Video: Para Polisi AS Pukuli Pria Tak Bersenjata Secara Brutal
A
A
A
MESA - Sekelompok polisi kota Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS) memukuli seorang pria tak bersenjata di depan pintu lift sebuah apartemen. Pria kulit hitam bernama Robert Johnson yang dipukuli tersebut kini menuntut kepolisian bertanggung jawab atas aksi brutal petugasnya.
Insiden itu ramai diperbincangkan publik setempat yang membuat Departemen Kepolisian Mesa merilis rekaman video pengintaian di kompleks apartemen pada 5 Juni 2018.
Video berdurasi 20 menit itu menunjukkan beberapa petugas polisi tiba-tiba menghampiri Johnson di pintu lift dan memukulinya secara brutal. Mereka juga membanting kepala Johnson ke pintu lift.
"Saya seorang pria berkeluarga. Saya adalah orang yang takut akan Tuhan," kata Johnson kepada wartawan pada hari Kamis sambil menahan air mata.
"Saya hanya ingin Mesa bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan dan semua yang terjadi pada saat itu," ujarnya, dikutip dari Vox, Jumat (8/6/2018).
Insiden itu terjadi pada 23 Mei 2018. Awalnya, para petugas polisi menanggapi laporan telepon 911 dari kompleks apartemen.
Saat tiba, mereka menemukan Erick Reyes, yang dicurigai mencoba masuk secara paksa ke apartemen mantan pacarnya. Mereka juga menemukan Johnson di dekat Reyes.
Petugas memerintahkan Reyes untuk duduk dan mulai berbicara dengannya. Tetapi, interaksi mereka dengan Johnson yang tidak bersenjata berbeda. Yakni kasar dan brutal.
Kepala Polisi Mesa Ramon Batista mengatakan kepada wartawan bahwa dia merilis video ke publik karena dia ingin transparan tentang insiden itu. Video itu awalnya, di-posting online oleh seseorang secara anonim.
Batista mengatakan bahwa dia tidak menyadari kejadian itu sampai video pengintaian itu dikirim ke departemen kepolisian oleh seorang warga sipil.
“Saya tidak merasa bahwa petugas kami berada dalam kondisi terbaiknya," katanya kepada wartawan saat merilis video. "Saya tidak merasa situasi ini harus berjalan sebagaimana mestinya."
Empat dari petugas yang terlibat dalam insiden itu-tiga perwira dan seorang sersan- telah ditempatkan dalam status cuti administratif. Departemen Kepolisian Mesa juga tetap melakukan penyelidikan.
"Ini sama sekali tidak mewakili seluruh pekerjaan yang dilakukan setiap hari," kata Batista. "Mereka adalah manusia dan tentu saja pada pandangan pertama, ini terlihat seperti kesalahan."
The Mesa Police Association, yang mewakili dan mengadvokasi atas nama petugas, berpendapat bahwa rekaman itu dirilis terlalu cepat. "Ini sangat tidak pantas untuk merilis sebagian dari video tanpa audio yang tidak termasuk konteks penuh dari pertemuan itu," kata serikat pekerja polisi dalam pernyataan 5 Juni 2018.
"Selain itu, kami tidak mengerti mengapa video dirilis ketika penyelidikan internal belum selesai. Penting untuk memahami bahwa penggunaan kekuatan apa pun, jika dilihat, sulit untuk ditonton dan tidak pernah terlihat 'bagus'."
Meski dibela serikat pekerja polisi, perilaku brutal para petugas itu tetap mendapat kritik keras dari pengacara Johnson.
"Mesa memiliki budaya kebrutalan polisi, dan ini memengaruhi semua orang yang tinggal di Mesa dan melakukan perjalanan melalui Mesa, dan budaya ini perlu dibersihkan segera," kata Benjamin Taylor, pengacara Johnson, mengatakan kepada Arizona Republic.Rilis video tersebut juga mendorong protes dari masyarakat setempat.
Insiden itu ramai diperbincangkan publik setempat yang membuat Departemen Kepolisian Mesa merilis rekaman video pengintaian di kompleks apartemen pada 5 Juni 2018.
Video berdurasi 20 menit itu menunjukkan beberapa petugas polisi tiba-tiba menghampiri Johnson di pintu lift dan memukulinya secara brutal. Mereka juga membanting kepala Johnson ke pintu lift.
"Saya seorang pria berkeluarga. Saya adalah orang yang takut akan Tuhan," kata Johnson kepada wartawan pada hari Kamis sambil menahan air mata.
"Saya hanya ingin Mesa bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan dan semua yang terjadi pada saat itu," ujarnya, dikutip dari Vox, Jumat (8/6/2018).
Insiden itu terjadi pada 23 Mei 2018. Awalnya, para petugas polisi menanggapi laporan telepon 911 dari kompleks apartemen.
Saat tiba, mereka menemukan Erick Reyes, yang dicurigai mencoba masuk secara paksa ke apartemen mantan pacarnya. Mereka juga menemukan Johnson di dekat Reyes.
Petugas memerintahkan Reyes untuk duduk dan mulai berbicara dengannya. Tetapi, interaksi mereka dengan Johnson yang tidak bersenjata berbeda. Yakni kasar dan brutal.
Kepala Polisi Mesa Ramon Batista mengatakan kepada wartawan bahwa dia merilis video ke publik karena dia ingin transparan tentang insiden itu. Video itu awalnya, di-posting online oleh seseorang secara anonim.
Batista mengatakan bahwa dia tidak menyadari kejadian itu sampai video pengintaian itu dikirim ke departemen kepolisian oleh seorang warga sipil.
“Saya tidak merasa bahwa petugas kami berada dalam kondisi terbaiknya," katanya kepada wartawan saat merilis video. "Saya tidak merasa situasi ini harus berjalan sebagaimana mestinya."
Empat dari petugas yang terlibat dalam insiden itu-tiga perwira dan seorang sersan- telah ditempatkan dalam status cuti administratif. Departemen Kepolisian Mesa juga tetap melakukan penyelidikan.
"Ini sama sekali tidak mewakili seluruh pekerjaan yang dilakukan setiap hari," kata Batista. "Mereka adalah manusia dan tentu saja pada pandangan pertama, ini terlihat seperti kesalahan."
The Mesa Police Association, yang mewakili dan mengadvokasi atas nama petugas, berpendapat bahwa rekaman itu dirilis terlalu cepat. "Ini sangat tidak pantas untuk merilis sebagian dari video tanpa audio yang tidak termasuk konteks penuh dari pertemuan itu," kata serikat pekerja polisi dalam pernyataan 5 Juni 2018.
"Selain itu, kami tidak mengerti mengapa video dirilis ketika penyelidikan internal belum selesai. Penting untuk memahami bahwa penggunaan kekuatan apa pun, jika dilihat, sulit untuk ditonton dan tidak pernah terlihat 'bagus'."
Meski dibela serikat pekerja polisi, perilaku brutal para petugas itu tetap mendapat kritik keras dari pengacara Johnson.
"Mesa memiliki budaya kebrutalan polisi, dan ini memengaruhi semua orang yang tinggal di Mesa dan melakukan perjalanan melalui Mesa, dan budaya ini perlu dibersihkan segera," kata Benjamin Taylor, pengacara Johnson, mengatakan kepada Arizona Republic.Rilis video tersebut juga mendorong protes dari masyarakat setempat.
(mas)