PM Baru Italia Janjikan Perubahan
A
A
A
ROMA - Perdana Menteri (PM) baru Italia Giuseppe Conte berjanji akan mewujudkan perubahan radikal di Italia. Fokus utama perubahan itu adalah kesejahteraan dan imigrasi sebagai janji utama pemerintahan anti-kemapanan dan populis itu.
Janji itu disampaikan di depan Senat yang mayoritas mendukung pemerintahan Conte. Pemerintahan itu didukung Gerakan Bintang Lima (FSM) yang didirikan sembilan tahun lalu dan Liga yang merupakan partai sayap kanan. Conte mendapatkan dukungan 171 melawan 117 dari 320 kursi Senat.
“Kebenarannya adalah kita menciptakan perubahan radikal. Kita bangga melakukannya,” ujar Conte dilansir Reuters pada Selasa (5/6) waktu setempat. Conte, 53, juga bercakap-cakap dengan pemimpin FSM Luigi di Maio dan pemimpin Liga Matteo Salvini mengenai agenda utama pemerintahannya.
Di Maio merupakan menteri industri dan pekerja dan Salvini menjabat menteri dalam negeri pada pemerintahan Conte. Kehadiran kedua orang itu menunjukkan kekhawatiran apakah Conte hanya sebagai “politikus baru” yang tidak bisa membuat kebijakan pemerintahannya sendiri.
Dalam pidato selama 72 menit, Conte mengatakan prioritas utama pemerintahannya adalah memerangi kesulitan sosial dan mengenalkan pendapatan universal. Itu merupakan janji utama FSM selama kampanye. Kemudian, dia juga akan memerangi masukan imigran gelap dari Afrika. Itu menjadi program utama Liga.
Selama pidato, Conte tidak menyebut tentang komitmen Italia untuk bertahan di zona Euro. Itu menciptakan permasalahan di pasar keuangan. “Kita menegaskan lagi, meninggalkan Euro tidak pernah dipertimbangkan dan tidak akan dipertimbangkan,” ujarnya.
Conte menegaskan Eropa adalah rumah warga Italia. Meskipun pemerintahan baru berencana membangun hubungan dengan Rusia, dia menegaskan komitmen dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan aliansi utamanya, Amerika Serikat (AS).
Dalam isu imigrasi, Conte menegaskan pemerintahannya akan mengakhiri bisnis migrant. “Kita tidak akan pernah rasis. Kita ingin prosedur untuk menentukan status pengungsi,” katanya. Dia juga ingin menjamin hak para pengungsi.
Sebelumnya koalisi pemerintahan Conte menunjuk menteri ekonomi Paolo Savona yang dikenal anti-UE. Tapi, keputusan itu divonis Presiden Italia Sergio Mattarella. Akhirnya, Savona diganti dengan menteri yang lebih menjamin ketenangan pasar keuangan.
“Kekuatan poliik membuat pemerintahan ini disebut populis dan anti-sistem,” kata Conte. “Jika populisme berarti pemerintahan yang mendengarkan kebutuhan rakyat, dan anti-sistem bertujuan untuk mengenalkan sistem baru yang menghapus hak istimewa lama dan kekuatan yang bertakhta. Kekuatan politik ini pantas menyandang julukan tersebut,” paparnya.
Conte tidak berafiliasi dengan partai apa pun. Tapi, dia dekat dengan FSM. Dia juga sempat disebut sebagai kandidat menteri sebelum pemilu 4 Maret silam. Sedangkan Di Maio dan Salvini disebut sebagai kandidat PM. Tapi, keduanya dikenal sangat kompromi mengenai jabatan yang akan disandang.
Berbicara mengenai isu sensitive pasar keuangan, Conte menyebut kebijakan fiskal zona Euro seharusnya bertujuan untuk membantu rakyat. “Italia akan bernegosasiasi mengenai perubahan dengan pemerintahan Uni Eropa,” katanya.
Dalam sesi debat setelah pidato, mantan PM Italia Mario Monti mengatakan Italia berisiko jika ditempatkan di bawah supervise Bank Sentral Eropa, Komisi Eropa, dan Dana Moneter Internasional jika pemerintah tidak menjalankan transparansi publik. Italia memiliki utang besar. (Andika Hendra)
Janji itu disampaikan di depan Senat yang mayoritas mendukung pemerintahan Conte. Pemerintahan itu didukung Gerakan Bintang Lima (FSM) yang didirikan sembilan tahun lalu dan Liga yang merupakan partai sayap kanan. Conte mendapatkan dukungan 171 melawan 117 dari 320 kursi Senat.
“Kebenarannya adalah kita menciptakan perubahan radikal. Kita bangga melakukannya,” ujar Conte dilansir Reuters pada Selasa (5/6) waktu setempat. Conte, 53, juga bercakap-cakap dengan pemimpin FSM Luigi di Maio dan pemimpin Liga Matteo Salvini mengenai agenda utama pemerintahannya.
Di Maio merupakan menteri industri dan pekerja dan Salvini menjabat menteri dalam negeri pada pemerintahan Conte. Kehadiran kedua orang itu menunjukkan kekhawatiran apakah Conte hanya sebagai “politikus baru” yang tidak bisa membuat kebijakan pemerintahannya sendiri.
Dalam pidato selama 72 menit, Conte mengatakan prioritas utama pemerintahannya adalah memerangi kesulitan sosial dan mengenalkan pendapatan universal. Itu merupakan janji utama FSM selama kampanye. Kemudian, dia juga akan memerangi masukan imigran gelap dari Afrika. Itu menjadi program utama Liga.
Selama pidato, Conte tidak menyebut tentang komitmen Italia untuk bertahan di zona Euro. Itu menciptakan permasalahan di pasar keuangan. “Kita menegaskan lagi, meninggalkan Euro tidak pernah dipertimbangkan dan tidak akan dipertimbangkan,” ujarnya.
Conte menegaskan Eropa adalah rumah warga Italia. Meskipun pemerintahan baru berencana membangun hubungan dengan Rusia, dia menegaskan komitmen dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan aliansi utamanya, Amerika Serikat (AS).
Dalam isu imigrasi, Conte menegaskan pemerintahannya akan mengakhiri bisnis migrant. “Kita tidak akan pernah rasis. Kita ingin prosedur untuk menentukan status pengungsi,” katanya. Dia juga ingin menjamin hak para pengungsi.
Sebelumnya koalisi pemerintahan Conte menunjuk menteri ekonomi Paolo Savona yang dikenal anti-UE. Tapi, keputusan itu divonis Presiden Italia Sergio Mattarella. Akhirnya, Savona diganti dengan menteri yang lebih menjamin ketenangan pasar keuangan.
“Kekuatan poliik membuat pemerintahan ini disebut populis dan anti-sistem,” kata Conte. “Jika populisme berarti pemerintahan yang mendengarkan kebutuhan rakyat, dan anti-sistem bertujuan untuk mengenalkan sistem baru yang menghapus hak istimewa lama dan kekuatan yang bertakhta. Kekuatan politik ini pantas menyandang julukan tersebut,” paparnya.
Conte tidak berafiliasi dengan partai apa pun. Tapi, dia dekat dengan FSM. Dia juga sempat disebut sebagai kandidat menteri sebelum pemilu 4 Maret silam. Sedangkan Di Maio dan Salvini disebut sebagai kandidat PM. Tapi, keduanya dikenal sangat kompromi mengenai jabatan yang akan disandang.
Berbicara mengenai isu sensitive pasar keuangan, Conte menyebut kebijakan fiskal zona Euro seharusnya bertujuan untuk membantu rakyat. “Italia akan bernegosasiasi mengenai perubahan dengan pemerintahan Uni Eropa,” katanya.
Dalam sesi debat setelah pidato, mantan PM Italia Mario Monti mengatakan Italia berisiko jika ditempatkan di bawah supervise Bank Sentral Eropa, Komisi Eropa, dan Dana Moneter Internasional jika pemerintah tidak menjalankan transparansi publik. Italia memiliki utang besar. (Andika Hendra)
(nfl)