Lebanon Gelar Pemilu Parlemen Pertama Sejak 2009

Minggu, 06 Mei 2018 - 11:48 WIB
Lebanon Gelar Pemilu...
Lebanon Gelar Pemilu Parlemen Pertama Sejak 2009
A A A
BEIRUT - Lebanon akan melakukan pemilihan umum (pemilu) parlemen pada hari ini, Minggu (6/5/2018). Ini adalah pemilu parlemen pertama dalam hampir satu dekade.

Pemilu terakhir di negara itu terjadi pada tahun 2009, untuk kemudian seharusnya kembali digelat empat tahun kemudian. Tetapi parlemen memperpanjang masa jabatannya dua kali karena ketidakstabilan di negara tetangga Suriah, dan untuk mereformasi undang-undang pemilihan negara.

Hizbullah, kelompok bersenjata yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan lainnya, sedang berusaha meningkatkan perwakilan parlemennya.

Pemungutan suara untuk seluruh kursi parlemen yang berjumlah 128 akan dimulai pukul 07:00 waktu setempat dan berlangsung selama 12 jam.

Hasil resmi pemilu ini kemungkinan baru akan diumumkan pada Senin atau Selasa. Namun para analis memperkirakan rincia awal akan muncul pada Minggu malam.

Puluhan ribu warga Lebanon yang akan bepergian telah memberikan suara mereka awal pekan ini. Ini adalah untuk pertama kalinya pemungutan suara seperti itu untuk ekspatriat diizinkan. Perubahan ini disebabkan oleh sistem pemilihan baru yang digunakan.

Seperti disitat dari BBC, pemilu kali ini mengubah sistem pemungutan suara, mengurangi jumlah distrik, dan mengizinkan ekspatriat memberikan suara untuk pertama kalinya.

Pemilu kali ini menggunakan sistem proporsional berdasarkan daftar untuk pemungutan suara, dengan kursi didistribusikan di antara berbagai kelompok Kristen dan Islam.

Lebanon telah lama memiliki sistem politik pembagian kekuasaan antara berbagai denominasi agama. Jumlah kursi di parlemen terbagi antara Kristen dan Muslim, dan presiden, perdana menteri, serta ketua parlemen masing-masing harus berasal dari latar belakang agama tertentu.

Perdana Menteri saat ini Saad al-Hariri menyebabkan krisis politik yang signifikan pada bulan November, ketika ia melarikan diri dari negara itu ke Arab Saudi, mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato yang disiarkan televisi di mana ia mengatakan ia takut akan upaya pembunuhan terhadapnya.

Ia lantas "menangguhkan" pengunduran dirinya sendiri dua minggu kemudian setelah berbicara dengan Presiden Michel Aoun di Lebanon, dan menarik keputusanny pada bulan Desember.

Uni Eropa mengatakan telah mengerahkan para pengamat pemilu ke semua distrik pemilihan di Lebanon.

Masalah-masalah utama yang dihadapi parlemen yang baru terpilih nanti adalah termasuk nasib sejumlah besar pengungsi yang telah memasuki negara itu sejak pecahnya perang saudara Suriah, dan kesulitan ekonomi yang terus berlanjut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7285 seconds (0.1#10.140)