Protes Anti-China Pecah di Vietnam, Beijing Peringatkan Warganya
A
A
A
HANOI - Pemerintah Beijing memperingatkan warganya di Vietnam untuk waspada setelah protes anti-China muncul di negara itu. Protes itu dipicu rancangan undang-undang tentang investasi asing untuk menciptakan zona ekonomi baru.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam protes yang berujung bentrok di Vietnam pada hari Minggu. Beberapa demonstran menentang pemberlakukan zona ekonomi khusus yang ditakutkan akan didominasi oleh investor China.
Pemerintah China melalui kedutaannya di Hanoi mem-posting peringatan di situsnya yang ditujukan untuk warganya. Dalam peringatan itu, pemerintah merinci konten-konten anti-China yang disuarakan para pengunjuk rasa.
"Kedutaan China di Vietnam sangat memperhatikan perkembangan yang relevan dan mengingatkan warga China di Vietnam untuk memperhatikan keamanan ketika bepergian," bunyi peringatan tersebut, yang dikutip Reuters, Senin (11/6/2018).
Nguyen Thi Kim Ngan, pemimpin Majelis Nasional atau Parlemen, mengatakan para pengunjuk rasa kemungkinan telah salah memahami rancangan undang-undang yang telah disusun.
"Orang-orang harus tetap tenang, percaya pada keputusan partai dan negara, terutama dalam kenyataan bahwa Majelis Nasional selalu mendengarkan pendapat orang-orang ketika membahas RUU," kata Ngan.
Protes publik tidak jarang terjadi di Vietnam, namun serang diredam polisi dengan cepat.
Pada hari Minggu, para pengunjuk rasa di provinsi Binh Thuan melemparkan bom molotov dan batu bata ke polisi. Mereka juga merusak kantor pemerintah dan kendaraan yang ada.
Menurut surat kabar VnExpress, polisi menahan 102 pengunjuk rasa. Sedangkan puluhan polisi terluka dalam insiden hari Minggu.
Di Hanoi, polisi menahan lebih dari selusin pemrotes yang berbaris di jalan yang sibuk. Beberapa dari mereka membawa spanduk anti-China."Tidak ada sewa tanah ke China bahkan untuk satu hari," bunyi salah satu spanduk demonstran.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam protes yang berujung bentrok di Vietnam pada hari Minggu. Beberapa demonstran menentang pemberlakukan zona ekonomi khusus yang ditakutkan akan didominasi oleh investor China.
Pemerintah China melalui kedutaannya di Hanoi mem-posting peringatan di situsnya yang ditujukan untuk warganya. Dalam peringatan itu, pemerintah merinci konten-konten anti-China yang disuarakan para pengunjuk rasa.
"Kedutaan China di Vietnam sangat memperhatikan perkembangan yang relevan dan mengingatkan warga China di Vietnam untuk memperhatikan keamanan ketika bepergian," bunyi peringatan tersebut, yang dikutip Reuters, Senin (11/6/2018).
Nguyen Thi Kim Ngan, pemimpin Majelis Nasional atau Parlemen, mengatakan para pengunjuk rasa kemungkinan telah salah memahami rancangan undang-undang yang telah disusun.
"Orang-orang harus tetap tenang, percaya pada keputusan partai dan negara, terutama dalam kenyataan bahwa Majelis Nasional selalu mendengarkan pendapat orang-orang ketika membahas RUU," kata Ngan.
Protes publik tidak jarang terjadi di Vietnam, namun serang diredam polisi dengan cepat.
Pada hari Minggu, para pengunjuk rasa di provinsi Binh Thuan melemparkan bom molotov dan batu bata ke polisi. Mereka juga merusak kantor pemerintah dan kendaraan yang ada.
Menurut surat kabar VnExpress, polisi menahan 102 pengunjuk rasa. Sedangkan puluhan polisi terluka dalam insiden hari Minggu.
Di Hanoi, polisi menahan lebih dari selusin pemrotes yang berbaris di jalan yang sibuk. Beberapa dari mereka membawa spanduk anti-China."Tidak ada sewa tanah ke China bahkan untuk satu hari," bunyi salah satu spanduk demonstran.
(mas)