Pemerkosaan Anak Tujuh Tahun Picu Kemarahan di India
A
A
A
NEW DELHI - Ribuan orang turun ke jalan di India tengah pekan ini menuntut hukuman mati bagi para pelaku pemerkosaan anak tujuh tahun saat menunggu untuk dijemput oleh orang tuannya. Pihak kepolisian mengatakan dua orang telah ditangkap karena kejahatan yang terjadi di kota Mandsaur itu.
Insiden bermula saat anak malang itu sedang menunggu untuk dijemput dari sekolah oleh orang tuanya, yang terlambat. Rekaman CCTV, yang diakses dari toko-toko terdekat, menunjukkan dia berjalan pergi dengan salah satu terdakwa.
"Polisi kemudian menemukan korban tidak sadarkan diri di semak-semak di dekatnya," kata Manoj Singh, seorang polisi di distrik Mandsaur, sembari menambahkan kedua orang itu kemudian ditahan.
"Investigasi kami hampir selesai," kata Singh seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (1/7/2018).
“Kami sedang menunggu para dokter untuk mengizinkan kami berbicara dengan korban. Kami hanya ingin mengkonfirmasi beberapa hal dengannya dan kemudian kami akan menyiapkan laporan akhir di pengadilan,” imbuhnya.
Sementara dokter mengatakan korban telah pulih setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Singh mengatakan ribuan orang menggelar unjuk rasa di sekitar delapan kota di wilayah itu, banyak yang menuntut hukuman mati bagi para terdakwa.
Shivraj Chauhan, menteri kepala negara Madhya Pradesh, tempat Mandsaur berada, juga menuntut hukuman mati bagi mereka yang dinyatakan bersalah.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi memperkenalkan hukuman mati untuk perkosaan gadis di bawah 12 tahun dan meningkatkan hukuman minimum bagi mereka yang korbannya di bawah 16 tahun. Hukuman itu diberlakukan setelah perkosaan terhadap seorang gadis berusia delapan tahun dan seorang wanita muda di dua negara yang diperintah oleh partainya awal tahun ini menyebabkan protes publik.
Ada 40.000 perkosaan yang dilaporkan di India pada tahun 2016 dan 40 persen dari korbannya adalah anak-anak. Setiap hari, surat kabar memuat kisah-kisah baru tentang kekerasan seksual terhadap perempuan.
Insiden bermula saat anak malang itu sedang menunggu untuk dijemput dari sekolah oleh orang tuanya, yang terlambat. Rekaman CCTV, yang diakses dari toko-toko terdekat, menunjukkan dia berjalan pergi dengan salah satu terdakwa.
"Polisi kemudian menemukan korban tidak sadarkan diri di semak-semak di dekatnya," kata Manoj Singh, seorang polisi di distrik Mandsaur, sembari menambahkan kedua orang itu kemudian ditahan.
"Investigasi kami hampir selesai," kata Singh seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (1/7/2018).
“Kami sedang menunggu para dokter untuk mengizinkan kami berbicara dengan korban. Kami hanya ingin mengkonfirmasi beberapa hal dengannya dan kemudian kami akan menyiapkan laporan akhir di pengadilan,” imbuhnya.
Sementara dokter mengatakan korban telah pulih setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Singh mengatakan ribuan orang menggelar unjuk rasa di sekitar delapan kota di wilayah itu, banyak yang menuntut hukuman mati bagi para terdakwa.
Shivraj Chauhan, menteri kepala negara Madhya Pradesh, tempat Mandsaur berada, juga menuntut hukuman mati bagi mereka yang dinyatakan bersalah.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi memperkenalkan hukuman mati untuk perkosaan gadis di bawah 12 tahun dan meningkatkan hukuman minimum bagi mereka yang korbannya di bawah 16 tahun. Hukuman itu diberlakukan setelah perkosaan terhadap seorang gadis berusia delapan tahun dan seorang wanita muda di dua negara yang diperintah oleh partainya awal tahun ini menyebabkan protes publik.
Ada 40.000 perkosaan yang dilaporkan di India pada tahun 2016 dan 40 persen dari korbannya adalah anak-anak. Setiap hari, surat kabar memuat kisah-kisah baru tentang kekerasan seksual terhadap perempuan.
(ian)