Saya benar-benar percaya bahwa kemauan yang kuat, upaya tulus dan pendekatan yang unik dari diri saya sendiri dan Yang Mulia Presiden yang ditujukan untuk membuka masa depan baru antara DPRK dan AS pasti akan terwujud," tulis Kim, yang menggunakan akronim untuk nama resmi negaranya, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Trump yang saat ini (13/7/2018) telah berada di Inggris untuk kunjungan resmi memuji surat dari Kim Jong-un."Catatan yang sangat bagus. Ada kemajuan besar sedang dibuat!," puji Trump di Twitter.
Kendati demikian, klaim Presiden AS itu bertolak belakang dengan reaksi pemerintah Korea Utara yang merasa kecewa dengan pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Singapura karena Pyongyang terus ditekan.
Sebagai contoh, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Pyongyang untuk ketiga kalinya ternyata diabaikan Kim Jong-un. Pemimpin Korut itu justru memilih mengunjungi ladang kentang daripada menemui Pompeo.
Orang-orang yang akrab dengan diskusi Pompeo dengan politisi Korea Utara menemuinya, Kim Yong Chol, mengatakan kepada CNN bahwa Korea Utara "hanya main-main" dan "tidak serius untuk bergerak maju".
Bukan itu saja. Ternyata Korea Utara bahkan tidak muncul untuk bertemu dengan para pejabat AS dan PBB pada hari Kamis di perbatasan antar-Korea.
Pertemuan pada hari Kamis itu sedianya akan membahas pemulangan sisa-sisa jasad pasukan AS yang tewas dalam Perang Korea. Proses itu menjadi tidak jelas karena delegasi Korea Utara tidak datang.
Harry Kazianis, seorang ahli Korea Utara di kelompok think tank Center for the National Interest, menganggap absennya Korut dalam pertemuan AS-PBB dengan surat Kim untuk Trump merupakan pertanda buruk. Sebab, saling belawanan.
"Tidak disebutkan tujuan utama Amerika: perlucutan senjata nuklir Korea Utara," katanya. "Washington dan Pyongyang saling berbicara satu sama lain, dan itu berbahaya. Surat ini hanyalah bukti lebih dari masalah," ujarnya.
(mas)