Coba Selamatkan 12 Anak di Gua, Eks Navy SEAL Thailand Tewas
A
A
A
CHIANG RAI - Mantan pasukan elite Angkatan Laut Thailand tewas saat mencoba menyelamatkan 12 anak yang terjebak banjir di gua Tham Luang. Mantan personel Navy SEAL Thailand itu tewas karena kekurangan oksigen.
Ke-12 anak itu adalah tim sepak bola junior yang sudah lebih dari sepuluh hari terjebak banjir di gua bersama asisten pelatih mereka. Mereka sebelumnya dilaporkan hilang saat wisatawan ke gua tak lama setelah banjir besar melanda.
Musibah di gua itu telah menjadi sorotan media internasional, di mana sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, China dan beberapa negara lain telah menawarkan bantuan penyelamatan.
Mantan pasukan elite Angkatan Laut Thailand yang tewas bernama Saman Anan.
Penyelamatan belasan anak itu sulit. Sebab, jalur sekitar 1,5 kilometer dari gua itu masih dipenuh air. Tim penyelamat dari Angkatan Laut setempat sedang berupaya membawa lebih banyak oksigen ke kompleks gua.
Seorang jenderal militer Thailand mengatakan, memanfaatkan waktu adalah yang terpenting dalam upaya penyelamatan. "Hari ini yang paling penting adalah memasukkan tabung udara ke dalam gua," kata jenderal yang menolak diidentifikasi.
Gubernur Provinsi Chiang Rai, Narongsak Osotthanakorn, mengatakan terlalu berbahaya bagi tim sepak bola Thailand untuk diekstraksi dari gua pada saat ini. Menurutnya, oksigen segar akan dipompa masuk.
Narongsak mengatakan kondisi di pertigaan pertama gua masih memungkinkan untuk jalur evakuasi. "Masalahnya ada di luar pertigaan, di mana permukaan air cukup tinggi. Pada titik itu, tikungan melengkung dan ketinggian air sangat tinggi," katanya memperingatkan.
"Menurut rencana, jika kita membiarkan mereka menyelam, titik yang paling berbahaya sangat sempit, anak-anak harus menyelam sendiri, air cukup dalam dan panjang pada saat itu dan (Navy) SEAL tidak bisa berada di sebelah mereka," ujarnya.
"Kami melakukan penilaian dan kami pikir itu cukup berbahaya pada titik ini untuk membawa mereka keluar. Pada titik ini terlalu berbahaya untuk menyelam," imbuh dia.
Gubernur itu menambahkan, botol-botol oksigen juga datang terlambat pada Kamis malam di lokasi kejadian. Menurutnya, pasokan udara ke gua juga menjadi perhatian para penyelamat.
Pasokan oksigen ke gua, lanjut dia, perlu diisi lagi. "Ada dua cara untuk menyelesaikan ini, bagi individu untuk membawa persediaan mereka sendiri, atau untuk mengisi gua dengan oksigen," katanya, dikutip The Sydney Morning Herald, Jumat (6/7/2018).
"Saat ini kami sedang mempersiapkan jalur lima kilometer untuk oksigen, untuk mengisi gua dengan oksigen."
Ke-12 anak itu adalah tim sepak bola junior yang sudah lebih dari sepuluh hari terjebak banjir di gua bersama asisten pelatih mereka. Mereka sebelumnya dilaporkan hilang saat wisatawan ke gua tak lama setelah banjir besar melanda.
Musibah di gua itu telah menjadi sorotan media internasional, di mana sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, China dan beberapa negara lain telah menawarkan bantuan penyelamatan.
Mantan pasukan elite Angkatan Laut Thailand yang tewas bernama Saman Anan.
Penyelamatan belasan anak itu sulit. Sebab, jalur sekitar 1,5 kilometer dari gua itu masih dipenuh air. Tim penyelamat dari Angkatan Laut setempat sedang berupaya membawa lebih banyak oksigen ke kompleks gua.
Seorang jenderal militer Thailand mengatakan, memanfaatkan waktu adalah yang terpenting dalam upaya penyelamatan. "Hari ini yang paling penting adalah memasukkan tabung udara ke dalam gua," kata jenderal yang menolak diidentifikasi.
Gubernur Provinsi Chiang Rai, Narongsak Osotthanakorn, mengatakan terlalu berbahaya bagi tim sepak bola Thailand untuk diekstraksi dari gua pada saat ini. Menurutnya, oksigen segar akan dipompa masuk.
Narongsak mengatakan kondisi di pertigaan pertama gua masih memungkinkan untuk jalur evakuasi. "Masalahnya ada di luar pertigaan, di mana permukaan air cukup tinggi. Pada titik itu, tikungan melengkung dan ketinggian air sangat tinggi," katanya memperingatkan.
"Menurut rencana, jika kita membiarkan mereka menyelam, titik yang paling berbahaya sangat sempit, anak-anak harus menyelam sendiri, air cukup dalam dan panjang pada saat itu dan (Navy) SEAL tidak bisa berada di sebelah mereka," ujarnya.
"Kami melakukan penilaian dan kami pikir itu cukup berbahaya pada titik ini untuk membawa mereka keluar. Pada titik ini terlalu berbahaya untuk menyelam," imbuh dia.
Gubernur itu menambahkan, botol-botol oksigen juga datang terlambat pada Kamis malam di lokasi kejadian. Menurutnya, pasokan udara ke gua juga menjadi perhatian para penyelamat.
Pasokan oksigen ke gua, lanjut dia, perlu diisi lagi. "Ada dua cara untuk menyelesaikan ini, bagi individu untuk membawa persediaan mereka sendiri, atau untuk mengisi gua dengan oksigen," katanya, dikutip The Sydney Morning Herald, Jumat (6/7/2018).
"Saat ini kami sedang mempersiapkan jalur lima kilometer untuk oksigen, untuk mengisi gua dengan oksigen."
(mas)