Saudi: Tak Netral, AS Tidak Bisa Jadi Penengah Konflik Israel-Palestina
A
A
A
JAKARTA - Arab Saudi menyatakan, pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem adalah bukti bahwa AS tidak netral terkait konflik Israel dan Palestina. Oleh karena itu, menurut Saudi, AS sudah tidak lagi menjadi penengah konflik kedua negara.
"Keputusan AS untuk memidahkan kedutaannya ke Yerusalem menunjukan ketidaknetralan AS dalam kasus Palestina. Sehingga, AS kini tidak mungkin jadi penengah kasus Palestina tersebut," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah as-Shuaibi semalam.
Ketika disinggung apakah Saudi memiliki rekomendasi negara mana, atau organisasi mana yang seharunya menjadi penenggah dalam konflik ini, Osama menyatakan PBB seharusnya yang menjadi penengah.
"Pemerintah Saudi sama dengan negara-negara lainnya, bagaimana untuk menyelesaikan konflik ini adalah kembali lagi melalui PBB. Jadi seperti Indonesia, mengambil langkah-langkah yang perlu diambil untuk bisa mencapai kesepatan damai diantara dua negara," ungkapnya.
Sebelumnya, Turki juga menilai AS sudah tidak bisa lagi menjadi penengah konflik antara Israel dan Palestina. Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan, dengan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, berarti peran AS senagai penengah sudah berakhir, karena AS saat ini sudah bagian dari konflik itu.
"Keputusan AS untuk memidahkan kedutaannya ke Yerusalem menunjukan ketidaknetralan AS dalam kasus Palestina. Sehingga, AS kini tidak mungkin jadi penengah kasus Palestina tersebut," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah as-Shuaibi semalam.
Ketika disinggung apakah Saudi memiliki rekomendasi negara mana, atau organisasi mana yang seharunya menjadi penenggah dalam konflik ini, Osama menyatakan PBB seharusnya yang menjadi penengah.
"Pemerintah Saudi sama dengan negara-negara lainnya, bagaimana untuk menyelesaikan konflik ini adalah kembali lagi melalui PBB. Jadi seperti Indonesia, mengambil langkah-langkah yang perlu diambil untuk bisa mencapai kesepatan damai diantara dua negara," ungkapnya.
Sebelumnya, Turki juga menilai AS sudah tidak bisa lagi menjadi penengah konflik antara Israel dan Palestina. Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan, dengan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, berarti peran AS senagai penengah sudah berakhir, karena AS saat ini sudah bagian dari konflik itu.
(esn)