Dokter Ragukan Kesehatan Jangka Panjang Skripal dan Putrinya
A
A
A
LONDON - Para dokter yang merawat mantan mata-mata Rusia dan putrinya setelah mereka diracuni dengan zat saraf di Inggris mengatakan mereka tidak tahu soal prospek kesehatan jangka panjang keduanya. Mereka bahkan awalnya takut insiden itu bisa menjadi jauh lebih buruk.
Sergei Skripal, mantan kolonel di intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen ke Inggris, dan putrinya Yulia ditemukan tidak sadarkan diri di bangku umum di kota Salisbury, Inggris selatan pada 4 Maret lalu.
Staf di rumah sakit Salisbury, tempat mereka dirawat, mengatakan kepada BBC bahwa beberapa orang mulai bertanya-tanya apakah mereka juga akan menjadi korban zat saraf.
Ditanya tentang dampak jangka panjang dari keracunan pada kesehatan Skripal, direktur medis rumah sakit, Christine Blanshard, mengatakan prognosisnya tidak pasti.
“Jawaban jujurnya adalah kami tidak tahu,” katanya, berdasarkan ekstrak wawancara yang dirilis oleh program Newsnight BBC yang dikutip Reuters, Selasa (29/5/2018).
Inggris telah mengatakan bahwa sangat mungkin Rusia bertanggung jawab atas keracunan Skripal, dan pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat, telah mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia. Rusia membantah keterlibatannya dalam serangan racun tersebut dan membalas dendam.
Yulia Skripal berbicara kepada Reuters pekan lalu, mengatakan pemulihannya berjalan "lambat dan sangat menyakitkan" dan ia merasa beruntung telah selamat.
Staf rumah sakit juga mengatakan bahwa mereka mengharapkan Skripal akan mati sebagai akibat keracunan.
"Semua bukti ada di sana bahwa mereka tidak akan bertahan hidup," kata Stephen Jukes, konsultan perawatan intensif yang merawat Skripal seminggu setelah mereka tiba di rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa tim medis awalnya menduga Skripal menderita overdosis opioid sebelum diagnosis cepat berubah.
Kota katedral Salisbury berubah akibat insiden itu, dengan area perbelanjaan utama ditutup sementara dekontaminasi lokasi yang dilalui Skripals terjadi.
Seorang polisi dirawat di rumah sakit setelah merawat Skripal, dan staf rumah sakit khawatir bahwa insiden itu mungkin jauh lebih serius daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Ketika (polisi) itu dirawat dengan gejala - ada kekhawatiran nyata tentang seberapa besar hal ini," Lorna Wilkinson, direktur keperawatan di rumah sakit, mengatakan, menambahkan dia takut itu bisa memakan dan melibatkan banyak korban jiwa.
"Kami benar-benar tidak tahu pada saat itu," tukasnya.
Sergei Skripal, mantan kolonel di intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen ke Inggris, dan putrinya Yulia ditemukan tidak sadarkan diri di bangku umum di kota Salisbury, Inggris selatan pada 4 Maret lalu.
Staf di rumah sakit Salisbury, tempat mereka dirawat, mengatakan kepada BBC bahwa beberapa orang mulai bertanya-tanya apakah mereka juga akan menjadi korban zat saraf.
Ditanya tentang dampak jangka panjang dari keracunan pada kesehatan Skripal, direktur medis rumah sakit, Christine Blanshard, mengatakan prognosisnya tidak pasti.
“Jawaban jujurnya adalah kami tidak tahu,” katanya, berdasarkan ekstrak wawancara yang dirilis oleh program Newsnight BBC yang dikutip Reuters, Selasa (29/5/2018).
Inggris telah mengatakan bahwa sangat mungkin Rusia bertanggung jawab atas keracunan Skripal, dan pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat, telah mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia. Rusia membantah keterlibatannya dalam serangan racun tersebut dan membalas dendam.
Yulia Skripal berbicara kepada Reuters pekan lalu, mengatakan pemulihannya berjalan "lambat dan sangat menyakitkan" dan ia merasa beruntung telah selamat.
Staf rumah sakit juga mengatakan bahwa mereka mengharapkan Skripal akan mati sebagai akibat keracunan.
"Semua bukti ada di sana bahwa mereka tidak akan bertahan hidup," kata Stephen Jukes, konsultan perawatan intensif yang merawat Skripal seminggu setelah mereka tiba di rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa tim medis awalnya menduga Skripal menderita overdosis opioid sebelum diagnosis cepat berubah.
Kota katedral Salisbury berubah akibat insiden itu, dengan area perbelanjaan utama ditutup sementara dekontaminasi lokasi yang dilalui Skripals terjadi.
Seorang polisi dirawat di rumah sakit setelah merawat Skripal, dan staf rumah sakit khawatir bahwa insiden itu mungkin jauh lebih serius daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Ketika (polisi) itu dirawat dengan gejala - ada kekhawatiran nyata tentang seberapa besar hal ini," Lorna Wilkinson, direktur keperawatan di rumah sakit, mengatakan, menambahkan dia takut itu bisa memakan dan melibatkan banyak korban jiwa.
"Kami benar-benar tidak tahu pada saat itu," tukasnya.
(ian)