Joging Lintasi Perbatasan AS, Wanita Prancis Ditahan 2 Minggu

Sabtu, 23 Juni 2018 - 20:39 WIB
Joging Lintasi Perbatasan...
Joging Lintasi Perbatasan AS, Wanita Prancis Ditahan 2 Minggu
A A A
WASHINGTON - Dinas patroli perbatasan Amerika Serikat (AS) menangkap dan menahan seorang wanita asal Prancis selama dua minggu. Wanita itu dituduh telah secara ilegal melintasi perbatasan AS-Kanada saat melakukan joging.

Cadella Roman tengah mengunjungi ibunya di British Columbia pada Mei ketika ia pergi joging. Pada satu titik, Roman secara tidak sengaja melintasi batas internasional di Peace Arch Park, CBC melaporkan.

Peace Arch Park melintasi perbatasan AS-Kanada antara Blaine, Washington, dan Surrey, British Columbia.

Dalam rekaman video keamanan, dinas perbatasan AS pun menghentikan Roman dan mengatakan mereka menangkapnya karena menyeberang ke AS. Roman yang saat itu tidak membawa kartu identitas langsung dibawa ke tahanan.

Roman di bawa ke pusat tahanan yang dioperasikan Dinas Keamanan Dalam Negeri di Tacoma, Washington. Tindakan ini mendorong perselisihan internasional selama dua minggu untuk mengembalikan Roman ke Kanada.

Ibu Roman, Christiane Ferne, melakukan perjalanan antara AS dan Kanada. Ia membawa kartu identitas dan izin belajar putrinya untuk melobi pembebasannya. Butuh waktu berminggu-minggu sebelum petugas imigrasi di kedua sisi perbatasan memfasilitasinya masuk kembali ke Kanada.

"Itu tidak adil bahwa tidak ada apa-apa, tidak ada tanda di perbatasan," kata Ferne seperti dikutip Business Insider dari CBC, Sabtu (23/6/2018).

"Ini seperti jebakan ... siapa pun dapat ditangkap di perbatasan seperti ini," cetusnya.

Perwakilan Bea Cukai dan Perbatasan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Ini adalah tanggung jawab dari individu yang bepergian di sekitar perbatasan internasional untuk menjaga kesadaran lingkungan mereka dan lokasi mereka setiap saat untuk memastikan mereka tidak secara ilegal menyeberang."

"Selain itu, penting bagi orang-orang yang bepergian di dekat perbatasan untuk membawa identifikasi setiap saat, sehingga agen atau petugas dapat dengan mudah memverifikasi identitas mereka," imbuhnya.

Peristiwa ini terjadi ketika kebijakan imigrasi "nol toleransi" pemerintahan Trump sedang berlangsung di AS, di mana imigran yang tertangkap menyeberangi perbatasan selatan dengan Meksiko segera dirujuk untuk tuntutan pidana - sebuah praktik yang telah menyebabkan ribuan anak-anak terpisah dari keluarga mereka.

Kebijakan itu telah mendorong kekacauan kolateral di hampir setiap level.

Kasus Roman tampaknya tidak termasuk dalam kebijakan nol toleransi karena dia tidak dituduh melakukan kejahatan dan diizinkan untuk kembali ke Kanada.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6125 seconds (0.1#10.140)