Soal Denuklirisasi Korut, Sikap Donald Trump Melunak
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan perubahan sikap terkait denuklirisasi Korea Utara (Korut). Sebelumnya, Trump menginginkan Korut menanggalkan program nuklirnya secara menyeluruh tanpa ada konsesi timbal balik. Kini, Trump membuka pintu pembongkaran program senjata nuklir Korut secara bertahap.
Perubahan sikap Trump muncul setelah Korut menyatakan tidak akan pernah setuju untuk secara sepihak menyerahkan senjatanya. Korut bahkan mengancam untuk membatalkan pertemuan puncak yang dinantikan antara Kim Jong-un dan Trump yang dijadwalkan bulan depan di Singapura.
Skala program Korut, kata Trump, akan membuatnya sulit untuk membongkarnya dalam satu langkah.
"Itu pasti akan lebih baik jika semuanya dalam satu langkah," katanya.
"Apakah itu harus terjadi? Saya tidak berpikir. Saya ingin benar-benar berkomitmen," imbuhnya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (23/5/2018).
Pernyataan itu disampaikan Trump saat dia menyambut Presiden Moon Jae-in dari Korea Selatan (Korsel) di Gedung Putih.
Ia pun kembali menunjukkan antusiasmenya untuk pertemuan dengan Kim Jong-un. Pria berusia 71 tahun itu percaya bisa mengantarkan era baru kemakmuran bagi Korut dan keselamatan Kim Jong-un. Namun ia mengakui bahwa setelah Korut menunjukkan perubahan sikap, pertemuan ia dengan Kim Jong-un bisa saja tertunda.
“Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa itu tidak akan berhasil, dan itu O.K.,” kata Trump kepada para wartawan, saat Moon mendengarkannya.
“Itu tidak berarti itu, tidak akan berhasil dalam jangka waktu tertentu. Tapi itu mungkin tidak berhasil untuk 12 Juni,” imbuhnya.
"Ada kondisi tertentu yang kami inginkan terjadi. Saya pikir kita akan mendapatkan kondisi itu. Dan jika tidak, kami tidak akan memiliki pertemuan," tukasnya.
Trump mengatakan ia mendeteksi perubahan pada Kim Jong-un setelah diktator Korut itu bertemu dengan presiden China, Xi Jinping, bulan ini di kota pesisir China, Dalian. Trump menyatakan bahwa Xi, yang dia gambarkan sebagai "pemain poker kelas dunia," mendorong Jong-un untuk mengeraskan pendekatannya ke AS, sebagian untuk mendapatkan pengaruh dalam negosiasi perdagangan antara China dan AS.
"Ada sikap yang berbeda dari orang Korea Utara setelah pertemuan itu. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya senang tentang itu," kata Trump.
Trump mencoba mengkonfirmas hal itu kepada koleganya, Moon Jae-in. Moon pun menyangkal hal itu, meskipun ia mengakui ada skeptisisme di AS tentang prospek keberhasilan negosiasi.Ia mengatakan partisipasi Trump mengatur proses ini terpisah dari yang sebelumnya.
"Orang yang bertanggung jawab adalah Presiden Trump," kata Tuan Moon.
"Saya memiliki keyakinan bahwa dia akan mampu membuat perubahan haluan bersejarah dalam pengertian ini," imbuhnya.
Perubahan sikap Trump muncul setelah Korut menyatakan tidak akan pernah setuju untuk secara sepihak menyerahkan senjatanya. Korut bahkan mengancam untuk membatalkan pertemuan puncak yang dinantikan antara Kim Jong-un dan Trump yang dijadwalkan bulan depan di Singapura.
Skala program Korut, kata Trump, akan membuatnya sulit untuk membongkarnya dalam satu langkah.
"Itu pasti akan lebih baik jika semuanya dalam satu langkah," katanya.
"Apakah itu harus terjadi? Saya tidak berpikir. Saya ingin benar-benar berkomitmen," imbuhnya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (23/5/2018).
Pernyataan itu disampaikan Trump saat dia menyambut Presiden Moon Jae-in dari Korea Selatan (Korsel) di Gedung Putih.
Ia pun kembali menunjukkan antusiasmenya untuk pertemuan dengan Kim Jong-un. Pria berusia 71 tahun itu percaya bisa mengantarkan era baru kemakmuran bagi Korut dan keselamatan Kim Jong-un. Namun ia mengakui bahwa setelah Korut menunjukkan perubahan sikap, pertemuan ia dengan Kim Jong-un bisa saja tertunda.
“Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa itu tidak akan berhasil, dan itu O.K.,” kata Trump kepada para wartawan, saat Moon mendengarkannya.
“Itu tidak berarti itu, tidak akan berhasil dalam jangka waktu tertentu. Tapi itu mungkin tidak berhasil untuk 12 Juni,” imbuhnya.
"Ada kondisi tertentu yang kami inginkan terjadi. Saya pikir kita akan mendapatkan kondisi itu. Dan jika tidak, kami tidak akan memiliki pertemuan," tukasnya.
Trump mengatakan ia mendeteksi perubahan pada Kim Jong-un setelah diktator Korut itu bertemu dengan presiden China, Xi Jinping, bulan ini di kota pesisir China, Dalian. Trump menyatakan bahwa Xi, yang dia gambarkan sebagai "pemain poker kelas dunia," mendorong Jong-un untuk mengeraskan pendekatannya ke AS, sebagian untuk mendapatkan pengaruh dalam negosiasi perdagangan antara China dan AS.
"Ada sikap yang berbeda dari orang Korea Utara setelah pertemuan itu. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya senang tentang itu," kata Trump.
Trump mencoba mengkonfirmas hal itu kepada koleganya, Moon Jae-in. Moon pun menyangkal hal itu, meskipun ia mengakui ada skeptisisme di AS tentang prospek keberhasilan negosiasi.Ia mengatakan partisipasi Trump mengatur proses ini terpisah dari yang sebelumnya.
"Orang yang bertanggung jawab adalah Presiden Trump," kata Tuan Moon.
"Saya memiliki keyakinan bahwa dia akan mampu membuat perubahan haluan bersejarah dalam pengertian ini," imbuhnya.
(ian)