Selamatkan Perjanjian Nuklir, Iran Tunggu Proposal dari UE
A
A
A
TEHERAN - Iran mengatakan pihaknya belum menerima paket proposal dari Uni Eropa (UE) yang bertujuan untuk menyelamatkan kepentingan Iran dalam kesepakatan nuklir internasional 2015. Nasib perjanjian nuklir internasional berada di ujung tanduk setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri pada bulan Mei lalu.
"Negara-negara Eropa masih mengadakan diskusi untuk mempresentasikan proposal mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (1/7/2018).
Pekan lalu, Abbas Araqchi, wakil menteri luar negeri Iran, mengatakan tiga negara Eropa dan Uni Eropa telah berjanji untuk mengusulkan paket solusi praktis untuk mengamankan kepentingan Iran dalam kesepakatan itu.
Awal bulan ini, Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak penandatangan kesepakatan nuklir 2015 dari Eropa untuk mengambil tindakan praktis dan nyata guna melindungi kepentingan Iran setelah penarikan AS dari kesepakatan.
Iran menandatangani perjanjian nuklir penting dengan AS, Inggris, Prancis, Rusia dan China plus Jerman pada tahun 2015 untuk menghentikan program senjata nuklirnya sebagai gantinya mendapatkan bantuan sanksi.
Namun, Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei memutuskan untuk menghentikan kesepakatan nuklir Iran dan berjanji akan memberlakukan kembali sanksi, termasuk embargo minyak, di Teheran.
"Negara-negara Eropa masih mengadakan diskusi untuk mempresentasikan proposal mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (1/7/2018).
Pekan lalu, Abbas Araqchi, wakil menteri luar negeri Iran, mengatakan tiga negara Eropa dan Uni Eropa telah berjanji untuk mengusulkan paket solusi praktis untuk mengamankan kepentingan Iran dalam kesepakatan itu.
Awal bulan ini, Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak penandatangan kesepakatan nuklir 2015 dari Eropa untuk mengambil tindakan praktis dan nyata guna melindungi kepentingan Iran setelah penarikan AS dari kesepakatan.
Iran menandatangani perjanjian nuklir penting dengan AS, Inggris, Prancis, Rusia dan China plus Jerman pada tahun 2015 untuk menghentikan program senjata nuklirnya sebagai gantinya mendapatkan bantuan sanksi.
Namun, Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei memutuskan untuk menghentikan kesepakatan nuklir Iran dan berjanji akan memberlakukan kembali sanksi, termasuk embargo minyak, di Teheran.
(ian)