Korut: Janji Denuklirisasi Bukan Hasil dari Sanksi AS!

Minggu, 06 Mei 2018 - 14:46 WIB
Korut: Janji Denuklirisasi...
Korut: Janji Denuklirisasi Bukan Hasil dari Sanksi AS!
A A A
SEOUL - Korea Utara menegaskan bahwa niatannya untuk melakukan denuklirisasi bukan hasil dari sanksi dan tekanan yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Korut pun memperingatkan AS untuk tidak menyesatkan opini publik.

Korut yang miskin telah terkena serangkaian sanksi PBB dan AS dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk mengendalikan program nuklir dan rudalnya.

Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in bersumpah melakukan "denuklirisasi penuh" semenanjung Korea dalam KTT antar-Korea pertama selama lebih dari satu dekade pada tanggal 27 April lalu. Tetapi deklarasi itu tidak termasuk langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan itu.

Kantor berita resmi Korut, KCNA, mengatakan Washington menyesatkan opini publik dengan mengklaim janji denuklirisasi adalah hasil dari sanksi dan tekanan lainnya.

"Amerika Serikat seharusnya tidak sengaja memprovokasi Korea Utara dengan bergerak untuk menyebarkan aset strategis di Korea Selatan dan mengangkat masalah hak asasi manusia," kata KCNA, mengutip seorang juru bicara kementerian luar negeri.

"Tindakan ini tidak dapat ditafsirkan sebaliknya dari upaya berbahaya untuk merusak suasana dialog yang hampir tidak dimenangkan dan membawa situasi kembali ke titik awal," kata juru bicara itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (6/5/2018).

KCNA mengatakan situasi tidak akan kondusif untuk menyelesaikan masalah denuklirisasi jika Washington salah mengkalkulasi "niat cinta damai" Korut sebagai tanda kelemahan dan terus mengejar tekanan dan ancaman militer.

Presiden AS Donald Trump, yang berencana untuk bertemu Kim Jong-un selama beberapa minggu ke depan, mengatakan ia akan mempertahankan sanksi dan tekanan pada Korut dan tidak akan mengulangi kesalahan dari pemerintahan sebelumnya. Ia mengatakan sikap kerasnya telah menyebabkan terobosan.

Trump mengatakan kepada konvensi tahunan National Rifle Association di Dallas pada hari Jumat bahwa ia telah menurunkan retorikanya guna mengantisipasi pembicaraan setelah melabelkan Jong-un "manusia roket" tahun lalu dan mengancamnya dengan "api dan kemarahan".

Sementara itu Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan Trump berhak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian atas usahanya untuk mengakhiri kebuntuan dengan Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 5.0661 seconds (0.1#10.140)