Nasib Latihan Gabungan Korsel-AS Diputuskan Minggu Ini

Minggu, 17 Juni 2018 - 14:07 WIB
Nasib Latihan Gabungan...
Nasib Latihan Gabungan Korsel-AS Diputuskan Minggu Ini
A A A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan latihan militer gabungan pada minggu ini di tengah dialog dengan Korea Utara (Korut). Demikian laporan kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip dari sumber pemerintah.

Dalam pengumuman itu, kata sumber tersebut, dua negara bersekutu itu kemungkinan akan memasukkan klausul pemulihan kembali. Ini mengisyaratkan bahwa latihan akan dilanjutkan jika rezim komunis Korut gagal memenuhi komitmen denuklirisasi.

Setelah pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Singapura pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan menghentikan latihan "provokatif, tidak pantas dan mahal" dengan Korsel, yang telah dicela Pyongyang sebagai latihan invasi.

"Otoritas militer Korea Selatan dan AS telah melakukan konsultasi erat mengenai latihan gabungan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menghentikannya," kata seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

"Minggu ini, kementerian pertahanan Korea Selatan dan AS akan bersama-sama mengumumkan hasil dari diskusi mereka," tambah sumber itu seperti dikutip dari Yonhap, Minggu (17/6/2018).

Sumber itu juga mencatat bahwa pernyataan Trump tentang "latihan perang" mungkin melibatkan manuver tahunan berskala besar, seperti latihan Spring Resolve dan Foal Eagle di musim semi, dan musim panas Ulchi Freedom Guardian.

Rencana Trump untuk menghentikan latihan dengan Korsel menimbulkan perdebatan panas, dengan para pendukungnya menyebutnya sebagi gerakan kebaikan untuk memfasilitasi denuklirisasi Korut dan menolak upaya aliansi bilateral.

Di tengah dialog dengan Korut pada tahun 1992, Seoul dan Washington membatalkan latihan "Team Spirit" mereka, yang dilanjutkan pada tahun berikutnya.

Kedua sekutu militer itu telah lama mempertahankan latihan rutin mereka sebagai latihan murni pertahanan, menolak klaim Korut bahwa latihan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan invasi ke wilayahnya.

Latihan-latihan kedua sekutu itu didasarkan pada serangkaian rencana kontinjensi bersama yang menggambarkan serangkaian prosedur untuk menangani berbagai skenario, seperti perang besar-besaran yang dipicu oleh serangan atau invasi oleh Korut.

Para pengamat mengatakan bahwa penghentian latihan dapat melemahkan alasan Washington untuk meningkatkan bagian Seoul dari biaya untuk membiayai keberadaan 28.500 pasukan AS di negara itu. AS dilaporkan menuntut Korsel membayar lebih, merujuk pada mahalnya penempatan aset strategis untuk latihan reguler.

Kedua pihak diperkirakan akan mengadakan putaran keempat negosiasi atas apa yang disebut pembagian beban biaya di Seoul akhir bulan ini.

Pada KTT Selasa, pemimpin Korut menegaskan kembali komitmennya untuk "denuklirisasi lengkap" Semenanjung Korea dalam sebuah pernyataan bersama dengan Trump. Meski begitu pernyataan itu tetap mengundang kritik karena tidak menyebutkan secara spesifik waktu pelaksanaan atau metode untuk perlucutan senjata nuklir.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2572 seconds (0.1#10.140)