Erdogan Minta Negara-negara Muslim Bersatu Menghadapi Israel
A
A
A
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta para pemimpin negara Muslim untuk bersatu dan menghadapi Israel. Seruan itu muncul setelah puluhan warga Palestina dibunuh oleh sniper Israel dalam demo menandai 70 tahun pendudukan Israel atau Hari Nakba.
Berbicara di konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hari Jumat, Erdogan mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan puluhan demonstran Palestina di Gaza.
"Mengambil tindakan bagi orang Palestina yang dibantai oleh bandit-bandit Israel adalah demi menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa umat manusia tidak mati," kata Erdogan kepada kelompok pemimpin Muslim yang berkumpul di Istanbul.
Presiden Turki menggambarkan pembunuhan pasukan Israel terhadap warga Palestina sebagai aksi premanisme, kekejaman dan teror. Dia juga menyalahkan pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) soal Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang turut memicu kemarahan warga Palestina.
Pada hari Senin lalu, tepat ketika AS merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, 62 orang Palestina, termasuk lima anak-anak, tewas oleh tindakan pasukan Israel. Selain itu, lebih dari 2.700 orang terluka.
Para korban rata-rata terkena tembakan peluru tajam dan gas air mata dari pasukan Israel. Korban berjatuhan di wilayah perbatasan Gaza dan Israel.
KTT OKI di Istanbul dihadiri oleh beberapa kepala negara. Namun, Arab Saudi, tuan rumah OKI, hanya mengirim seorang pejabat senior kementerian luar negeri. Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) juga hanya mengirim menteri level rendah.
Berbicara di konferensi itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memandang Palestina sebagai simbol orang tertindas."Palestina "telah menjadi simbol bagi orang-orang yang tertindas di mana-mana," kata Sheikh Tamim yang mengutuk Israel karena "pembantaian brutal" terhadap para demonstran.
"Siapa di antara kita yang tidak tahu pengepungan yang diumumkan di Jalur Gaza dan hukuman kolektif terhadap penduduknya?," ujar Emir Qatar tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (19/5/2018).
Berbicara di konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hari Jumat, Erdogan mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan puluhan demonstran Palestina di Gaza.
"Mengambil tindakan bagi orang Palestina yang dibantai oleh bandit-bandit Israel adalah demi menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa umat manusia tidak mati," kata Erdogan kepada kelompok pemimpin Muslim yang berkumpul di Istanbul.
Presiden Turki menggambarkan pembunuhan pasukan Israel terhadap warga Palestina sebagai aksi premanisme, kekejaman dan teror. Dia juga menyalahkan pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) soal Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang turut memicu kemarahan warga Palestina.
Pada hari Senin lalu, tepat ketika AS merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, 62 orang Palestina, termasuk lima anak-anak, tewas oleh tindakan pasukan Israel. Selain itu, lebih dari 2.700 orang terluka.
Para korban rata-rata terkena tembakan peluru tajam dan gas air mata dari pasukan Israel. Korban berjatuhan di wilayah perbatasan Gaza dan Israel.
KTT OKI di Istanbul dihadiri oleh beberapa kepala negara. Namun, Arab Saudi, tuan rumah OKI, hanya mengirim seorang pejabat senior kementerian luar negeri. Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) juga hanya mengirim menteri level rendah.
Berbicara di konferensi itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memandang Palestina sebagai simbol orang tertindas."Palestina "telah menjadi simbol bagi orang-orang yang tertindas di mana-mana," kata Sheikh Tamim yang mengutuk Israel karena "pembantaian brutal" terhadap para demonstran.
"Siapa di antara kita yang tidak tahu pengepungan yang diumumkan di Jalur Gaza dan hukuman kolektif terhadap penduduknya?," ujar Emir Qatar tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (19/5/2018).
(mas)