Najib: Saya Bukan Pencuri, Saya Korban Serangan Politik
A
A
A
KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan dia tidak mencuri dana rakyat. Dia mengklaim saat ini sedang menjadi korban serangan politik untuk melemahkan partainya, United Malays National Organisation (UMNO).
"Saya bukan orang yang mencuri apa yang menjadi milik rakyat," kata Najib ketika berbicara kepada anggota UMNO wilayah Pekan pada hari Minggu.
"Orang-orang di Pekan tahu saya tidak mencuri. Selama 42 tahun saya melayani orang-orang di sini," ujarnya.
"Sekarang saya menjadi sasaran karena saya adalah Perdana Menteri dan pemimpin partai politik. Jadi, jika brand saya melemah, maka nama UMNO juga akan melemah. Ini adalah strategi politik," imbuh Najib.
"Ada orang-orang yang mengatakan bahwa saya tidak akan menyerahkan kekuasaan secara damai, bahwa saya akan menimbulkan masalah, tetapi itu tidak terjadi," katanya, yang dikutip dari The Star, Senin (21/5/2018).
Najib menambahkan bahwa dia akan terus mendukung perjuangan untuk kasus UMNO, meskipun koalisi Barisan Nasional tidak lagi mengendalikan Putrajaya. UMNO selama ini merupakan partai penggerak koalisi Barisan Nasional.
"Saya siap menerima kekalahan dengan hati terbuka, tetapi sekarang kami harus terus berjuang untuk rakyat dan kami harus menunjukkan pada rakyat bahwa kami tulus," ujar Najib yang telah mengundurkan diri sebagai presiden UMNO pekan lalu.
Seperti diketahui, koalisi Barisan Nasional kalah dalam pemilu Malaysia 9 Mei 2018. Koalisi yang dipimpin Najib itu dikalahkan koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad.
Pemilu tersebut telah membalikkan keadaan, di mana Mahathir kembali berkuasa dan Najib tumbang. Tak hanya lengser, Najib yang terseret kasus dugaan korupsi di lembaga keuangan 1MDB akan diselidiki lagi setelah sebelumnya dibersihkan oleh Jaksa Agung Malaysia dari semua tuduhan.
"Saya bukan orang yang mencuri apa yang menjadi milik rakyat," kata Najib ketika berbicara kepada anggota UMNO wilayah Pekan pada hari Minggu.
"Orang-orang di Pekan tahu saya tidak mencuri. Selama 42 tahun saya melayani orang-orang di sini," ujarnya.
"Sekarang saya menjadi sasaran karena saya adalah Perdana Menteri dan pemimpin partai politik. Jadi, jika brand saya melemah, maka nama UMNO juga akan melemah. Ini adalah strategi politik," imbuh Najib.
"Ada orang-orang yang mengatakan bahwa saya tidak akan menyerahkan kekuasaan secara damai, bahwa saya akan menimbulkan masalah, tetapi itu tidak terjadi," katanya, yang dikutip dari The Star, Senin (21/5/2018).
Najib menambahkan bahwa dia akan terus mendukung perjuangan untuk kasus UMNO, meskipun koalisi Barisan Nasional tidak lagi mengendalikan Putrajaya. UMNO selama ini merupakan partai penggerak koalisi Barisan Nasional.
"Saya siap menerima kekalahan dengan hati terbuka, tetapi sekarang kami harus terus berjuang untuk rakyat dan kami harus menunjukkan pada rakyat bahwa kami tulus," ujar Najib yang telah mengundurkan diri sebagai presiden UMNO pekan lalu.
Seperti diketahui, koalisi Barisan Nasional kalah dalam pemilu Malaysia 9 Mei 2018. Koalisi yang dipimpin Najib itu dikalahkan koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad.
Pemilu tersebut telah membalikkan keadaan, di mana Mahathir kembali berkuasa dan Najib tumbang. Tak hanya lengser, Najib yang terseret kasus dugaan korupsi di lembaga keuangan 1MDB akan diselidiki lagi setelah sebelumnya dibersihkan oleh Jaksa Agung Malaysia dari semua tuduhan.
(mas)