Serangan Teror Terjadi di Belgia
A
A
A
LIEGE - Seorang pelaku teror menewaskan dua polisi perempuan dan seorang yang melintas di kota Liege, Belgia, kemarin. Pelaku kemudian tertembak mati saat baku tembak di sekolah.
Penyelidik menganggap aksi itu serangan teroris. Pelaku oleh kantor penyiaran RTBF disebut sebagai penjahat usia 36 tahun yang baru keluar dari penjara lokal pada Senin (28/5). Investigator sedang menyelidiki apakah dia mengalami radikalisasi di penjara.
Kejaksaan menyatakan, pria itu menyerang polisi perempuan dari belakang menggunakan pisau sekitar pukul 10.30 pagi di boulevard di pusat kota ketiga Belgia dekat perbatasan Jerman itu. “Setelah menikam para korban, pria itu mengambil satu senjata dan menembak mati kedua polisi perempuan sebelum berjalan ke jalanan dan menembak mati pria 22 tahun yang duduk di kursi penumpang mobil yang diparkir,” ungkap kejaksaan Philippe Dulieu, dikutip kantor berita Reuters.
Pria itu kemudian menuju sekolah menengah atas (SMA) tempat dia menyandera seorang pegawai perempuan, memicu intervensi polisi bersenjata. Para murid dibawa ke tempat yang aman saat baku tembak terjadi. Beberapa polisi terluka sebelum pelaku akhirnya tewas.
“Kejadian ini dianggap sebagai insiden teroris,” kata Dulieu.
Pusat krisis nasional yang sudah waspada tinggi sejak serangan di Paris dan Brussels dalam tiga tahun berakhir menyatakan terus memantau kondisi tapi tidak menaikkan level kewaspadaan.
Perdana Menteri (PM) Charles Michel mengungkapkan duka cita pada keluarga korban dan menyatakan masih terlalu dini untuk menyelaskan penyebabnya. Raja Philippe mengunjungi Liege yang merupakan kota terbesar di wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis.
Kawasan industri di sungai Meuse itu menjadi lokasi penembakan massal pada 2011 saat seorang pria menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya sebelum bunuh diri. Sel kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Brussels terlibat dalam serangan di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang dan di Brussels pada 2016 yang menewaskan 32 orang. (Syarifudin)
Penyelidik menganggap aksi itu serangan teroris. Pelaku oleh kantor penyiaran RTBF disebut sebagai penjahat usia 36 tahun yang baru keluar dari penjara lokal pada Senin (28/5). Investigator sedang menyelidiki apakah dia mengalami radikalisasi di penjara.
Kejaksaan menyatakan, pria itu menyerang polisi perempuan dari belakang menggunakan pisau sekitar pukul 10.30 pagi di boulevard di pusat kota ketiga Belgia dekat perbatasan Jerman itu. “Setelah menikam para korban, pria itu mengambil satu senjata dan menembak mati kedua polisi perempuan sebelum berjalan ke jalanan dan menembak mati pria 22 tahun yang duduk di kursi penumpang mobil yang diparkir,” ungkap kejaksaan Philippe Dulieu, dikutip kantor berita Reuters.
Pria itu kemudian menuju sekolah menengah atas (SMA) tempat dia menyandera seorang pegawai perempuan, memicu intervensi polisi bersenjata. Para murid dibawa ke tempat yang aman saat baku tembak terjadi. Beberapa polisi terluka sebelum pelaku akhirnya tewas.
“Kejadian ini dianggap sebagai insiden teroris,” kata Dulieu.
Pusat krisis nasional yang sudah waspada tinggi sejak serangan di Paris dan Brussels dalam tiga tahun berakhir menyatakan terus memantau kondisi tapi tidak menaikkan level kewaspadaan.
Perdana Menteri (PM) Charles Michel mengungkapkan duka cita pada keluarga korban dan menyatakan masih terlalu dini untuk menyelaskan penyebabnya. Raja Philippe mengunjungi Liege yang merupakan kota terbesar di wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis.
Kawasan industri di sungai Meuse itu menjadi lokasi penembakan massal pada 2011 saat seorang pria menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya sebelum bunuh diri. Sel kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Brussels terlibat dalam serangan di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang dan di Brussels pada 2016 yang menewaskan 32 orang. (Syarifudin)
(nfl)