Australia Masukkan JAD Indonesia di Daftar Organisasi Teroris
A
A
A
CANBERRA - Pemerintah Federal Australia secara resmi memasukkan kelompok Jemaah Anshorut Daulah (JAD) di Indonesia di dalam daftar kelompok teroris.
Kelompok tersebut dianggap bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya beberapa waktu lalu.
JAD yang berafiliasi dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terdaftar sebagai organisasi teroris di bawah hukum pidana Australia. Aman Abdurrahman yang saat ini berada di penjara disebut-sebut sebagai pemimpin kelompok tersebut.
"Serangan teroris mematikan pada bulan Mei di Surabaya, Indonesia, menyoroti ancaman yang sangat nyata di ambang pintu kami dari kekerasan Islamis," kata Menteri Dalam Negeri Peter Dutton dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (9/6/2018).
Dua keluarga, termasuk anak-anak muda, melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada 13 Mei serta di Markas Polisi Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya pada keesokan harinya.
Sedikitnya 18 orang tewas, termasuk keluarga yang menyerang gereja-gereja dan empat anggota keluarga yang meledakkan bom di markas polisi.
Selain JAD, Jama'at Mujahidin Bangladesh (JMB) juga dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh otoritas Australia.
Dutton mengatakan JMB memiliki hubungan dengan ISIS dan bertanggung jawab atas sejumlah serangan teroris mematikan di Bangladesh dan kawasan sejak tahun 2003.
"Mereka berbagi ideologi anti-Barat dengan ISIS dan Australia akan dianggap sebagai target yang sah," katanya, yang dikutip AAP.
Kelompok tersebut dianggap bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya beberapa waktu lalu.
JAD yang berafiliasi dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terdaftar sebagai organisasi teroris di bawah hukum pidana Australia. Aman Abdurrahman yang saat ini berada di penjara disebut-sebut sebagai pemimpin kelompok tersebut.
"Serangan teroris mematikan pada bulan Mei di Surabaya, Indonesia, menyoroti ancaman yang sangat nyata di ambang pintu kami dari kekerasan Islamis," kata Menteri Dalam Negeri Peter Dutton dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (9/6/2018).
Dua keluarga, termasuk anak-anak muda, melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada 13 Mei serta di Markas Polisi Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya pada keesokan harinya.
Sedikitnya 18 orang tewas, termasuk keluarga yang menyerang gereja-gereja dan empat anggota keluarga yang meledakkan bom di markas polisi.
Selain JAD, Jama'at Mujahidin Bangladesh (JMB) juga dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh otoritas Australia.
Dutton mengatakan JMB memiliki hubungan dengan ISIS dan bertanggung jawab atas sejumlah serangan teroris mematikan di Bangladesh dan kawasan sejak tahun 2003.
"Mereka berbagi ideologi anti-Barat dengan ISIS dan Australia akan dianggap sebagai target yang sah," katanya, yang dikutip AAP.
(mas)