Bangsawan Inggris Minta Trump Berpidato di Parlemen
A
A
A
LONDON - Bangsawan Inggris mendesak Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk berpidato di depan parlemen pada kunjungannya bulan Juli nanti meskipun mendapat tentangan dari Ketua Parlemen.
Bangsawan konservatif Patrick Cormack, salah satu anggota parlemen terlama di Inggris, mengatakan bahwa sebagai pemimpin sekutu terpenting Inggris, Trump harus diizinkan untuk menyampaikan pidato ke Majelis Rendah Inggris.
"Pandangan pribadi saya sendiri tentang dia sama sekali tidak relevan - kami harus memberinya kesempatan untuk berbicara di Majelis Rendah Inggris," katanya seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/5/2018).
Presiden AS akan menantang protes massal saat mengunjungi London selama kunjungan kerjanya ke Inggris pada bulan Juli nanti yang telah diumumkan bulan lalu.
Ketua Majelis Rendah Inggris John Bercow mengatakan tahun lalu ia sangat menentang Trump berpidato dihadapan legislator. Ia menilai Trump sebagai seorang rasis dan seksis serta menambahkan bahwa orang-orang harus berusaha keras untuk mendapatkan haknya berpidato di Majelis Rendah Inggris.
Baca Juga: Ketua Majelis Rendah Inggris Tolak Trump Pidato di Parlemen
Laporan menyebut bahwa ada kemungkinan pemimpin AS itu berbicara di Royal Galery Parlemen, yang digunakan untuk acara-acara penting di mana seringkali dihadiri oleh anggota dua parlemen.
Ini akan membuat Trump mengikuti jejak Ronald Reagan dan Bill Clinton, yang keduanya berbicara kepada legislator Inggris selama masa jabatan mereka di Gedung Putih.
Norman Fowler, Ketua Dewan Bangsawan mengatakan sejak mengambil peran pada tahun 2016 ia telah menyambut baik Raja Spanyol dan Presiden Kolombia ke parlemen.
"Tidak ada percakapan yang terjadi antara Dewan Bangsawan dan Pemerintah Inggris mengenai Presiden Trump datang ke Royal Gallery," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
"Setiap permintaan baginya untuk berbicara di Royal Gallery akan dibahas jika dan ketika itu diterima," imbuhnya.
"Amerika Serikat adalah sekutu lama dan teman dari Kerajaan Inggris," ujarnya mengakhiri.
Kunjungan Trump, yang akan berlangsung pada 13 Juli, telah berulang kali ditunda di tengah serangkaian ketegangan diplomatik dan ketakutan kunjungan itu bisa dirusak oleh aksi protes besar-besaran.
Perdana Menteri Inggris Theresa May secara kontroversial menawarkan Trump kunjungan kenegaraan ketika ia menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjunginya tak lama setelah berkuasa di Gedung Putih. Tindakan May ini memprovokasi kegemparan di dalam negeri setelah larangan perjalanan presiden dari beberapa negara mayoritas Muslim.
Para anggota parlemen Inggris menyerukan pada May untuk menarik tawaran itu, sementara para pengunjuk rasa telah berjanji untuk turun dalam jumlah yang besar.
Bangsawan konservatif Patrick Cormack, salah satu anggota parlemen terlama di Inggris, mengatakan bahwa sebagai pemimpin sekutu terpenting Inggris, Trump harus diizinkan untuk menyampaikan pidato ke Majelis Rendah Inggris.
"Pandangan pribadi saya sendiri tentang dia sama sekali tidak relevan - kami harus memberinya kesempatan untuk berbicara di Majelis Rendah Inggris," katanya seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/5/2018).
Presiden AS akan menantang protes massal saat mengunjungi London selama kunjungan kerjanya ke Inggris pada bulan Juli nanti yang telah diumumkan bulan lalu.
Ketua Majelis Rendah Inggris John Bercow mengatakan tahun lalu ia sangat menentang Trump berpidato dihadapan legislator. Ia menilai Trump sebagai seorang rasis dan seksis serta menambahkan bahwa orang-orang harus berusaha keras untuk mendapatkan haknya berpidato di Majelis Rendah Inggris.
Baca Juga: Ketua Majelis Rendah Inggris Tolak Trump Pidato di Parlemen
Laporan menyebut bahwa ada kemungkinan pemimpin AS itu berbicara di Royal Galery Parlemen, yang digunakan untuk acara-acara penting di mana seringkali dihadiri oleh anggota dua parlemen.
Ini akan membuat Trump mengikuti jejak Ronald Reagan dan Bill Clinton, yang keduanya berbicara kepada legislator Inggris selama masa jabatan mereka di Gedung Putih.
Norman Fowler, Ketua Dewan Bangsawan mengatakan sejak mengambil peran pada tahun 2016 ia telah menyambut baik Raja Spanyol dan Presiden Kolombia ke parlemen.
"Tidak ada percakapan yang terjadi antara Dewan Bangsawan dan Pemerintah Inggris mengenai Presiden Trump datang ke Royal Gallery," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
"Setiap permintaan baginya untuk berbicara di Royal Gallery akan dibahas jika dan ketika itu diterima," imbuhnya.
"Amerika Serikat adalah sekutu lama dan teman dari Kerajaan Inggris," ujarnya mengakhiri.
Kunjungan Trump, yang akan berlangsung pada 13 Juli, telah berulang kali ditunda di tengah serangkaian ketegangan diplomatik dan ketakutan kunjungan itu bisa dirusak oleh aksi protes besar-besaran.
Perdana Menteri Inggris Theresa May secara kontroversial menawarkan Trump kunjungan kenegaraan ketika ia menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjunginya tak lama setelah berkuasa di Gedung Putih. Tindakan May ini memprovokasi kegemparan di dalam negeri setelah larangan perjalanan presiden dari beberapa negara mayoritas Muslim.
Para anggota parlemen Inggris menyerukan pada May untuk menarik tawaran itu, sementara para pengunjuk rasa telah berjanji untuk turun dalam jumlah yang besar.
(ian)