Pasukan Israel Bunuh Tiga Warga Palestina
A
A
A
GAZA - Pasukan Israel menembak mati tiga orang Palestina dan melukai sedikitnya 618 lainnya pada Jumat (8/6/2018) dengan senjata api atau gas air mata yang digunakan terhadap para pengunjuk rasa di perbatasan Jalur Gaza, kata petugas medis.
"Warga Palestina yang tewas adalah dua pria dewasa dan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun," kata petugas medis.
"Dari yang terluka, 120 berasal dari tembakan langsung," kata petugas medis lagi seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/6/2018).
Di antara mereka yang terluka dengan tembakan adalah seorang fotografer AFP. Sementara itu seorang pria berusia 23 tahun harus mendapatkan perawatan serius setelah tabung gas air mata menembus wajahnya.
"Kami tidak meminta bulan," kata Amer Abu Khalaf, seorang mahasiswa administrasi bisnis berusia 20 tahun yang mengambil bagian dalam protes itu.
Ia mengatakan aksi itu bertujuan untuk mematahkan blokade dan membuat dunia mengakui hak warga Palestina untuk kembali.
Penyelenggara aksi protes mengaitkan protes hari Jumat dengan acara tahunan "Jerusalem Day" di Iran, yang seperti Islamis Hamas yang dominan di Gaza menuntut penghancuran Israel dan sangat marah dengan pengakuan AS pada Yerusalem sebagai ibu kota Israel bulan Desember lalu.
"Tidak ada negara yang disebut Israel yang dapat memiliki ibukota yang disebut Yerusalem," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, menambahkan protes juga menuntut diakhirinya blokade Israel dan Mesir yang menggilas Gaza, akan terus berlanjut.
Sementara militer Israel mengatakan mereka mengambil tindakan untuk membubarkan sekitar 10.000 warga Palestina, beberapa di antaranya melemparkan batu ke arah pasukan dan membakar ban, serta mencegah pelanggaran terhadap pagar perbatasan.
Israel mengatakan korban tewas termasuk orang-orang bersenjata yang menggunakan warga sipil sebagai kedok untuk serangan senjata dan granat atau infiltrasi.
Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, menggambarkan pengunjuk rasa Gaza di Twitter sebagai orang-orang bodoh yang penuh kebencian dan "Hamas Jugend", yang terakhir adalah istilah yang disamakan dengan "Pemuda Hitler" dalam bahasa Jerman.
Tidak ada korban Israel dari lebih dari dua bulan konfrontasi di sepanjang perbatasan Gaza. Israel telah kehilangan banyak tanah pertanian dan hutan di sisi perbatasannya dengan api yang disulut oleh layang-layang Palestina yang bermuatan batu bara atau bahan bakar.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 122 warga Palestina dalam protes di sepanjang perbatasan sejak kampanye diluncurkan pada 30 Maret untuk menuntut hak untuk kembali ke tanah leluhur yang hilang dalam perang tahun 1948 penciptaan Israel, kata pejabat rumah sakit.
Israel telah lama menolak untuk menerima pengungsi Palestina dari perang 1948 atau jutaan keturunan mereka, mengatakan mereka harus tinggal di masa depan negara Palestina. Pembicaraan kenegaraan telah dibekukan sejak 2014.
Hamas merebut Gaza dari otoritas Palestina yang didukung Barat pada 2007 dan telah berperang tiga kali dengan Israel di sana. Dua juta orang Palestina telah tenggelam dalam kemiskinan seiring blokade yang dilakukan Israel dan Mesir, dengan alasan keamanan, menjepit di perbatasan Gaza.
Jumlah korban tewas dari tindakan Israel terhadap protes Gaza telah menarik kecaman internasional, meskipun Amerika Serikat malah menyalahkan Hamas.
"Warga Palestina yang tewas adalah dua pria dewasa dan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun," kata petugas medis.
"Dari yang terluka, 120 berasal dari tembakan langsung," kata petugas medis lagi seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/6/2018).
Di antara mereka yang terluka dengan tembakan adalah seorang fotografer AFP. Sementara itu seorang pria berusia 23 tahun harus mendapatkan perawatan serius setelah tabung gas air mata menembus wajahnya.
"Kami tidak meminta bulan," kata Amer Abu Khalaf, seorang mahasiswa administrasi bisnis berusia 20 tahun yang mengambil bagian dalam protes itu.
Ia mengatakan aksi itu bertujuan untuk mematahkan blokade dan membuat dunia mengakui hak warga Palestina untuk kembali.
Penyelenggara aksi protes mengaitkan protes hari Jumat dengan acara tahunan "Jerusalem Day" di Iran, yang seperti Islamis Hamas yang dominan di Gaza menuntut penghancuran Israel dan sangat marah dengan pengakuan AS pada Yerusalem sebagai ibu kota Israel bulan Desember lalu.
"Tidak ada negara yang disebut Israel yang dapat memiliki ibukota yang disebut Yerusalem," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, menambahkan protes juga menuntut diakhirinya blokade Israel dan Mesir yang menggilas Gaza, akan terus berlanjut.
Sementara militer Israel mengatakan mereka mengambil tindakan untuk membubarkan sekitar 10.000 warga Palestina, beberapa di antaranya melemparkan batu ke arah pasukan dan membakar ban, serta mencegah pelanggaran terhadap pagar perbatasan.
Israel mengatakan korban tewas termasuk orang-orang bersenjata yang menggunakan warga sipil sebagai kedok untuk serangan senjata dan granat atau infiltrasi.
Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, menggambarkan pengunjuk rasa Gaza di Twitter sebagai orang-orang bodoh yang penuh kebencian dan "Hamas Jugend", yang terakhir adalah istilah yang disamakan dengan "Pemuda Hitler" dalam bahasa Jerman.
Tidak ada korban Israel dari lebih dari dua bulan konfrontasi di sepanjang perbatasan Gaza. Israel telah kehilangan banyak tanah pertanian dan hutan di sisi perbatasannya dengan api yang disulut oleh layang-layang Palestina yang bermuatan batu bara atau bahan bakar.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 122 warga Palestina dalam protes di sepanjang perbatasan sejak kampanye diluncurkan pada 30 Maret untuk menuntut hak untuk kembali ke tanah leluhur yang hilang dalam perang tahun 1948 penciptaan Israel, kata pejabat rumah sakit.
Israel telah lama menolak untuk menerima pengungsi Palestina dari perang 1948 atau jutaan keturunan mereka, mengatakan mereka harus tinggal di masa depan negara Palestina. Pembicaraan kenegaraan telah dibekukan sejak 2014.
Hamas merebut Gaza dari otoritas Palestina yang didukung Barat pada 2007 dan telah berperang tiga kali dengan Israel di sana. Dua juta orang Palestina telah tenggelam dalam kemiskinan seiring blokade yang dilakukan Israel dan Mesir, dengan alasan keamanan, menjepit di perbatasan Gaza.
Jumlah korban tewas dari tindakan Israel terhadap protes Gaza telah menarik kecaman internasional, meskipun Amerika Serikat malah menyalahkan Hamas.
(ian)