Aktivitas Vulkanik Diprediksi Meningkat
A
A
A
GUATEMALACITY - Otoritas Guatemala memperingatkan Gunung Fuego menunjukkan aktivitas lebih besar pada Selasa (5/6) malam waktu lokal.
Korban tewas akibat letusan itu mencapai 75 orang dan hampir 200 orang lainnya masih hilang. Lembaga seismologi, vulkanologi, dan meteorologi, Insivumeh memperingatkan hal itu setelah Gunung Fuego meletus lagi pada Selasa (5/6/2018) sehingga memaksa lebih banyak evakuasi serta membuat tim penyelamat berlarian untuk berlindung.
Fuego memuntahkan debu dan pasir dalam radius yang luas dan mengirim lava ke kota-kota terdekat. Badan bencana nasional CONRED menyatakan, 192 orang masih hilang setelah letusan pertama. Badan forensik Inacif menyebut, korban tewas sebanyak 75 orang, naik dari sebelumnya 72 orang.
”Kondisinya sangat kritis saat ini,” kata Direktur Insivumeh Eddy Sanchez pada para jurnalis, dikutip kantor berita Reuters. Gunung Fuego berarti Gunung Api dalam bahasa Spanyol. Fuego menjadi salah satu gunung berapi paling aktif dari 34 gunung di Guatemala.
Gunung itu terletak di Kota Antigua, situs warisan dunia UNESCO yang selamat dari beberapa letusan besar. Aktivitas terbaru sebagian besar terjadi di sisi yang jauh, menghadap pantai Pasifik. Letusan pada Minggu (3/6) mengirim debu dan asap setinggi 10 km di angkasa dan menutup beberapa wilayah dengan pasir serta debu tebal. ”Ribuan orang telah dievakuasi,” papar keterangan CONRED.
Sebelumnya dilaporkan, keluarga korban melanjutkan pencarian anggota keluarganya yang hilang di sejumlah kamar mayat dan jalanan yang diselimuti debu.
CONRED menyatakan, jumlah korban tewas bertambah saat ada beberapa jenazah yang ditemukan di antara puing di sekitar desa El Rodeo yang terkena dampak terparah letusan. Hingga saat ini baru sebagian korban yang telah teridentifikasi berdasarkan DNA keluarga korban.
Di kamar mayat sementara di Kota Escuintla, sekitar 30 km dari letusan, sejumlah anggota keluarga datang untuk mencari kerabat mereka di antara para jenazah. Francisco Quiche, 46, memberikan sampel darah untuk identifikasi jasad putranya, meski dia telah tahu nasib anaknya itu.
Setelah mengungsi dari Kota El Rodeo bersama keluarganya, dia kembali mencari putra dan menantu perempuannya. Mengintip melalui lubang di dinding rumah putranya, Quiche melihat jasad putranya. Dia khawatir menantu perempuannya juga tewas.
”Kami memiliki waktu untuk pergi, syukur Tuhan, tapi saya sangat sedih kehilangan putra dan menantu perempuan saya. Putra saya baru berusia 22 tahun, sama seperti menantu perempuan saya, yang sedang mengharapkan bayi,” tutur dia.
Upaya pencarian jenazah pada Senin (4/6) terhalang oleh letusan baru dan tanah longsor di sisi selatan Fuego yang memicu evakuasi baru. (Syarifudin)
Korban tewas akibat letusan itu mencapai 75 orang dan hampir 200 orang lainnya masih hilang. Lembaga seismologi, vulkanologi, dan meteorologi, Insivumeh memperingatkan hal itu setelah Gunung Fuego meletus lagi pada Selasa (5/6/2018) sehingga memaksa lebih banyak evakuasi serta membuat tim penyelamat berlarian untuk berlindung.
Fuego memuntahkan debu dan pasir dalam radius yang luas dan mengirim lava ke kota-kota terdekat. Badan bencana nasional CONRED menyatakan, 192 orang masih hilang setelah letusan pertama. Badan forensik Inacif menyebut, korban tewas sebanyak 75 orang, naik dari sebelumnya 72 orang.
”Kondisinya sangat kritis saat ini,” kata Direktur Insivumeh Eddy Sanchez pada para jurnalis, dikutip kantor berita Reuters. Gunung Fuego berarti Gunung Api dalam bahasa Spanyol. Fuego menjadi salah satu gunung berapi paling aktif dari 34 gunung di Guatemala.
Gunung itu terletak di Kota Antigua, situs warisan dunia UNESCO yang selamat dari beberapa letusan besar. Aktivitas terbaru sebagian besar terjadi di sisi yang jauh, menghadap pantai Pasifik. Letusan pada Minggu (3/6) mengirim debu dan asap setinggi 10 km di angkasa dan menutup beberapa wilayah dengan pasir serta debu tebal. ”Ribuan orang telah dievakuasi,” papar keterangan CONRED.
Sebelumnya dilaporkan, keluarga korban melanjutkan pencarian anggota keluarganya yang hilang di sejumlah kamar mayat dan jalanan yang diselimuti debu.
CONRED menyatakan, jumlah korban tewas bertambah saat ada beberapa jenazah yang ditemukan di antara puing di sekitar desa El Rodeo yang terkena dampak terparah letusan. Hingga saat ini baru sebagian korban yang telah teridentifikasi berdasarkan DNA keluarga korban.
Di kamar mayat sementara di Kota Escuintla, sekitar 30 km dari letusan, sejumlah anggota keluarga datang untuk mencari kerabat mereka di antara para jenazah. Francisco Quiche, 46, memberikan sampel darah untuk identifikasi jasad putranya, meski dia telah tahu nasib anaknya itu.
Setelah mengungsi dari Kota El Rodeo bersama keluarganya, dia kembali mencari putra dan menantu perempuannya. Mengintip melalui lubang di dinding rumah putranya, Quiche melihat jasad putranya. Dia khawatir menantu perempuannya juga tewas.
”Kami memiliki waktu untuk pergi, syukur Tuhan, tapi saya sangat sedih kehilangan putra dan menantu perempuan saya. Putra saya baru berusia 22 tahun, sama seperti menantu perempuan saya, yang sedang mengharapkan bayi,” tutur dia.
Upaya pencarian jenazah pada Senin (4/6) terhalang oleh letusan baru dan tanah longsor di sisi selatan Fuego yang memicu evakuasi baru. (Syarifudin)
(nfl)