Pulangkan Jasad Tentara, AS Kirim 215 Peti Mati ke Korea Utara

Sabtu, 23 Juni 2018 - 15:01 WIB
Pulangkan Jasad Tentara,...
Pulangkan Jasad Tentara, AS Kirim 215 Peti Mati ke Korea Utara
A A A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan 215 peti mati untuk mendapatkan kembali jasad tentara Amerika yang tewas selama Perang Korea. Peti-peti itu akan dikirimkan melalui perbatasan antar-Korea hari ini, Sabtu (23/6/2018).

Seorang pejabat militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan peti mati itu akan dibawa oleh sekitar 30 pasukan gabungan AS Korsel, USFK. Mereka berangkat dari markas Camp Humphreys di Pyeongtaek menuju desa perbatasan Panmumjeom.

"Korea Utara akan memulangkan jasad di peti mati," kata pejabat yang identitasnya tidak ingin diketahui seperti dikutip dari Yonhap.

Memulihkan dan memulangkan sisa-sisa pasukan AS yang tewas selama Perang Korea 1950-53 adalah salah satu perjanjian antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un selama pertemuan bersejarah mereka di Singapura awal bulan ini.

Sebelumnya dua pejabat pertahanan AS kepada Fox News mengatakan sisa-sisa ratusan jasad tentara Washington akan dipindahkan dari Korut ke komando PBB yang berada di Korsel.

Selanjutnya, sisa-sisa dari ratusan jasad itu akan dikirim ke Hawaii dan akan diperiksa oleh Defense POW/MIA Accounting Agency untuk identifikasi. Jumlah sisa-sisa jasad tentara AS itu pertama kali dilaporkan oleh CNN.

Baca Juga: Rezim Kim Jong-un Bakal Serahkan Sisa Jasad 200 Tentara AS

Lebih dari 7.800 orang Amerika belum ditemukan sejak Perang Korea, yang secara teknis tidak pernah berakhir. Menurut situs Defense POW/MIA Accounting Agency, Korea Utara telah mengembalikan setidaknya 3.200 jasad warga Amerika sejak penandatanganan gencatan senjata yang menangguhkan permusuhan pada tahun 1953.

Tim pencari militer AS-Korea Utara sejatinya melakukan 33 operasi pencarian jasad korban Perang Korea. Operasi pada tahun 1996 dan 2005 itu berhasil mengumpulkan sisa-sisa jasad dari 229 warga AS.

Namun, Washington secara resmi memutuskan program itu dengan klaim keamanan tim pencari tidak dijamin. Selain itu, kritikus program tersebut juga menyatakan bahwa Korea Utara menggunakan kesepakatan itu untuk memeras uang tunai dari Washington dengan sebutan "tulang untuk uang".

Total biaya yang dikeluarkan AS untuk melaksanakan misi gabungan itu mencapai USD19,5 juta.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)